Kisah Nakhoda Kapal Penumpang ke Wilayah Hulu Kalimantan - Misran Beberkan Keindahan Mahakam
Pria berambut tipis berwarna putih bersandar tepat di sebelah kanan kemudi kapal.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani |
Kendati demikian hingga saat ini moda transportasi air ini tetap bertahan, di tengah zaman yang menuntut penghuninya serba cepat dan ringkas ini.
Menurut Misran, ada hal luar biasa yang tak bisa didapatkan orang-orang selain menggunakan kapal sebagai sarana transportasi menuju hulu Mahakam.
Adalah keindahan dan kehangatan menyusuri sungai Mahakam yang tak bisa mereka dapat bila pergi menggunakan jalur darat.
Kecepatan yang dibeli penumpang transportasi darat dibayar dengan debu dan jalan penuh lubang.
Berbeda dengan kapal, penumpang akan banyak disajikan panorama indah di sepanjang sungai Mahakam.
Mulai dari kemegahan sungai terlebar di Indonesia, melihat aktivitas masyarakat kampung ke kampung yang beragam, angin segar dan bau sungai yang dipercaya banyak orang menentramkan jiwa.
Belum ditambah suasana menjelang malam di atas kapal yang menawarkan kehangatan senja.
Cukup berdiri di bagian depan kapal, sambil merasakan rambut yang menari diterpa angin sungai.
Pemandangan kampung diselimuti langit kemerahan jadi teman yang cocok bagi segelas teh atau kopi hangat di tangan penumpang.

"Ya, kalau cepat-cepatan kita kalah sama darat. Tapi soal ketenangan, kenyamanan, dan keindahan, tetap nomor satu naik kapal. Di darat yang dilihat debu dan lubang aja," selorohnya sambil tertawa ringkas.
Untuk diketahui kapal penumpang Samarinda-Melak bisa mengangkut penumpang hingga 150 orang. Sementara untuk barang bisa menampung 10 hingga 20 ton.
"Barang sekarang lebih banyak yang diangkut, ketimbang penumpang. Musim-musiman. Musim mudik lebaran dan liburan baru ramai. Bisa angkut 150 kepala lalu libur, normalnya paling 40 kepala aja," bebernya.
Untuk barang karungan seperti beras dan gula, ditarif Rp350 ribu per ton. Sementara mie per kardus Rp3 ribu, sedangkan tabung gas Rp5 ribu per tabung. Bila terjadi masalah seperti kerusakan, ironisnya pihak kapal harus bersedia menggantinya.
"Basah berasnya misalnya, tanggung jawab. Kami ganti," tuturnya.
Belakangan diketahui, Kapal Motor (KM) Akbar Amanda yang dikemudikan Misran milik kakak kandungnya. Kemampuannya mengemudikan kapal sudah didapat dari kecil.