Terbatasnya Infrastruktur Desa Ini di Paser, Lintasan Buruk, 2 Ibu Hamil Terpaksa Bersalin di Jalan

Keberadaan infrastruktur Jalan di Desa Lomu sangat dibutuhkan sebagai akses mobilitas warga dari dalam Desa Lomu dan dari luar desa.

Editor: Budi Susilo
Tribunkaltim.co/HO Kades Domu
Kondisi jalan provinsi antara Mengkudu dan Desa Lomu di Kabupaten Paser yang buruk belum layak dipakai pada Rabu (12/6/2019). Situasi seperti inilah yang kemudian kadang membuat pelintas jalan menginap di lokasi, tidak kuat sudah terkuras energi lebih memilih tidak lanjutkan perjalanan. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER – Sampai sejauh ini, di pertengahan tahun 2019, masih saja ada tempat tinggal atau perkampungan desa dalam kondisi yang prihatin dan mengkhawatirkan. 

Sebagai contoh kondisi infrastrukturnya. Ada Jalan-jalan di Desa Lomu, Kecamatan Bau Engau, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur bisa dibilang sangat buruk, tidak layak untuk dilintasi, hal ini membuat warga pun mengalami kesulitan. 

Hal ini dibenarkan oleh Plt Kepala Desa Lomu, Riisno saat berbincang dengan Tribunkaltim.co pada Kamis (20/6/2019) sore.

Keberadaan jalan di Desa Lomu sangat dibutuhkan sebagai akses mobilitas warga dari dalam Desa Lomu dan dari luar desa. 

Buruknya infrastruktur jalan tersebut membuat derita masyarakat setempat, satu di antaranya, terlambatnya warga saat akan dirawat ke rumah sakit saat dibawa dari rumah. 

Kasusnya ada ibu yang sedang hamil, akan segera mengeluarkan jabang bayi tetapi karena di perjalanan terkendala jalan rusak maka belum sampai di rumah sakit, kandungan di perut pun sudah mengeluarkan isi. 

"Benar. Sudah dua kali ada ibu hamil melahirkan di jalan. Keduanya, si ibu hamil adalah warga Desa Lomu," ujar Riisno.

Kali ini masyarakat Desa Lomu, sudah mempercayakan sepenuhnya kepada pihak rumah sakit saat akan melakukan proses persalinan.

"Kan Ibu hamil tidak boleh melahirkan di rumah, jadi mau dibawa ke Pusban atau Puskemas," tegasnya. 

Namun kendala jalan rusak, harapan bisa ditangani dan dirawat oleh rumah sakit ternyata hanya sebatas mimpi semata. Belum tiba di rumah sakit, sudah melahirkan lebih dahulu. 

Sejauh ini Desa Lomu memang masih butuh perhatian, masih banyak lintasan jalan yang belum layak. Kasus ibu hamil mengalami proses persalinan di jalan menuju ke rumah sakit disebabkan kondisi jalan yang rusak parah. 

Biasanya, ungkap Riino, pihak petugas kesehatan yang lakukan jemput bola, menghampiri ke orang-orang yang butuh pertolongan perawatan dan pengobatan dari tim medis. 

"Petugas kesehatan yang jemput bola, datang ke lokasi lewati jalan rusak," katanya.

Infrastruktur di Desa Lomu itu yang menuju ke arah rumah sakit memang rusak parah, ini dirasakan dari Mengkudu hingga ke Desa Aru di Kecamatan Tanjung Harapan, Paser. Kondisi jalan di kawasan ini buruk, sangat tidak layak.

Selain itu, jelas Riino, seusai di Desa Lomu, masuk wilayah Desa Pengguren yang di lokasi ini ada gedung sekolah seperti Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Pertama. 

Biasanya, tambah Riino, masyarakat Desa Pengguren dan desa sekitarnya di Kecamatan Tanjung Harapan, lebih sering menghindari jalan rusak. Lokasi langganannya itu di area kebun sawit perusahaan. 

"Bisa lewat kebun sawit perusahaan, masuk dari daerah Kalimantan Selatan, memutar untuk hindari jalanan rusak," katanya.

Masyarakat desa sangat butuh sekali jalan yang mulus, layak dan aman, demi menggiatkan perekonomian masyarakat desa setempat di Kabupaten Paser

Dan tuturnya lagi, jalanan rusak memberikan hambatan bagi proses pembangunan desa yang sudah di program oleh pemerintah Kabupaten Paser.

“Susah bawa hasil pertanian ke luar, memasukan material bahan bangunan yang diprogram desa juga susah. Bagaimana desa kita bisa maju,” tegasnya. 

Apalagi anak-anak desa yang ingin pergi ke sekolah pun tentu terkendala jalanan rusak. 

“Iya susah anak-anak berangkat sekolah. Untungnya ini masih libur. Yang rusaknya antara Lomu-Mengkudu, yang paling parah di HTI, disana orang-orang sering menginap di jalan. Yang dari atas (Pengguren dan desa-desa Kecamatan Tanjung Harapan) bisa memutar lewat Selatan (Kalimantan Selatan, jalan kebun sawit),” tuturnya.

Tak soal infrastruktur jalan saja yang dianggap buruk, ternyata jariangan telekomunikasi pun layaknya barang langka, sudah untuk diperoleh.

Riino yang terus mencoba komunikasi melalui telepon seluler atau ponsel pun kesulitan mendapat sinyal.

Setiap melakukan komunikasi melalui ponsel, selalu saja secara spontan putus sambungan.

Hal ini membuat komunikasi pun tidak berjalan secara intens, hilang konsentrasi dalam berbicara melalui ponsel. 

Jaringan komunikasi telepon selular di Desa Lomu Kecamatan Batu Engau selalu kembang kempis, mati hidup dan hidup mati.

Dia pun sangat berharap, perlu ada perhatian penuh terhadap keberadaan desanya yang masih butuh banyak perbaikan supaya menjadi hal yang sempurna. (*)

Subscribe official Channel YouTube:

BACA JUGA:

Yusril Pertanyakan Data Kecurangan 22 Juta Suara Saat Jaswar Koto Bersaksi, Begini Faktanya

5 Rekomendasi Drama Korea Romantis Tayang Juli 2019, Cha Eun Woo di Rookie Historian Goo Hae Ryung

Kevin Aprilio Terjerat Utang hingga 17 Miliar, Ini Orang yang Membantunya Bangkit dari Kebangkrutan

Ini Rekam Jejak Marsudi Wahyu Kisworo, Ahli yang Dihadirkan KPU, Profesor IT Pertama Indonesia

Golkar Kirim Sinyal Keberatan Partai Gerindra Bergabung ke Koalisi Jokowi-Maruf, Ini Kata Airlangga

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved