Sebut Ada PSK di Tiap Jengkal Bali, Begini Penjelasan Pakar Soal Penyebab Lisa Marlina Hina Bali

Nama Lisa Marlina mendadak tenar setelah kicauannya hina Bali. Dia menyebut tak ada pelecehan seksual di Bali karena  ada PSK di tiap jengkal Bali

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Instagram @niluhdjelantik
Lisa Marlina jadi Bulan-bulanan Sampai Pesohor Bali Lapor Polisi, Foto Masa Lalu Berbikini Beredar 

Wilcox mengatakan, anggap itu seperti efek perizinan: Anda merasa senang dengan diri Anda sendiri sehingga merasa memiliki hak.

Lantas untuk melindungi pandangan yang meningkat itu, beberapa orang kemudian membalas dengan keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat.

2. Aksesibilitas

Selain kontrol diri yang rendah, aksesibilitas media sosial dari mana saja dan kapan saja juga membuat kita rentan mengunggah hal-hal yang tidak bijak hanya karena emosi sesaat, ujar Craig Blewett, dosen senior edukasi dan teknologi di University of KwaZulu-Natal

Dalam artikelnya di The Conversation, 11 Januari 2017, Blewett menulis bahwa pada zaman pre-teknologi, seseorang yang ingin meluapkan kemarahannya harus mencari alamat koran lokalnya, menulis surat dan mengirimkannya.

Dalam jeda waktu tersebut, bisa jadi kemarahannya memudar. Hal ini jelas tidak sama dengan media sosial yang bersifat instan.

“Teknologi baru dengan aksesnya di mana-mana telah mengubah kita, sebagian besar tanpa kita sadari, dari konsumen konten pasif menjadi produser konten aktif.

Banyak orang secara siap berasimilasi dengan manfaat akses permanen ke sebuah platform publikasi, tetapi tidak cukup cepat untuk menyadari tanggung jawab yang menyertai peran sebagai penerbit konten,” tulisnya.

3. Tidak ada reaksi dari orang lain

Blewett juga berkata bahwa di dunia nyata, keberadaan fisik orang lain sering kali menjadi pembatas akan apa yang ingin kita katakan.

Nah, ketika hanya berhadapan dengan gadget, muncul ruang spasial antara pengunggah dan audiens yang membuat seseorang menjadi lebih berani untuk berekspresi.

Sependapat dengan Blewett, Sherry Turkle yang merupakan psikolog dan profesor ilmu sains dan teknologi dari Massachusetts Institute of Technology menjelaskan kepada Wall Street Journal bahwa kesulitan untuk melihat reaksi dari audiens membuat kita menjadi lebih tidak terkontrol di internet.

Lalu, karena kita sulit melihat dan fokus pada persamaan dengan orang lain ketika berada di internet, kita pun menjadi lebih mudah lupa bahwa audiens kita juga manusia.

Lisa Marlina jadi Bulan-bulanan Sampai Pesohor Bali Lapor Polisi, Foto Masa Lalu Berbikini Beredar

Sebut Tiap Jengkal Bali Ada PSK, Perancang Terkenal Niluh Djelantik Laporkan Lisa Marlina ke Polisi

Pernah Hina BTS, Permintaan Maaf Rapper B-Free Dapat Respons Negatif dari ARMY

4. Bicara di internet = bicara kencang di muka publik

Namun, mungkin kesalahan yang paling mendasar adalah kesalahpahaman publik akan media sosial.

Sumber: Tribun Mataram
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved