Ricardo Tertimbun Longsor Galian Tambang di Samarinda, Rencana Pernikahan di Medan Akhirnya Kandas
Jeksen Manaor Hutagalung (32) merupakan kerabat satu kampung Ricardo Samosir (27), salah satu korban.
Penulis: Christoper Desmawangga |
"Setelah longsor bulan dua, saya mengundurkan diri. Saya tahu ini tidak aman lagi. Bahkan ketika saya menyampaikan pendapat tentang kondisi di sini, pekerja lain tidak menggubris, termasuk Norman (salah satu korban) yang menganggap saya tidak tahu apa-apa soal tambang," terangnya.
"Saya juga ajak dia (Ricardo) untuk keluar, tapi dia tidak mau, karena takut tidak dapat pekerjaan lagi. Karena memang dia tidak punya ijazah, walaupun dia cukup berpengalaman," sambungnya.
Selama meninggalkan Medan, Ricardo memang belum pernah kembali pulang.
Sekitar delapan tahun Ricardo menghabiskan waktu di Samarinda, dan bekerja di PT MTA sekitar setahun lebih.
Bahkan, impian Ricardo yang hendak menikah dengan gadis di kampung halamannya sirna akibat kejadian itu.
Direncanakan, Ricardo akan menikah pada bulan Oktober tahun ini.
"Seharusnya dalam waktu dekat ini dia pulang, karena bulan 10 ini dia menikah di kampung. Sejak awal memang dia disuruh pulang sama orangtuanya. Bahkan, keluarganya siap menanggung tiket pulangnya," jelasnya.
"Kita semua berharap agar kedua korban dapat segera ditemukan," pungkasnya.
Hari Kelima Pencarian Masih Nihil
Hari kelima pencarian korban tertimbun longsor di tambang batu bara PT MTA, RT 15, Kelurahan Makroman, Kecamatan Sambutan, belum mengalami kemajuan.
Sejauh ini, pencarian terhadap dua korban dikomandoi oleh BPBD Kota Samarinda, Polri, TNI, bersama unsur relawan, dan beberapa pekerja tambang batu bara.
Pencarian dilakukan dengan menggali area yang longsor serta penyisiran secara manual, guna mencari titik keberadaan korban.
Sejauh ini tim pencarian hanya melakukan penggalian di pinggir lokasi longsor.
Sedangkan korban diduga tertimbun di sekitar pertengahan lokasi longsor yang luasnya mencapai kurang lebih 2 Hektare.
Tidak dilakukannya penggalian di sekitar tengah area, lebih dikarenakan faktor keamanan, karena hingga saat ini tanah masih tidak stabil.