Jasad Korban Tenggelam di Sungai Sangatta Ditemukan Pemancing, Hanyut Hingga 1 Kilometer
Dari TKP penemuan, jenazah Wahyu sempat dibawa ke RS PKT Sangatta untuk pemeriksaan dan visum.
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Dua hari pencarian, akhirnya korban tenggelam Wahyu A Setiawan (6), warga Jenderal Sudirman, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, ditemukan, Jumat (5/7/2019) sekitar pukul 15.00 Wita tadi.
Korban ditemukan sekitar 1 km dari titik tenggelam, oleh seorang warga yang sedang memancing.
Tubuhnya hanyut terbawa arus sungai ke kawasan hilir sekitar Dusun Kampung Kajang.
"Alhamdulillaah korban sudah ditemukan. Di sungai sekitar Kampung Kajang. Tidak ada luka atau kekurangan pada tubuh. Almarhum masih menggunakan pakaian saat ia terjatuh ke sungai, berupa celana pendek dan baju warna hijau," ungkap Kapolsek Sangatta, Iptu Slamet Riyadi.
Dari TKP penemuan, jenazah Wahyu sempat dibawa ke RS PKT Sangatta untuk pemeriksaan dan visum.
Dari rumah sakit, jenazah langsung dibawa ke rumah duka.
"Menurut rencana almarhum akan dimakamkan di pemakaman umum Dusun Masabang, Kecamatan Sangatta Selatan," ujar Slamet.
Bupati Ismunandar tampak hadir di rumah duka memberi ungkapan rasa turut berduka.
Seperti diketahui, pasca tercebur di Sungai Sangatta, dari satu keluarga pasangan Sudar dan Sri, hanya tinggal sang anak, Wahyu yang sempat tak ditemukan.
Sunar dan Sri berhasil menyelamatkan diri dan naik ke dermaga ponton dibantu warga setempat. Begitu juga motor yang ikut tercebur, juga sudah ditemukan.
Warga Pertanyakan Progres Jembatan
Korban akibat tercebur ke Sungai Sangatta sudah kerap terjadi.
Sebelum Wahyu, catatan Tribunkaltim.co, ada bocah enam tahun yang sampai saat ini masih dalam pencarian.
Kemudian setahun silam, pengetahuan Tribunkaltim.co, dua unit motor juga tercebur dari dermaga ponton yang tiba-tiba hanyut terbawa arus.
Saat itu, warga yang menyelamatkan korban tercebur, malah tenggelam.
Sebelumnya, ada juga anak yang bermain di tepi ponton.
Tiba-tiba terpleset dan tercebur dan baru ditemukan dua hari kemudian dalam kondisi tak bernyawa.
Beberapa peristiwa orang tenggelam di kawasan tersebut membuat warga mendorong Pemkab Kutai Timur segera membangun jembatan penghubung.
Sehingga tidak lagi menggunakan ponton sebagai transportasi penyeberangan.
Pemkab Kutim pun berupaya mewujudkan keinginan tersebut. Lokasi pembangunan jembatan sudah ditentukan.
Bahkan kontraktor yang akan membangun jembatan tersebut sudah ada.
Namun hingga kini progres proyek multi years tersebut belum ada kemajuan.
Dengan terjadinya peristiwa tenggelam akibat tercebur ke sungai.
Warga kembali mempertanyakan rencana pemerintah membangun jembatan penghubung.
Agar tidak memakan korban lagi.

Kalau sudah ada jembatan, warga yang mau menyeberang ke Pasar Sangatta Seberang tak perlu lagi naik ponton.
Memang, ada jalan lingkar dan jembatan Kampung Kajang, tapi warga harus memutar jauh.
"Beda kalau lewat Sangatta Lama, tinggal nyeberang tak sampai 10 menit sudah sampai,” ujar Santi, kepada Tribunkaltim.co, warga yang mengaku hampir setiap hari memanfaatkan jasa ponton untuk ke Pasar Sangatta Lama.
Progres pembangunan jembatan penghubung Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan hingga pertengahan 2019 ini memang belum berprogres.
Kadis Pekerjaan Umum Aswandini Eka Tirta melalui Kasi Perencanaan Teknis, Asran Lode mengatakan sampai saat ini progres pembangunan masih dalam tahap negoisasi antara pemerintah dengan pemilik lahan.
“Masih alot perundingan ganti ruginya. Pemerintah sudah menawarkan harga Rp 100 juta per bangunan, tapi menurut warga jumlah itu terlalu rendah," ujarnya.
Selain itu, ganti rugi juga dituntut oleh pemilik ponton yang selama ini beroperasi di Sungai Sangatta.
"Sekitar Rp 1 miliar per ponton. Karena menurut mereka bisnis ponton akan mati setelah ada jembatan,” ungkapnya.
Sampai saat ini, menurut Asran, pihaknya masih mencari solusi terhadap enam rumah di Sangatta Utara dan satu rumah di Sangatta Selatan yang bakal terkena gusuran proyek jembatan.
Pasalnya, kalau di atas Rp 100 juta, juga berat. Karena ganti rugi hanya berlaku pada bangunan saja.
Untuk lahan tidak ada. Karena mereka membangun di bantaran sungai yang sesuai aturan tidak boleh untuk mendirikan rumah.
“Jarak boleh tidaknya membangun rumah di dekat sungai adalah minimal 50 meter dari bibir sungai,” ujarnya.
Ada perisitiwa Satu keluarga tercebur di Sungai Sangatta Kabupaten Kutai Timur atau Kutim, bersama motor yang ditungganginya.
Peristiwa yang menyita perhatian banyak warga itu terjadi di Dermaga Ponton nomor tiga di kawasan Sangatta Lama, Kecamatan Sangatta Utara, Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis (4/7/2019) sekitar pukul 8 pagi tadi.
Informasi yang dihimpun Tribunkaltim.co, di kawasan dermaga penyeberangan tradisional yang menghubungkan Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan itu.
Keluarga ini naik motor ingin ke Pasar Sangatta Lama.
Sampai di dermaga nomor tiga, mereka langsung masuk di ponton.
Namun rem kendaraan agaknya kurang berfungsi.
Sehingga motor masih bergerak meski sudah direm.
Mereka pun tercebur bersama motor Yamaha Jupiter KT 2379 RH yang dikendarai sang ayah, bernama Sudar (33).

Warga Jalan Jenderal Sudirman, Desa Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Utara.
Saat itu, Sudar duduk di tengah memegang kemudi motor, istrinya di belakang, sedangkan anaknya yang bernama Wahyu A Setiawan (6), duduk di bagian depan motor.
Motornya sudah di rem, tapi tapi masih bergerak maju. Hingga ke pinggir dermaga ponton dan akhirnya tercebur. Si ayah langsung berenang.
Ibunya sempat tenggelam, tapi kemudian muncul.
"Anaknya yang duduk di depan, nggak muncul-muncul,” ungkap Sakti, seorang warga setempat.
Pasca kejadian tersebut, sang ayah sempat berenang mencari anaknya.
Namun tak menemukan sang anak.
Istrinya pun terlihat shock.
Ia sempat histeris di tepi ponton dan menggapaikan tangannya ke air sungai sambil berteriak memanggil nama anaknya.
Melihat itu, warga setempat menarik dan membawa kedua pasutri itu menjauh dari dermaga.
Bahkan saking histerisnya, kedua pasutri ini sempat menyerang warga yang mengambil video di lokasi kejadian.
Beruntung ada petugas kepolisian dan warga lain yang menghalau.
Sementara menurut Akbar, sang pemilik ponton penyeberangan, saat Sudar tiba di dermaga penyeberangan, ponton belum terlalu rapat degan dermaga.
Tapi, motor sudah diberusaha dinaikkan ke atas ponton.
“Saya berusaha menarik ponton agar lebih rapat ke dermaga, agar motor bisa langsung naik ke atas ponton. Tapi, motor malah kebablasan masuk ke sungai bersama pengendara dan penumpangnya,” ujar Akbar.
Dua hari pencarian, akhirnya korban tenggelam Wahyu A Setiawan (6), warga Jenderal Sudirman, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, ditemukan, Jumat (5/7/2019) sekitar pukul 15.00 Wita. (Margaret Sarita)
Subscribe Official YouTube Channel:
Baca juga:
Tak Ada Akta Nikah, Kepala Kemenag Hakimin Sebut Pernikahan Sedarah tak Resmi dan Penghulunya Ilegal
Pilihan Pertama SBMPTN 2019 Diprioritaskan, Nilai UTBK Tinggi Bisa Kalah dengan yang Lebih Rendah
Dianggap Gagal, Posisi SBY di Kursi Ketum Partai Demokrat Kini Digoyang oleh Sosok Ini
Berikut Tiga Wanita dari Kalangan Milenial yang Berpeluang Jadi Menteri, Satu Sudah Ketemu Jokowi
TERUNGKAP Alasan Tukang Bubur Bunuh Bocah 8 Tahun di Bak Mandi, Pelaku Serahkan Diri karena Dihantui