Batah Ada Keterlibatan Oknum Petugas Samsat Kasus Pemalsuan STNK dan Penggelapan Mobil

Kasus dugaan penggelapan mobil yang melibatkan oknum Kepolisian KP3 Semayang terus mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.CO/Zainul
Kasubdit Regident Ditlantas Polda Kaltim, Kompol Welly Djatmiko, S.H.,S.I.K, M.Si memberikan keterangan kepada awak media saat ditemui di ruang kerjanya. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kasus dugaan penggelapan mobil yang melibatkan oknum Kepolisian KP3 Semayang terus mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Terlebih lagi dalam kasus penggelapan mobil tersebut tidak hanya melibatkan satu unit mobil saja melainkan lebih dari satu unit.

Diketahui, pelaku penggelapan mobil tersebut bermodus sewa kepada pengusaha rental mobil, selanjutnya menjual atau menggadaikan unit mobil tersebut kepada pembeli atau penjamin.

Hanya saja pelaku yang merupakan komplotan ini memalsukan STNK dan nomor plat pemilik asli mobil tersebut.

Salah satu korban bernama Muhammad Ashar Effendi mengatakan, unit Toyota Calya dengan nomor polisi (Nopol) KT 1994 AH miliknya diganti pelaku menjadi KT 1094 AH.

Tak hanya itu saja, bahkan STNK yang diberikan kepada pembeli juga dipalsukan oleh pelaku.

Sehingga Ashar mempertanyakan mengapa hal tersebut bisa terjadi kepada pihak Samsat. Sebab sebelumnya ada dugaan oknum Samsat yang disebut-sebut terlibat dalam kasus ini.

Menyikapi hal ini, Kasubdit Regident Ditlantas Polda Kaltim, Kompol Welly Djatmoko membantah dengan tegas jika pihaknya tidak ikut terlibat dalam mengeluarkan duplikat STNK milik korban.

Menurut perwira polisi berpangkat melati satu di pundaknya itu, sistem Samsat tidak bisa dimanipulasi ataupun dipalsukan karena otomatis akan ketahuan secara jelas bila ada oknum yang mencoba mempermainkan sistem.

Selain itu, pihaknya telah melakukan pengecekan langsung terhadap STNK korban dan didapati dalam STNK yang dipalsukan pelaku nopol KT 1094 AH bernama Elly Kongtesa dengan jenis mobil Toyota Calya,

Sementara saat dicek melalui sistem, ternyata nopol tersebut justru bernama Hartati dengan jenis mobil Honda CRV.

"Setelah kami cek tadi secara seksama, ternyata KT 1094 AH itu datanya beda dengan yang ada di sistem," kata Kompol Welly Djatmiko

Nomor aslinya adalah KT 1994 AH baru nama yang aslinya. Jadi memang disitu tidak ada indikasi lah kita melaksanakan pemalsuan atau duplikasi.

Tapi  seandainya ada oknum pasti akan kelihatan di sistem. Jadi kita masukkan identitasnya itu akan terlihat riwayat kendaraan yang di duplikasi," terangnya

Welly Djatmiko juga menjelaskan, STNK yang diberikan pelaku kepada korbannya sudah dapat dipastikan palsu, lantaran terlihat jelas dari bentuk fisik kertas STNK tersebut.

Dimana terdapat barcode STNK yang warnanya memudar, tidak sama seperti yang asli. Belum lagi cetakan tulisan yang ada dinilai berbeda, meskipun memang sekilas STNK tersebut sangat mirip dengan yang asli.

"STNK yang asli itu dilihat dari spek nya agak kasar, terus ada barcodenya, jadi kalau kami tembak (Scan, red) barcodenya itu muncul pemilik STNK yang asli," ujarnya.

Selain itu, dari hasil pengecekan melalui sistem yang bisa diakses melalui aplikasi handphone milik Samsat, data mobil tersebut memang diketahui sangat berbeda dengan STNK yang ada.

"Kalau dilihat dari barcodenya atau slip pajak ya barcodenya itu beda. Nah lebih bagusnya saya harus lihat langsung STNK nya palsu atau tidak," pungkasnya.

Tidak hanya STNK, bentuk fisik nomor plat mobil yang digelapkan tersebut juga terlihat berbeda.

Karena pada plat mobil kendaraan pasti terdapat lambang dari Koorlantas. Lambang tersebut terlihat timbul dan terlihat sangat jelas.

Berbeda dengan nopol yang tertempel dikendaraan Toyota Calya milik korban, yakni lambang dari Korlantas tidak begitu jelas dan tak timbul

"Di percetakan pinggir jalan juga bisa dibuat tapi timbulnya itu beda dengan cetakan kita," ujarnya (*)

Subscribe YouTube newsvideo tribunkaltim:

Baca juga:

Merasa Bukan Hak, Megawati Tak Bisa Penuhi Keinginan Prabowo saat Bertemu, Minta Langsung ke Jokowi

TIMNAS INDONESIA U 15, Bima Sakti Minta Dukungan dan Doa, Berjuang di Piala AFF U-15 2019

Polisi Tembak Polisi Saat Tangani Terduga Pelaku Tawuran, 4 Kali Terdengar Letusan Senjata Api

Sempat Dijuluki Ibu Cinta Karena Adopsi 118 Anak, Ternyata Penipu dan Cuma Jadi Kedok Raup Uang

Jadwal Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah Jelang Hari Raya Idul Adha 2019, Simak Keutamaan dan Niatnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved