Viral di Medsos
Dicemooh hingga Alasan Tak Minta Jabatan,Sisi Lain Kisah Viral Anak Wawali Tidore jadi Kuli Bangunan
Sejumlah hal lain seputar kisak anak Wakil Walikota Tidore jadi kuli bangunan akhirnya terungkap.
TRIBUNKALTIM.CO - Wakil Wali Kota Tidore Muhammad Sinen mengatakan, bangga terhap anaknya, Rafdi Marajabessy yang kini berprofesi sebagai kuli bangunan.
“Secara pribadi, saya sangat bangga dengan apa yang dilakukan Rafdi,” ujar Sinen, ketika ditemui Kompas.com di ruang kerjanya di Kantor Wali Kota Tidore, Rabu (10/7/2019).
Sinen mengatakan, perjalanan hidup Rafdi saat ini tidak jauh beda dengan apa yang ia alami sejak kecil.
Sinen bercerita, sejak kecil dirinya sudah berdagang bersama ibunya hingga ke Papua demi menopang kehidupannya bersama beberapa adik-adiknya.
Setelah menikah, Sinen pernah menjadi juragan kapal, motoris speed, hingga akhirnya terjun ke dunia politik yang memulai membesarkan namanya.
“Berangkat dari pengalaman hidup saya cerita ke mereka, setiap makan saya cerita hidup ini harus begini. Kakek kalian bukan pejabat tapi hanya nelayan biasa. Jadi ayah mau kalian seperti ayah,” ujarnya.
Ia juga sering menyampaikan kepada anak-anaknya bahwa hidup ini tidak boleh mengharap dari orang lain, tapi harus berjuang sendiri karena jabatan ini suatu saat akan hilang dan begitu hilang, anak-anaknya sudah siap dari sisi ekonomi.
Sinen mengaku, sebenanrya tidak mau Rafdi menjadi seorang kuli bangunan. Namun, apa boleh buat profesi itu adalah pilihannya dan tidak boleh dipaksa.
“Bahkan suatu saat saya pernah tawarkan mau carikan kerja, tapi dia sendiri sampaikan ke saya, 'biar Adi (Rafdi) cari jalan sendiri'. Dia bilang bahwa banyak orang yang mau honor, karena kalau saya mau honor pasti ayah akan memprioritaskan saya. Nanti orang akan bilang apa,” kata Sinen.
Sinen mengatakan, istrinya juga sempat protes karena Sinen mengizinkan anaknya untuk tetap menjadi kuli bangunan.
“Istri saya bilang nanti orang lain akan bilang apa, tapi saya bilang ke istri tidak apa itu pilihannya, dan mudah-mudahan bisa menjadikan lebih baik,” katanya lagi.
Tak hanya dari lingkungan keluarga, cemoohan juga datang dari kalangan pegawai di dalam kantor.
Tak sedikit yang bertanya, kenapa Rafdi harus menjadi seorang kuli bangunan.
“Ada yang bilang seharusnya orangtua susah, anak-anak jangan susah. Ada yang SMS ke saya dimana mata hati melihat anak seperti itu. Saya bilang cara pandang saya dengan kalian beda. Alhamdulillah anak saya bisa begitu, hidup penuh dengan kesederhanaan,” kata Sinen yang juga Ketua DPD I Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Provinsi Maluku Utara.
Sinen berharap bahwa apa yang dia ajarkan kepada anak-anaknya bisa tertular dan dapat dibawa terus.