Kisah Legenda Juventus dan Prancis, Michel Platini, Sang Raja yang Kini jadi Pesakitan
Gol yang dibuat Michel Platini itu menjadi satu-satunya yang tercipta pad apertandingan itu dan berhasil membuat Juventus
Penulis: Januar Alamijaya |
TRIBUNKALTIM.CO - Pendukung Juventus di stadion Heysell bersorak ketika pada menit ke 56 Michel Platini berhasil mengeksekusi penalti ke gawang Liverpoll dalam partai final Piala champions 29 Mei 1985.
Gol yang dibuat Michel Platini itu menjadi satu-satunya yang tercipta pada pertandingan itu dan berhasil membuat Juventus membawa Piala Champions ke tanah Italia.
Gol itu sekaligus menjadi pelipur lara bagi pendukung Juventus, karena beberapa saat sebelum pertandingan rekan mereka sesama suporter menjadi korban keributan antar suporter yang kemudian dikenal dengan nama tragedi Heysell.
Michel Platini sontak menjadi pahlawan Juventus ketika itu karena mampu memberikan kehagiaan di tengah duka yang menyelimuti Juventus.
Setahun sebelumnya, Michel Platini juga menjadi pahlawan bagi negaranya.
Saat itu pemain berjulukan Le Roi atauy Sang Raja ini membawa Prancis untuk pertama kalinya meraih Piala Eropa.
Dalam final yang berlangsung Parc des Princes Paris, Prancis, Michale Platini dan kawan-kawan menggasak Spanyol dengan skor 2-0 dan memboyong Piala Eropa ke tempat asalnya.
Dekade 1980an memang menjadi masa keemasan bagi Michel Platini.
Tak hanya di klubnya, Juventus, bersama Prancis, Michel Platini juga memboyong sejumlah penghargaan.
Seusai meraih Piala Eropa 1984, kegemilangan Michel Platini di Piala Dunia 1986 berlanjut dengan meraih posisi ke 3.
Seusai pensiun pada 1988, aktivitas Michel Platini tak jauh-jauh dari sepak bola.
Dirinya kemudian menjabat sebagai pejabat UEFA. Ia bertugas di Komite Pengembangan Teknis UEFA sejak 1998 hingga 1990.
Karier Michel Platini di UEFA semakin moncer.
Selain memangku jabatan di ototritas sepak bola Eropa, Michel Platini juga tercatat menjadi Presiden Federasi Sepakbola Prancis (FFF).
Puncaknya pada tahun 2007, Michel Platini berhasil mendepak kepemimpinan Lennart Johansson yang sudah berkuasa di UEFA selama 17 tahun.
Dirinya kemudian menjabat sebagai Presiden UEFA hingga 2015.
Namun sebagaimana roda pedati, kehidupan juga terus berputar.
Selasa (18/9/2019) pecinta sepak bola dikejutkan dengan kabar ditangkapnya Michel Platini.
Ia disangkakan terlibat dalam suap penunjukan tuan rumah Piala Dunia 2022 yang dimenangkan oleh Qatar.
Desas-desus keterlibatan Michel Plaini dalam skandal ini sebenarya sudah tercium sejak tahun 2016.
Hal itulah yang membuat ia memilih membatalkan niatnya maju sebagai Presiden FIFA.
Melansir dari Superball.id, pemain yang pernah membawa Juventus meraih Piala Champions ini ditangkap pada Selasa (18/6/2019).
Michel Platini ditangkap karena kasus pemberian tuan rumah Piala Dunia kepada Qatar pada 2022, seperti dilansir BolaSport.com dari media Prancis, Mediapart.
• Mantan Presiden UEFA, Michel Platini Ditangkap Terkait Penunjukan Tuan Rumah Piala Dunia
• Qatar Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Piala Dunia Antar Klub Sebelum Perhelatan Piala Dunia 2022
Laporan dari Mediapart mengklaim jika Michel Platini saat ini telah ditahan dan dibawa ke Kantor Anti-Korupsi dan Pelanggaran Keuangan Prancis (OCOCLCIFF) pada Selasa (18/6/2019) pagi waktu setempat.
Qatar memang telah ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia sejak 2010 oleh FIFA, namun ada banyak kontroversi soal keputusan tersebut.
Beberapa tuduhan korupsi yang dilakukan FIFA muncul, membuat semakin meragukan keabsahan penunjukkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Michel Platini menjabat sebagai Presiden UEFA pada 2007 hingga 2015.
Pada 2015, saat ia akan mencalonkan diri sebagai presiden FIFA, Michel Platini malah terbukti bersalah dalam sebuah kasus yang menyeret Sepp Blatter juga kala itu.
Akibatnya, Michel Platini akhirnya diskorsing oleh Komisi Etik FIFA dan dilarang berkecimpung di dunia olahraga hingga 2023.
Melansir dari Kompas.com, sanksi tersebut kemudian dikurangi menjadi empat tahun setelah Platini mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Sanksi untuk Platini diketahui berakhir pada bulan Maret 2019.
Namun, para penyelidik yang memimpin perang melawan korupsi di sepak bola telah menangkapnya karena dicurigai terlibat korupsi saat proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022.
Hingga berita ini ditulis, Platini sudah dibawa ke Kantor Anti- Korupsi Kepolisian Yudisial (OCLCIFF) untuk diinterogasi.
Kontroversi Michel Platini
Michel Platini merupakan sosok penuh kontroversi.
Peraih Ballon d'Or semasa aktif bermain sepak bola ini, pernah mengaku 'mengatur' pertandingan Piala Dunia 1998 di Prancis.
Cara 'curang' tersebut membantu Les Blues menjadi kampiun Piala Dunia 1998.
“Ketika kami mengatur jadwal, kami menggunakan tipuan kecil,” ujar Michel Platini dikutip BolaSport.com dari France Bleu pada Mei 2018 silam.
“Jika kami selesai di puncak grup kami dan Brasil selesai di puncak grup mereka, kami tidak dapat bertemu sebelum final," kata Platini menambahkan.
Michel Platini pun menjelaskan bahwa pengaturan ini juga melihat faktor laga final ideal.
“Ketika Anda sebagai tuan rumah, Anda dapat memperoleh manfaat dari hal-hal ini. Kami tidak melalui kerumitan mengatur Piala Dunia selama enam tahun untuk tidak terlibat dalam tipuan kecil ini," ujar Michel Platini.
• Piala Dunia 2022 Qatar Batal Pakai Format 48 Kontestan, Ini Pertimbangan FIFA
• Ini Jumlah Dana yang Dipersiapkan Qatar untuk Perhelatan Piala Dunia 2022
“Apakah Anda pikir yang lain tidak melakukannya untuk Piala Dunia mereka? Anda pikir begitu? Prancis-Brasil di final Piala Dunia, itu adalah impian setiap orang," ucap peraih gelar Ballon d'Or tiga kali berturut ini.
"Itu tidak sulit, jika Prancis berada di Grup A dan Brasil berada di ... Grup L, Grup F, saya tidak tahu ... jika mereka berdua menyelesaikan pertama mereka tidak dapat bertemu ... itu saja, itu sederhana," ujar eks-pemain Nancy dan Juventus ini.
Subscribe official Channel YouTube:
BACA JUGA:
Sandra Dewi Hamil Besar tapi Unggahannya Ini Bikin Protes Rekan Selebriti Lain, 'Still Size S'
Hary Tanoesoedibjo Dikabarkan Beli Rumah Seharga Rp 119 Triliun Milik Donald Trump di Beverly Hills
Isu Polri Bakal di Bawah Kementerian, Mantan Kapolda Kaltim Ini Usul Kalau Mau Buat Kementerian Baru
Cemburu, Pria Ini Bakar Istrinya Hidup-hidup, Sempat Dirawat Tapi Akhirnya Meninggal Dunia
Sama-sama Menderita Penyakit Mematikan, Jody Super Bejo Ajak Agung Hercules Saling Mendoakan