Kalahkan PSK, Kalangan Pelajar dan Mahasiswa di Daerah Ini Dominasi Daftar Penderita HIV/Aids

Di Provinsi Gorontalo, angka pengidap HIV/AIDS dari kalangan pelajar dan mahasiswa lebih banyak dari pekerja seks komersial atau PSK.

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Times Now
Hari AIDS Sedunia Diperingati 1 Desember 2018, Simak Sejarahnya hingga Perbedaan HIV dan AIDS 

Berdasarkan data KPA jumlah penderita HIV/AIDS hingga Maret 2019 sebanyak 484 orang.

Kota Gorontalo menduduki urutan teratas dengan penderita 176 orang, Kabupaten Gorontalo 102 orang, Boalemo 63 orang, Pohuwato 58 prang, Bone Bolango 49 orang dan Gorontalo Utara dengan 36 orang.

Dari total penderita tersebut, sebanyak 373 penderita HIV/AIDS adalah kaum pria.

Penyebaran HIV/AIDS mayoritas terjadi karena aktivitas seksual, apalagi yang cenderung berganti-ganti pasangan, seperti di tempat-tempat prostitusi.
Penyebaran HIV/AIDS mayoritas terjadi karena aktivitas seksual, apalagi yang cenderung berganti-ganti pasangan, seperti di tempat-tempat prostitusi. (TribunKaltim.Co/Geafry Necolsen)

Terhitung sejak awal tahun 2019, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencatat telah menemukan 12 kasus HIV/AIDS.

Temuan ini menambah catatan penderita HIV/AIDS di PPU sebanyak 73 kasus.

Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten PPU, dr Eka Wardana, menjelaskan 12 temuan dari bulan Januari hingga Mei 2019 tersebut 7 diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 5 orang perempuan.

Bulan Januari, ditemukan 2 kasus di Kelurahan Penajam, 1 kasus di Kelurahan Sepan dan 1 kasus di Kecamatan Waru pada bulan Februari, bulan April terdapat 2 kasus di Penajam, 2 di Sepaku, 1 di Semoi dan bulan Mei, 3 kasus semuanya di Kecamatan Babulu.

"Laki-laki penderita ODHA keseluruhan berumur 25 sampai 49 tahun, sedangkan perempuan 2 orang berumur 20 sampai 24 tahun dan 3 orang berumur 25 sampai 49 tahun," katanya, Rabu (17/7/2019).

Tahun 2018 lalu, 7 orang meninggal dunia akibat virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini.

Sedangkan tahun ini, sudah 2 orang yang meninggal dunia.

"Masing-masing diumur 43 dan 32 tahun," imbuhnya.

Saat ini, dari data yang ada, ODHA paling banyak berada di Kecamatan Penajam. Rata-rata penderitanya masih berusia produktif.

Eka Wardana lebih jauh mengungkapkan, penyebab HIV/AIDS yang berkembang di PPU, rata-rata tertular disebabkan oleh hubungan seksual.

"Kegiatan kita dari Dinas Kesehatan sekarang ini, kita ditargetkan oleh Pemerintah Provinsi untuk menemukan kasus HIV/AIDS dengan cara screening, dengan melakukan pemeriksaan. Ibu hamil harus kita periksakan HIV, Sifilis, dan Hepatitis," ungkapnya.

Tahun 2019, Dinas Kesehatan PPU Temukan 12 Kasus HIV, Dua Warga Meninggal Dunia

TERUNGKAP Ada 7 Orang Gay di Berau Dinyatakan Positif HIV/AIDS

Kisah Cinta Pasangan Gay Bule Italia dan Pria Jombang, Berakhir dengan Pencurian Obat HIV/Aids

Pemeriksaan atau screening kepada ibu hamil tersebut, agar nantinya jika si ibu positif terjangkit penyakit dimaksud, penanganan agar bayi tidak tertular mampu dilakukan secara maksimal.

Karena, gejala HIV/AIDS baru dapat dirasakan oleh penderita setelah 5 tahun.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved