Lebaran 2019
Begini Keistimewaan Shalat Ied Idul Fitri 1440 H di Islamic Center Kota Samarinda, Yuk Datang Kesini
Nah, Badan Pengelola Islamic Center (BPIC), Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur telah siap menyelenggarakan shalat Idul Fitri 1440 H. Begini.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIMCO, SAMARINDA - Badan Pengelola Islamic Center (BPIC), Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur telah siap menyelenggarakan shalat Idul Fitri 1440 H, Rabu (5/6/2019) besok pagi.
Sejumlah persiapan telah dilakukan jauh hari, mulai dari pengamanan, hingga kebersihan masjid, termasuk ketersediaan air dan listrik.
"Jauh hari sudah kita siapkan. Air, listrik dan lainnya sudah siap. Semuanya sudah siap untuk pelaksanaan shalat Idul Fitri besok," ucap Humas BPIC, Agus Purnomo, Selasa (4/6/2019).
Lanjut dirinya menjelaskan, kendati saat shalat akan dijaga oleh Kepolisian, Satpol PP, dan petugas keamanan masjid.
Namun dirinya tetap meminta kepada jemaah untuk turut serta menjagaan keamanan barang masing-masing.
"Koordinasi dengan Kepolisian dan Satpol PP sudah kita lakukan, kita juga ada petugas keamanan sendiri. Tapi tetap harus saling menjaga," imbuhnya.
Nantinya, seluruh sisi masjid akan difungsikan. Mulai dari teras hingga halaman akan digunakan untuk shalat.
Sedangkan parkir kendaraan, akan dimaksimalkan di basement masjid.
Dirinya memperkirakan, Islamic Center yang merupakan salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara itu dapat menampung sekitar 50 ribu jemaah.
"Semua sisi kita fungsikan, tempat shalat sudah kita siapkan. Nanti akan ada petugas yang memandu penempatannya," ungkapnya.
Sementara itu, terkait dengan petugas shalat Idul Fitri 1440 H, pihaknya juga telah menyiapkan, termasuk petugas cadangannya.
Di antaranya yang bertugas, yakni KH Junaidi Maksum, pengasuh pondok pesantren Nurul Amin Samarinda akan bertindak sebagai khotib.

Bertindak selaku bilal, yakni H Muhammad Rafi'ie, sedangkan imam, yakni Ustadz Tubagus Syahroni.
Pengurus BPIC pun berharap agar jemaah dapat datang tepat waktu, akrena shalat akan dimulai sekitar pukul 06.30 Wita.
"Kalau bisa habis shalat subuh sudah menuju ke Islamic Center, agar tidak terlambat," pungkasnya.
Selain dihadiri ribuan jemaah, nantinya juga Gubernur Kaltim, Isran Noor, beserta pejabat daerah lainnya akan menjalankan ibadah shalat Idul Fitri di Islamic Center.
Polresta Samarinda akan Tindak yang Konvoi di Malam Lebaran 2019
Menyambut hari raya Idul Fitri 1440 H yang akan jatuh pada Rabu, 5 Juni 2019.
Biasanya umat muslim akan melaksanakan malam Takbiran menyambut hari raya Idul Fitri 1440 H, dengan melakukan konvoi di jalan raya, demi sambut Lebaran 2019 supaya lebih ramai nuansa Lebaran 2019.
Untuk menghindari terjadinya kemacetan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur akibat perayaan menyambut Lebaran 2019 dengan melakukan konvoi kendaraan Takbiran, Satlantas Polresta Samarinda akan melakukan pengamanan di sejumlah titik.
"Untuk pengamanan akan kita pusatkan di titik keramaian masyarakat khususnya tempat peribadatan, akan tetapi kita juga akan perkuat di jalur khususnya," ucap Kasat Lantas Polresta Samarinda, Kompol Erick Budi S, Selasa (4/6/2019).
Untuk melakukan pengamanan malam Takbiran, dari 700 personel gabungan yang akan dikerahkan pada malam Takbiran nanti, akan tersebar di sejumlah titik Kota Samarinda, yaitu :
Filter pengamanan pertama :
Di titik Jembatan Mahakam Seberang
SMP N 10
Simpang Air Putih
Simpang Bone
Simpang Vorvo
Filter pengamanan kedua :
Petugas gabungan akan melakukan penjagaan disepanjang jalur pada titik pertama, untuk memonitor kelancaran arus lalulintas dan antisipasi konvoi didalam kota.
Untuk titik pengamanannya sendiri, akan tersebar di beberapa titik seperti, di Jembatan Mahakam Seberang, Putar Balik dekat SMP 10, Simpang Air Putih.
Simpang Bone dan Simpang Vorvo, itu akan menjadi filter pertama kita terhadap kendaraan yang akan konvoi ke dalam kota.
Filter kedua, di sepanjang jalur kita tempatkan anggota untuk memonitor kelancaran arus lalu-lintas.
"Dan antisipasi konvoi di dalam kota," terangnya.
Kompol Erick Budi S menyebutkan, dalam proses pengamanan kali ini, akan melibatkan beberapa instansi.
"Untuk pengamanan nanti, kami melaksanakan bersama anggota gabungan dari berbagai instansi, dan tadi sore dilaksanakan apelnya di Mapolres. Anggota gabungan itu sendiri terdiri dari Polri, TNI, Dishub dan Satpol PP," sebutnya.
Sebagai pusat pengendalian personil, Satlantas Polresta Samarinda melakukan kordinasi melalui 2 titik Pos pengamanan, yang terdapat di Pos Pam depan Kantor Gubernur dan di Pos Yan Jalan. DI. Panjaitan.
"Pusat pengendalian personil ada di 2 titik. Yaitu di Pos Pam depan kantor gubernur dan Pos Yan di Jalan DI. Panjaitan," ungkapnya.
Dan apabila ada yang nekat melakukan konvoi pada malam Lebaran 2019, Satlantas Polresta Samarinda menyatakan, akan menindak tegas sesuai prosedur yang telah ditentukan.
Selain itu, untuk pelaksanaan Shalat Ied besok, Satlantas Polresta Samarinda juga akan melakukan pengamanan di lokasi yang digunakan untuk pelaksanaan Shalat Ied Idul Fitri 1440 H.
"Kita akan beri himbauan dan apabila diperlukan kita akan tindak tegas sesuai prosedur yang ada," tegasnya.
"Sudah ada ren pam khusus untuk itu, fokus utama pastinya ditempat yang berdasarkan perkiraan intelijen akan digunakan untuk sholat Ied," sebutnya singkat.
Hasil Sidang Isbat Kementerian Agama RI penentuan 1 Syawal 1440 Hijriah memutuskan hari raya Idul Fitri 1440 H/2019 M atau Lebaran 2019 jatuh pada Rabu (5/6/2019).
Hasil Sidang Isbat ini disampaikan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin.
Dikatakan Lukman, dari pemantauan 105 titik di Tanah Air hilal belum terlihat pada hari ini.
Tim rukyat Kementerian Agama tersebar di seluruh provinsi.
"Menyatakan tidak satupun di antara mereka yang melihat hilal. Maka dengan dua hal yang saya sebutkan, posisi hilal dibawah ufuk, maka bulan Ramadhan tahun ini digenapkan 30 hari. Artinya besok kita masih puasa. Dengan demikian 1 Syawal 1440 H jatuh pada Rabu, 5 Juni 2019," kata Lukman Hakim Saifuddin.
Kementerian Agama RI menggelar Sidang Isbat 1 Syawal 1440 Hijriah di Jakarta, Senin (3/6/2019).
Sebelumnya, dilansir laman resmi Kemenag RI, pakar astronomi dari Tim Falakiyah Kementerian Agama Cecep Nurwendaya menegaskan bahwa tidak ada referensi empirik visibilitas (ketampakan) hilal awal Syawal 1440H bisa teramati di seluruh wilayah Indonesia pada hari ini Senin (3/6/2019).
"Semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif. Hilal terbenam terlebih dahulu dibanding matahari," terang Cecep, Senin (3/6/2019).
Hadir dalam pemaparan jelang Sidang Isbat, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua MUI, dan Ketua Komisi VIII Ali Taher.
Hadir juga dalam kesempatan ini para duta besar negara sahabat, pimpinan ormas termasuk NU dan Muhammadiyah, pakar astronomi dari LAPAN dan Planetarium Boscha, serta para pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama.
Menurut Cecep, penetapan awal bulan hijriyah didasarkan pada hisab dan rukyat.
Proses hisab sudah ada dan dilakukan oleh hampir semua ormas Islam.
"Saat ini, kita sedang melakukan proses rukyat, dan sedang menunggu hasilnya," terang Cecep.
"Secara hisab, awal Syawal 1440 H jatuh pada hari Rabu. Ini informasi, konfirmasinya menunggu hasil Sidang Isbat, menunggu hasil laporan rukyat," tambahnya.
Dikatakan Cecep, rukyat adalah observasi astronomis.
Karena itu, lanjut Cecep, harus ada referensinya.
Cecep mengatakan bahwa kalau ada referensinya diterima, sedang kalau tidak berarti tidak bisa dipakai.
Lantas bagaimana posisi hilal 1 Syawal 1440H?
Berdasarkan data di Pelabuhan Ratu, posisi hilal awal Syawal 1440H atau pada 29 Ramadan 1440 H yang bertepatan dengan 3 Juni 2019, di Pelabuhan Ratu secara astronomis tinggi hilal: minus 0,56 derajat; jarak busur bulan dari matahari: 2,94 derajat; umur minus 40 menit 6 detik.
Pelabuhan Ratu termasuk paling tinggi.
Ijtimak di Pelabuhan Ratu terjadi sebelum matahari terbenam (qobla ghurub).
"Bulan terbenam dalam waktu 3 menit 6 detik sebelum matahari terbenam," kata Cecep.
Sementara itu, lanjut Cecep, dasar kriteria imkanurrukyat yang disepakati MABIMS adalah minimal dua derajat atau umur bulan minimal delapan jam. "Ini sudah menjadi kesepakatan MABIMS," tuturnya.
Sehubungan itu, kata Cecep, karena ketinggian hilal di bawah dua derajat bahkan minus, maka tidak ada referensi pelaporan hilal jika hilal awal Syawal teramati di wilayah Indonesia.
"Dari referensi yang ada, maka tidak ada referensi apapun bahwa hilal Syawal 1440H pada Senin ini teramati di seluruh Indonesia," tandas Cecep.
Selain itu, lanjut Cecep, juga tidak ada referensi empirik visibilitas hilal jika hilal awal Syawal teramati di wilayah Indonesia. (*)
Subscribe official YouTube Channel Tribun Kaltim
Ramalan Zodiak Hari Ini Selasa 4 Juni 2019, Gemini Bersenang, Leo Bersantai, Taurus Mesti Waspada!
Download Lagu MP3 Bertema Lebaran 2019, Sabyan Gambus Berjudul Idul Fitri, Nih Cara Download Lagu Ya
BREAKING NEWS - Hujan Baru Satu Jam, Kawasan Jalan Wonorejo Balikpapan Tergenang Air
Pengganti Ivan Kolev Dikabarkan Sudah Berada di Jakarta, Inikah Sosok Pelatih Baru Persija Jakarta?
Keluarga Bantah Penggerebekan Ifan Seventeen yang Videonya Jadi Viral, Penjelasan Soal Citra Monica