BPBD Koordinasi dengan Polisi soal Kebutuhan Anjing Pelacak Dalam Pencarian Korban Tertimbun Longsor
Terdapat tiga unit excavator, tiga unit dump truck, dan satu unit dozer, yang dikerahkan dalam proses pencarian.
Penulis: Christoper Desmawangga |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Upaya pencarian terhada dua pekerja tambang yang terkubur digalian batu bara terus dilakukan.
Bahkan, tim pencarian yang dikomandoi oleh BPBD Kota Samarinda telah berkoordinasi dengan Kepolisian untuk mengerahkan anjing pelacak pada proses pencarian.
Keberadaan anjing pelacak guna mengendus bau korban sangat dibutuhkan, mengingat hingga hari ke lima pencarian, belum juga ditemukan titik korban terkubur.
"Kita sudah koordinasi dengan Brimob, tapi tidak bisa untuk lacak korban. Memang ada anjing pelacak, tapi khusus untuk narkotika," ucap Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Samarinda, Ifran, Kamis (4/6/2019).
Benar saja, di Samarinda terdapat tiga anjing dari Unit K-9 yang dimiliki Polresta Samarinda, dan dua anjing milik BNNP Kaltim.
Pihaknya juga telah mengontak sejumlah komunitas anjing. Namun, lagi-lagi pihaknya tidak mendapatkan anjing yang mampu melacak keberadaan korban.
"Komunitas anjing ada, tapi tidak terlatih untuk pencarian mayat," jelasnya.
Sejauh ini, proses pencarian hanya mengandalkan penggalian di pinggir area longsor.
Terdapat tiga unit excavator, tiga unit dump truck, dan satu unit dozer, yang dikerahkan dalam proses pencarian.
"Penggalian kita lakukan dengan excavator. Saat ini penggalian hanya dilakukan di area pinggir, tidak bisa ke tengah, mengingat tanah masih belum stabil, dan berlumpur," ungkapnya.
Namun demikian, pencarian secara manual juga dilakukan.
Terdapat delapan personel yang secara bergantian melakukan pencarian disekitar titik yang diduga tempat korban terkubur.
"Ada 8 orang, kita bentuk kelompok, masing-masing 2 orang. Mereka menjelajah di sekitar area longsor, syukur-syukur bisa mencium bau korban," kata Ifran.
Setiap harinya, tim pencarian yang terdiri dari BPBD Kota Samarinda, TNI, Polri, unsur relawan, dan beberapa pekerja, beserta kerabat korban melakukan pencarian dimulai pukul 08.00 sampai 17.00 Wita.
"Setiap harinya seperti itu jadwal pencarian, malam kita hentikan aktivitas pencarian. Kita tetap fokus pada pencarian korban, yang jelas di dalam ini ada korban, hanya waktu saja untuk menemukan," pungkasnya.
Hari Kelima Pencarian Masih Nihil
Hari kelima pencarian korban tertimbun longsor di tambang batu bara PT MTA, RT 15, Kelurahan Makroman, Kecamatan Sambutan, belum mengalami kemajuan.
Sejauh ini, pencarian terhadap dua korban dikomandoi oleh BPBD Kota Samarinda, Polri, TNI, bersama unsur relawan, dan beberapa pekerja tambang batu bara.
Pencarian dilakukan dengan menggali area yang longsor serta penyisiran secara manual, guna mencari titik keberadaan korban.
Sejauh ini tim pencarian hanya melakukan penggalian di pinggir lokasi longsor.
Sedangkan korban diduga tertimbun di sekitar pertengahan lokasi longsor yang luasnya mencapai kurang lebih 2 Hektare.
Tidak dilakukannya penggalian di sekitar tengah area, lebih dikarenakan faktor keamanan, karena hingga saat ini tanah masih tidak stabil.
Terlebih kondisi tanah yang berlumpur.
"Tidak bisa ke tengah, karena tanah masih bergerak dan tanah berlumpur. Kita tidak ingin ada korban lagi," ucap Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Samarinda, Irfan, Kamis (4/7/2019).
Sebelum terjadi longsor, kedalaman lubang mencapai 15 meter. Setelah terjadinya longsor, diperkirakan mencapai 20 meter.
Terdapat tiga unit exavator, tiga dump truck, dan satu dozer yang dikerahkan pihak perusahaan untuk mencari dua karyawannya tersebut.
"Hingga saat ini memang belum ada kemajuan, tapi kita akan terus lakukan pencarian hingga ketemu. Karena sudah pasti di dalam sini ada korban, tinggal waktu saja," terangnya.
"Intinya kita fokus mencari titik keberadaan alat beratnya dulu. Setelah itu kita akan ambil langkah selanjutnya untuk mencari korban," sambungnya.
Selain terkendala medan yang masih tidak stabil, pihaknya juga diawal kesulitan untuk menemukan titik terjadinya longsor.
Hal itulah yang membuat pihaknya baru dapat ke lokasi pada hari kedua, Senin (1/7/2019) lalu.
"Kita memang dapat informasi ada longsor, tapi tidak ada informasi jelas, hanya mengatakan kawasan Makroman, itu pun kita dapatkan dari media sosial, bukan dari pihak perusahaan," jelasnya.
Untuk diketahui, dari keterangan pekerja yang selamat, Nainggolan (27), melalui BPBD Kota Samarinda, kejadian longsor digalian lubang tambang terjadi pada Minggu (30/6/2019) dini hari lalu, sekitar pukul 03.00 Wita.
Sebelum kejadian, terdapat tiga karyawan yang tengah melakukan penggalian, dengan masing-masing karyawan menggunakan excavator.
Saksi saat itu berada di lokasi yang paling dekat dengan longsoran.
Bahkan, saat terjadi pergerakan tanah, saksi sempat memperingatkan kedua rekannya.
Namun, karena pergerakan terjadi seperti gelombang dan berlangsung cepat, ketiganya tidak dapat melakukan banyak upaya.
Beruntung bagi Nainggolan, kendati berada di posisi paling dekat dengan longsoran, namun dirinya selamat setelah excavatornya terdorong longsoran tanah hingga ke ujung area.
Namun kedua rekannya tidak terselamatkan, tertimbun hidup-hidup bersama excavator yang dikendarai.
"Walaupun dia (Nainggolan) berada paling dekat dengan longsoran, tapi dia bisa selemat. Saat itu excavatornya terdorong longsoran. Dia sempat memecahkan kaca excavator," kata Ifran kepada Tribunkaltim.co.
Sedangkan dua korban yang hingga saat ini masih belum ditemukan, yakni Norman Sihaloho (40), sebagai pengawas sekaligus operator excavator dan Ricardo Samosir (28) sebagai operator excavator.
"Hingga siang ini korban belum ditemukan, kita akan terus lakukan pencarian," pungkasnya. (*)
Subscribe Official YouTube Channel:
Baca juga:
Tak Ada Akta Nikah, Kepala Kemenag Hakimin Sebut Pernikahan Sedarah tak Resmi dan Penghulunya Ilegal
Pilihan Pertama SBMPTN 2019 Diprioritaskan, Nilai UTBK Tinggi Bisa Kalah dengan yang Lebih Rendah
Dianggap Gagal, Posisi SBY di Kursi Ketum Partai Demokrat Kini Digoyang oleh Sosok Ini
Berikut Tiga Wanita dari Kalangan Milenial yang Berpeluang Jadi Menteri, Satu Sudah Ketemu Jokowi
TERUNGKAP Alasan Tukang Bubur Bunuh Bocah 8 Tahun di Bak Mandi, Pelaku Serahkan Diri karena Dihantui