Breaking News

Sederet Fakta Aneh Diungkap TGPF Sebelum Penyiraman Air Keras Pada Novel Baswedan, Ini Bentuknya

TGPF ungkap sejumlah kejanggalan sebelum penyiraman air keras ke wajah Penyidik KPK Novel Baswedan, terjadi. Begini faktanya

Editor: Rafan Arif Dwinanto
SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
Massa aksi dari Aliansi Masyarakat Anti Korupsi mengenakan topeng Novel Baswedan dalam aksi peringatan dua tahun kasus Novel Baswedan di Jalan Tugu, Kota Malang, Kamis (11/4/2019). Massa aksi menuntut Presiden RI mengevaluasi kinerja kepolisian dalam kasus penyidikan dugaan pembunuhan terhadap Novel Baswedan dan mengutuk segala bentuk teror terhadap penjuang anti korupsi. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sederet Fakta Aneh Diungkap TGPF Sebelum Penyiraman Air Keras Pada Novel Baswedan, Ini Bentuknya.

Diketahui, TGPF hari ini mengungkap sederet temuannya terkait kasus penyiraman air keras kepada Penyidik KPK, Novel Baswedan.

Tim Gabungan Pencari Fakta ( TGPF) terkait penyerangan terhadap Penyidik KPK Novel Baswedan menyoroti kejanggalan yang terjadi sebelum penyerangan dilakukan.

Penyerangan terhadap Novel Baswedan dilakukan pada 11 April 2017.

TGPF kemudian menemukan ada keanehan yang terjadi pada 5 April 2017 dan 10 April 2017.

"Pada 5 April 2017, ada satu orang tidak dikenal yang mendatangi rumah Novel Baswedan," kata anggota TGPF Novel Baswedan, Nurkholis, dalam konferensi pers di Mabes Polri pada Rabu (17/7/2019).

"Pada 10 April 2017 ada dua orang tidak dikenal yang berbeda waktu, yang diduga berhubungan dengan peristiwa penyerangan pada 11 April 2017," kata dia.

Nurkholis mengatakan, hasil investigasi TGPF ini berdasarkan reka ulang tempat kejadian perkara dan analisis rekaman kamera CCTV.

TGPF juga mendapatkan bantuan dari Australia Federal Police dalam kasus ini.

Selain itu, TGPF juga mengungkapkan hasil penyelidikan mereka terkait zat kimia yang digunakan untuk menyiram wajah Novel.

Zat kimia yang digunakan pelaku adalah asam sulfat atau H2S04.

"Asam sulfat H2S04 dengan kadar larut tidak pekat sehingga tidak menimbulkan luka permanen pada wajah dan baju gamis korban tidak mengalami kerusakan.

Serta tidak menyebabkan kematian," ucap Nurkholis.

Dengan demikian, TGPF menduga Novel Baswedan diserang bukan dengan tujuan untuk dibunuh.

"Bukan dimaksudkan untuk membunuh, tapi membuat korban (Novel) menderita," ucap Nurkholis.

Konferensi pers hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (17/7/2019).
Konferensi pers hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (17/7/2019). ((KOMPAS.com/Devina Halim))

Tim Gabungan Pencari Fakta kasus Novel Baswedan menggelar konferensi pers hasil penyelidikannya di Mabes Polri, Rabu (17/7/2019).

Dalam konferensi pers, Tim TGPF menyebutkan berdasarkan hasil penyelidikan, zat kimia yang digunakan untuk menyiram wajah Novel Baswedan adalah asal sulfat (H2SO4).

Serangan terhadap Novel Baswedan ini tidak dimaksudkan untuk membunuh hanya untuk membuat menderita. 

Menurut anggota TGPF Nur Kholis, zat tersebut berkadar larut dan tidak pekat sehingga tidak mengakibatkan luka berat permanen pada wajah Novel.

"Dan baju gamis korban tidak mengalami kerusakan dan penyiraman itu tidak mengakibatkan kematian," kata Nur Kholis dalam jumpa pers mengenai hasil penyelidikan TGPF di Mabes Polri, Rabu (17/7/2019).

Menurut dia, TGPF melakukan evaluasi dan pendalaman terhadap zat kimia yang digunakan untuk menyiram wajah Novel tersebut.

Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyerangan Novel Baswedan bersama Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal saat menggelar konferensi pers seusai memberikan laporan kepada Kapolri Jendral Tito Karnavian di Ruang Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (9/7/2019). Dari pernyataan Anggota TGPF Hendardi menyatakan bahwa tim TGPF telah menemukan adanya temuan-temuan baru dari hasil investigasi yang akan dirilis pekan depan.
Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyerangan Novel Baswedan bersama Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal saat menggelar konferensi pers seusai memberikan laporan kepada Kapolri Jendral Tito Karnavian di Ruang Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (9/7/2019). Dari pernyataan Anggota TGPF Hendardi menyatakan bahwa tim TGPF telah menemukan adanya temuan-temuan baru dari hasil investigasi yang akan dirilis pekan depan. (Tribunnews/Jeprima)

TGPF melakukan analisis dan mewawancara pihak Puslabfor Polri, mendalami hasil visum dari RS Mitra Kelapa Gading, meminta keterangan ahli kimia dari UI, dan meminta keterangan dokter spesialis mata. 

Meskipun demikian, TGPF belum menyebut fakta yang mengarah ke pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan

TGPF menyebutkan bahwa penyerangan terhadap Novel Baswedan dilakukan tidak dengan maksud membunuh, tapi membuat Novel Baswedan menderita.

"Ada probabilitas bahwa serangan terhadap wajah korban bukan dimaksudkan bukan untuk membunuh, tapi membuat korban menderita," kata Anggota TGPF Novel Baswedan, Nurkholis.

Dia menambahkan, serangan bisa dilakukan sendiri atau menyuruh orang lain.

Menurut TGPF, Novel Baswedan memang menjadi target atas alasan tertentu.

"Serangan bisa dimaksudkan untuk membalas sakit hati," ucap Nurkholis.

Meski demikian, TGPF membantah bahwa serangan ditujukan karena pekerjaan Novel sebagai penyidik KPK.  

TGPF Novel Baswedan dibentuk Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian pada 8 Januari 2019. (*)

Subscribe YouTube newsvideo tribunkaltim:

Baca juga:

Beredar Daftar Nama Menteri Kabinet Jokowi-Maruf, Susi-Jonan Bertahan, Angela dan Grace Masuk

Dua Direktur Ajak Tidur Pramugari: Hotman Paris: Selamatkan Pramugari dari Terkaman Pemangsa Berbini

Mengaku Buat Biaya Persalinan Istri, Pemuda Ini Nekat Maling Kotak Infaq di Balikpapan

Raffi Ahmad Salah Tingkah Jumpa Mantan Kekasih, Tyas Mirasih: Sejak Kapan Lo Manggil Gue Mbak?

Media Italia Buka Gaji Mario Gomez di Indonesia, Ternyata Segini Besarannya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "TGPF Soroti Kejanggalan 5 April dan 10 April 2017 Sebelum Novel Diserang", https://nasional.kompas.com/read/2019/07/17/14360981/tgpf-soroti-kejanggalan-5-april-dan-10-april-2017-sebelum-novel-diserang

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved