Laka Maut di Tol Cipali

Polisi Temukan Barang Bukti Penting Baru di Kecelakaan Maut Tol Cipali, Penyelidikan Berlanjut

Polres Majalengka menemukan barang bukti baru kasus kecelakaan maut di Tol Cipali. Laka maut bus Safari Lux Salatiga ini menewaskan 12 orang

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNNEWS/HO/SATLANTAS POLRES MAJALENGKA
Anggota Polres Majalengka bersama petugas penyelamat mengevakuasi kendaraan yang mengalami kecelakaan di Tol Cipali KM 150, Senin (17/6/2019). Sebanyak 12 orang tewas setelah mengalami tabrakan maut di Tol Cipali pada Senin 17 Juni 2019 dini hari. 

TRIBUNKALTIM.CO - Polres Majalengka menemukan barang bukti baru dalam kecelakaan maut di Tol Cipali.

Diketahui, kecelakaan tersebut dialami bus Safari Lux Salatiga, yang menewaskan 12 orang.

Barang bukti tersebut adalah hanphone.

Handphone ditemukan kepolisian saat melakukan pemeriksaan terhadap bus Safari Lux Salatiga yang terlibat kecekaan maut di Tol Cipali, Jawa Barat.

Handphone tersebut diduga milik sopir bus yang ikut menjadi korban dalam kecelakaan maut tersebut.

Satreskrim Polres Majalengka menemukan handphone tersebut, Kamis (20/6/2019).

Kapolres Majalengka AKBP Mariyono mengatakan, penemuan tersebut dilakukan saat kepolisian melakukan olah TKP terhadap barang bukti sebuah Bus Safari Lux Salatiga.

Dirinya menyampaikan, handphone tersebut ditemukan di dalam bus, tepatnya di kursi bagian depan.

"HP ini milik Roni, sang sopir Bus. Ditemukan di depan," ujar AKBP Mariyono saat konferensi pers, Jumat (21/6/2019).

Lanjut AKBP Mariyono, handphone tersebut masih dalam keadaan bisa menyala sehingga nantinya pihak kepolisian akan menindaklanjuti isi handphone tersebut.

"Bakal ada penyelidikan lebih lanjut terkait barang bukti HP ini," ucap AKBP Mariyono.

Diketahui, Kecelakaan maut terjadi di ruas Tol Cipali KM 150+900 Senin (17/6/2019) dini hari.

Diduga sopir Bus Safari Lux Salatiga terus menggunakan telepon selulernya untuk berkomunikasi kepada seseorang.

Seorang penumpang bus, Amsori yang kini menjadi tersangka berprasangka bahwa dirinya akan dibunuh oleh sang sopir. 

Hingga akhirnya, Amsori merebut kendali sopir.

Kecelakaan pun tak bisa terhindarkan dengan mengakibatkan 12 orang meninggal dunia.

Korban kecelaan bus di tol Cipali tengah mendapatkan perawatan.
Korban kecelaan bus di tol Cipali tengah mendapatkan perawatan. (Tribun Jabar)

Kronologi

Penyebab kecelakaan lalu lintas di KM 150+900 Tol Cipali, Senin (17/6/2019) dini hari dipicu seorang penumpang yang menyerang sopir bus bernomor polisi H 1469 CB.

Kepolisian hingga saat ini masih berupaya mengumpulkan keterangan saksi terkait kecelakaan lalu lintas yang menewaskan 12 orang tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun tribunnews.com, peristiwa bermula ketika bus sedang melaju dari arah Jakarta menuju Cirebon.

Tiba-tiba seorang penumpang bernama Amsor (29) menyerang sopir bus.

Penumpang yang diketahui bekerja sebagai sekuriti Gandaria Tower Jakarta tersebut kepada polisi mengaku dirinya menyerang sang sopir karena sopir dan kenek bus ingin membunuhnya.

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Sufahriadi mengatakan niat tersebut diketahui Amsor setelah mendengar perbincangan telepon sopir dan kenek bus.

Setelah mendengar percakapan itu, Amsor langsung menyerang sopir bus.

"Dari pengakuannya itu sopir dan kenek bus ingin membunuhnya," ujar Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi kepada wartawan Tribun Jabar.

Saat menyerang sang sopir, Amsor mengaku berupaya mengambil alih kemudi bus.

Sopir pun tak tinggal diam, ujungnya sopir dan Amsor pun berebut kemudi.

Akibat aksi Amsor tersebut bus pun hilang kendali.

Bus yang semula berada di jalur arah Cirebon menerobos median jalan dan memasuki jalur arah Jakarta.

Kemudian, bus itu menabrak mobil Innova bernopol B 168 DIL.

Mobil truk pengangkut ayam yang berada di belakang Innova berhasil menghindar sehingga tidak terjadi tabrakan.

Namun, di belakang truk pengangkut ayam bernomor polisi R 1436 ZA itu, ada mobil Expander yang sedang melaju dan tak bisa menghindar.

Akibatnya, mobil Expander bernopol B 8137 PI menabrak bus.

Enam orang penumpang mobil Expander meninggal dalam peristiwa nahas tersebut.

Tiga orang penumpang mobil Innova juga bernasib sama.

Selain itu, tiga penumpang bus juga menjadi korban tewas atas kejadian tersebut.

Mobil Xpander yang hancur lebur setelah tabrakan di Tol Cipali
Mobil Xpander yang hancur lebur setelah tabrakan di Tol Cipali (tribunjabar/eki yulianto)

Sosok Amsor

Amsor diketahui berprofesi sebagai sekuriti di Gandaria Tower Jakarta.

Ia merupakan warga Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.

Menurut tetangga Amsor di Cirebon, Nurkhotimah (37), Amsor menjadi sosok pendiam setelah bekerja di Jakarta.

Amsor yang semula sering bergaul, tiba-tiba memilih berdiam diri di rumah saja bila pulang dari Jakarta.

"Kerja di Jakarta itu baru beberapa bulan, sebelumnya satpam di Cirebon, pindah-pindah kerjanya," ujar Nurkhotimah dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (18/6/2019).

Menurut dia, saat pulang ke Cirebon Amsor jarang terlihat keluar rumah.

Namun, teman-temannya masih sering berkumpul di rumahnya saat ia pulang.

"Orangnya baik, dari dulu sampai sekarang kalau ketemu pasti menyapa," kata Nurkhotimah.

.

Kecelakaan Maut Tol Cipali yang Tewaskan 12 Orang Berdampak Luas, Ini yang Akan Dilakukan ke Sopir

Berstatus Penumpang, Pria 29 Tahun jadi Tersangka Laka Maut di Tol Cipali, Dijerat Pasal Pembunuhan

Sosok setia kawan

Mukhlas (29), teman masa kecil Amsor mengaku kaget saat mendengar peristiwa kecelakaan maut di Tol Cipali.

"Saya kenal dia dari SD, kaget banget pas dengar kabar soal Amsor," kata Mukhlas (29), teman sekaligus tetangga Amsor kepada Tribun Jabar, Selasa (18/6/2019).

Ia yang sejak kecil sering bermain dengan Amsor mengaku sama sekali tak menyangka atas peristiwa yang menimpa sahabatnya.

Bahkan, Mukhlas pun tak bisa tidur setelah melihat berita mengenai Amsor di YouTube.

"Baru bisa tidur pas menjelang Subuh, kepikiran Amsor terus soalnya," ujar Mukhlas.

Menurut dia, sejak kecil Amsor merupakan sosok yang setia kawan.

Ia dan Amsor selalu masuk sekolah yang sama dari SD hingga SMP.

Bahkan, Amsor yang telah masuk SMA pun sering mengajak Mukhlas bermain bersama meski ia tak melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya.

"Saya enggak lanjut SMA, tapi tetap sehari-hari main bareng teman-teman SMA Amsor" kata Mukhlas.

Kasat Lantas Polres Purwakarta AKP Arman mengevakuasi pemudik melahirkan di Tol Cipali ke Rumah Sakit.
Kasat Lantas Polres Purwakarta AKP Arman mengevakuasi pemudik melahirkan di Tol Cipali ke Rumah Sakit. (Istimewa)

 Merasa diikuti sesuatu

Ketua RT 1/RW 2 Kelurahan Watubelah, Rusbandi, mengaku telah mendengar kabar warganya yang menjadi tersangka dalam kasus kecelakaan maut di Tol Cipali.

"Tadi malam adiknya, Emah, ke rumah minta surat pengantar untuk klaim asuransi Jasa Marga," ujar Rusbandi saat ditemui di kediamannya, Selasa (18/6/2019).

Ia mengatakan, kala itu Emah sempat bercerita mengenai peristiwa yang menimpa kakaknya.

Amsor diketahui sudah bekerja sebagai petugas keamanan di Gandaria Tower Jakarta sejak 6 bulan lalu.

Menurut dia, Amsor merasa tidak tenang karena ada rekan kerjanya yang tidak menyukainya.

Bahkan, Amsor menaiki bus tersebut karena ingin pulang kampung kembali ke keluarganya.

"Kata adiknya itu Amsor seperti ada yang mengikuti, dibayang-bayangi sesuatu," ujar Rusbandi.

Ia mengatakan, perasaan tersebut dirasakan Amsor sejak berangkat menuju Cirebon.

Bahkan, Amsor merasa seperti ingin dibunuh sehingga merasa was-was dan ketakutan.

Saat perjalanan itu, Amsor mendengar kenek dan sopir bus terlibat percakapan telepon.

"Di obrolan itu, Amsor mendengar sopir dan kenek bus terlibat rencana pembunuhannya," kata Rusbandi.

Karenanya, Amsor pun nekat menyerang sopir bus dan mencoba mengambil alih kemudi.

Nahas, bus yang melaju dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah itu oleng dan menyeberang jalur sebelahnya hingga menabrak kendaraan lainnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved