Kuliner

Gandrung Makanan Pedas? Beginilah Sejarah Cabai Berasal Hingga Bisa Sampai di Lidah Warga Nusantara

Ada yang suka makanan rasa pedas, selain gugah selera tentu saja kenikmatan kuliner yang ada cabai jadi lebih menantang. Tapi inilah cabai, kuliner ok

Editor: Budi Susilo
Tribunkaltim.co/budi susilo
Sudirman (bertopi), pedagang cabai di Pasar Pandansari, Kota Balikpapan sedang memilah cabai yang layak untuk dijual ke konsumen, Senin (9/1/2017).Ada yang suka makanan rasa pedas, selain gugah selera tentu saja kenikmatan kuliner yang ada cabai jadi lebih menantang. Tapi inilah cabai, kuliner ok. 

Inflasi yang terjadi pada periode ini disebabkan oleh peningkatan permintaan yang bersifat situasional hari besar keagamaan yaitu Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1440H.

Secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan mencatatkan angka sebesar 3,34% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,32% (yoy) dan Provinsi Kalimantan Timur sebesar 3,04% (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Bimo Epyanto mengatakan, Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi Mei 2019 didorong oleh kelompok Bahan Makanan yang memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,48% (mtm), dipicu oleh melonjaknya harga komoditas holtikultura dan sayuran terutama tomat sayur, cabai rawit dan ikan.

"Karena kendala terbatasnya pasokan dari daerah pemasok dan kenaikan biaya distribusi sebagai dampak kondisi cuaca yang kurang kondusif. Di samping itu, peningkatan harga daging dan telur ayam ras dipengaruhi meningkatnya permintaan.," kata Bimo Epyanto.

Selanjutnya, pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar menjadi kontributor inflasi terbesar kedua pada Mei 2019 dengan andil sebesar 0,10%, yang disumbang oleh kenaikan tarif sewa rumah.

Menurut Bimo Epyanto, peningkatan biaya sewa rumah di Kota Balikpapan dialami setiap tahun sebagai bentuk penyesuaian terhadap kenaikan UMK dan biaya hidup di Kota Balikpapan.

"Pada kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau terpantau menyumbang inflasi sebesar 0,08% disebabkan meningkatnya permintaan di bulan Ramadan terhadap kue kering, soto, dan gula pasir serta penyesuaian harga air kemasan dan rokok," ujar Bimo Epyanto.

Sementara itu, kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan turut memberikan andil inflasi sebesar 0,06% didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara.

Ke depan, terdapat beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberi tekanan inflasi, diantaranya: Libur tahun ajaran baru yang berpotensi memicu kenaikan harga tiket pesawat.

Baca Juga;

BREAKING NEWS: Warga Kota Balikpapan Tewas di Jalan, Motornya Ditendang Lalu Dipukul Pakai Besi

TERPOPULER - Heboh Video Mesum Oknum Bidan Tanpa Busana Hingga Gunakan Timun Untuk Puaskan Nafsu

Tingginya curah hujan berpotensi mengganggu distribusi bahan pangan. Risiko memasuki musim kemarau pada daerah sentra produksi terutama di pulau Jawa, dan potensi kenaikan biaya pendidikan.

Sebagai upaya pengendalian inflasi daerah dan memitigasi tekanan risiko inflasi, kata Bimo Epyanto, Tim Pengendalian Inflasi daerah (TPID) Kota Balikpapan telah mengambil beberapa upaya pengendalian harga terutama menghadapi kenaikan harga pada bulan Ramadan dan mejelang Idul Fitri 2019 beberapa waktu lalu.

"Diantaranya, melakukan pemantauan komoditas secara berkala melalui sistem Pusat Informasi Harga Pangan Strategis dan sidak pasar," kata Bimo Epyanto.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved