Makin Sengit Rebutan Kursi Ketua MPR RI Antara Sesama Partai Pendukung Jokowi-Maruf dan Non Koalisi
Rebutan kursi Ketua MPR RI juga sengit, antara sesama partai pendukung Jokowi-Maruf, maupun non koalisi seperti Demokrat, Gerindra dan PAN
TRIBUNKALTIM.CO - Makin Sengit Rebutan Kursi Ketua MPR RI Antara Sesama Partai Pendukung Jokowi-Maruf dan Non Koalisi.
Selain jatah Menteri, rebutan kursi Ketua MPR RI juga sengit, antara sesama partai pendukung Jokowi-Maruf, maupun dengan non koalisi seperti Demokrat, Gerindra dan PAN.
Setelah Pilpres berlalu, kini para elite partai politik mulai rebutan kursi bergengsi ketua MPR RI (Majelis Permusyaratan Rakyat) Republik Indonesia.
Sejumlah partai papan atas seperti PDIP, Gerindra, Golkar, dan PKB bahkan 'ngotot' mengusulkan kadernya duduk sebagai ketua MPR RI.
Partai menengah pun tak kalah sengit.
Sebut saja Demokrat, Nasdem dan PPP yang juga mengincar kursi ketua MPR RI.
Beda dengan kursi ketua DPR RI, jabatan ketua MPR menarik diperebutkan karena semua partai berpeluang mendapatkannya.
Seperti diketahui, bisa dipastikan kursi ketua DPR RI tahun ini jatah PDIP sebagai pemenang Pemilu 2019.
Meski demikian PDI Perjuangan juga masih tertarik menggaet kursi ketua MPR.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai, dengan menjadi Ketua MPR, PDIP bisa mengembalikan watak dan kepribadian bangsa.
"Ya semuanya kan dalam satu konsepsi kerja sama.
Bahwa idealnya karena PDIP punya agenda untuk melakukan sebuah upaya mengembalikan sistem politik kita agar sesuai dengan watak dan kepribadian bangsa," kata Hasto Kristiyanto saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2019).
Hasto mengatakan, MPR memiliki tugas penting dalam menentukan haluan negara.
Selain itu, MPR mempunyai kewenangan terhadap penataan sistem politik dan ekonomi.

"Misalnya bagaimana MPR mempunyai kewenangan dalam menetapkan haluan negara, penataan sistem politik, sistem ekonomi," ucap Hasto.