Kisah Nakhoda Kapal Penumpang ke Wilayah Hulu Kalimantan - Misran Beberkan Keindahan Mahakam

Pria berambut tipis berwarna putih bersandar tepat di sebelah kanan kemudi kapal.

TRIBUN KALTIM / MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI
H Misran (56), mantan pedagang sembako di Kukar yang banting setir jadi nakhoda kapal penumpang Samarinda-Kubar sejak 5 tahun yang lalu 

"Lulus SMA itu sudah bisa bawa kapal. Bapak dulu punya kapal, lihat-lihat saja orang tua, kakak, bawa kapal bagaimana. Langsung bisa coba-coba," kata bapak beranak 5 ini.

Butuh 6 drum BBM untuk perjalanan pulang pergi Samarinda-Melak. Sekitar 1.200 liter solar yang diperlukan.

Perjalanan Samarinda menuju Melak menghabiskan waktu sehari-semalam. Bila berangkat 07.00 Wita, sampai di Melak sekitar 03.00 Wita esok harinya.

"Kalau Long Bagun itu baru 3 hari, berangkat hari ini (Jumat) sampainya Senin," tuturnya.

Misran memiliki 3 anak buah kapal (ABK) yang membantu dirinya berlayar menyusuri sungai mahakam menuju hulu.

Tugas mereka selain membantu pelayaran juga dalam hal memasukkan barang-barang kiriman ke dalam lambung kapal.

Tampak mereka membuka papan demi papan yang jadi alas di bagian bawah kapal. Kemudian memasukkan barang-barang kebutuhan pokok yang rencananya dikirim ke hulu.

"Kalau kapal ke Long Bagun ABK bisa sampai 9 mereka, barang logistik mereka tentu lebih banyak daripada kami," tuturnya.

Musim mudik lebaran pun bagi Misran jadi berkah tersendiri, selain penumpang lebih banyak.

Pasokan barang yang diangkut kapalnya pun juga meningkat. Hal itu berbanding lurus dengan keuntungan yang didapat. Sehingga ia dan ABK bisa dapat uang lebih banyak dari biasanya.

"Pernah suatu ketika PP Samarinda-Melak, cuma cukup balikan modal minyak saja, saking sepinya. Tapi Alhamdulillaah hari ini sampai sore tadi sudah 36 penumpang pesan tiket besok, yang barang belum dihitung tapi beras, gula dan gas sudah mulai datang itu," ungkapnya.

Sebagai nakhoda kapal ia berharap pemerintah memberi perhatian terhadap potensi sepanjang sungai mahakam.

Perjalanan menuju hulu bukan hanya sekadar jadi sarana orang pulang kampung.

Keindahan yang ditawarkan bisa jadi potensi pariwisata daerah.

Faktanya beberapa kali wisatawan baik lokal maupun maca negara naik di atas kapalnya.

Menurut mereka yang datang untuk menjelajah Kaltim, naik kapal menyusuri sungai Mahakam jadi tujuan sebelum menginjakkan kaki di Kalimantan Timur. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved