Perlu Dibangun Daratan Baru di SKM, Begini Penjelasan Kepala Bappeda Kaltim

Salah satu biaya besar dalam menyelesaikan persoalan banjir di Kota Samarinda, yakni reklamasi Sungai Karang Mumus (SKM).

Editor: Samir Paturusi
TRIBUN KALTIM / NEVRIANTO HARDI PRASETYO
PERSIAPAN PENGERUKAN SKM - Alat berat disiagakan dan anggota TNI mengawasi relawan membongkar mur jembatan Gang Tempurung tembusan Jalan Hasan Basri dan belakang Pasar Segiri Kelurahan Bandara Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda. Hal ini sebagai persiapan pengerukan area tersebut yang merupakan aliran Sungai Karang Mumus (SKM), Minggu(14/7/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Salah satu biaya besar dalam menyelesaikan persoalan banjir di Kota  Samarinda, yakni reklamasi Sungai Karang Mumus (SKM).

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim, Zairin Zain menjelaskan, reklamasi  yang dimaksud yakni dengan menciptakan daratan baru untuk memperlancar aliran air yang turun ke SKM dengan debit yang sangat besar.

"Kalau kita melihat, SKM ini kan berkelok-kelok. Ada bagian sisi SKM yang dengan sedimentasinya yang begitu tinggi membuat air yang turun ke SKM meluap hingga ke luar bibir sungai.

Nah, pada bagian sisi sungai yang perlu dilakukan pembuatan daratan baru untuk memperlancar turunnya air akan dilakukan. Begitu pula, ada bagian sisi sungai yang akan di sodet," katanya.

Ia mengatakan, untuk sementara ini yang sudah disodet berada  di Gang Nibung, Jalan Dr Soetomo. Dengan cara ini lanjutnya,  maka air akan lancar turun.

Begitu juga  bila dilakukan reklamasi karena juga akan memperlancar arus air. "Artinya, semua yang dilakukan sesuai kebutuhan. Dan sudah pasti, bagi bibir sungai yang disodet maupun direklamasi langsung dilakukan penurapan," lanjutnya.

Rencana selanjutnya setelah dilakukan reklamasi lanjutnya,  daratan baru tersebut akan dibuat fasilitas umum untuk warga di sekitaran bantaran sungai. 

Seperti, membangun tempat olahraga, tempat bermain anak, taman baca, taman bunga dan berbagai fasilitas umum lainnya, sehingga  SKM akan sangat indah di masa yang akan datang.

"Tidak usah kita belajar dari negara-negara di luar Indonesia. Kita belajar dari Jakarta saja. Bagaimana Ahok, saat menjadi Gubernur Jakarta merelokasi warga di bantaran sungai.

Kemudian, ia bangun fasilitas umum di atasnya dan  itu sangat baik dan indah. Itu perlu kita contoh kedepannya. Untuk itu kita memerlukan dana yang sangat besar," jelasnya.

Kondisinya katanya, antara Jakarta dan Samarinda hampir sama. Dimana, penyempitan sungai terjadi. Bahkan, di Samarinda penyempitan SKM di beberapa titik sangat memprihatinkan.

Namun, Zairin mengatakan, penyelesaian hal itu akan dilakukan perlahan agar tidak menimbulkan konflik sosial di tengah masyarakat.

"Untuk itu, saat ini Pemprov Kaltim akan mengerjakan program penanggulangan banjir di lokasi yang sudah bebas dari warga. Sementara ini, kita mengerjakan pengerukan sedimentasi SKM di Gang Nibung.

Selanjutnya, kita akan merambat ke daerah-daerah lainnya. Untuk itu, kerjasama apik antara Pemkot dan Pemprov soal penentuan lokasi yang sudah dapat dikerjakan  sehingga bisa segera disampaikan," tuturnya.(*)

Subscribe YouTube newsvideo tribunkaltim:

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved