Gerindra dan PDI Perjuangan Punya Sejarah Panjang, Ini yang akan Diperbuat Prabowo dan Megawati

Ada sejarah panjang antara Gerindra dan PDI Perjuangan, Prabowo dan Megawati diprediksi kembali bergandeng tangan di Pilpres 2024.

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Megawati Soekarnoputri bersama Prabowo Subianto memberikan keterangan kepada wartawan seusai mengadakan pertemuan tertutup di kediaman Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7/2019). Pertemuan tersebut sebagai silaturahmi serta membahas berbagai persoalan bangsa. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNKALTIM.CO - Gerindra dan PDI Perjuangan Punya Sejarah Panjang, Ini yang Dicari Prabowo dengan Mendekat ke Megawati.

Prabowo dan Megawati akur kembali setelah berseteru di dua edisi Pilpres.

Ada sejarah panjang antara Gerindra dan PDI Perjuangan, diprediksi, keduanya kembali bergandeng tangan di Pilpres 2024.

Meski sudah dua kali saling berhadapan di pilpres, PDI Perjuangan dan Partai Gerindra sebenarnya punya hubungan manis.

Sejarah mencatat bagaimana hubungan PDI Perjuangan dan Partai Gerindra sejak tahun 2004 keduanya pernah bersanding di pelaminan politik.

Saat Mega menjadikan Prabowo pasangannya di pilpres kala itu.

Demikian juga saat di Solo, Partai Gerindra, PDIP dan PAN serta PKS mendukung Jokowi sebagai calon walikota.

Alhasil Jokowi terpilih menjadi walikota Solo.

Tidak hanya disitu saja, setelah itu pilgub DKI Jakarta kembali perkawinan politik antara PDI Perjuangan dan Partai Gerindra dengan mengusung Jokowi-Ahok.

"Saya menilai antara PDI-P dan Gerindra masih ada hubungan emosional jika benang merah ditarik kembali," ujar Pengamat Politik Jerry Massie saat berbincang dengan Tribunnews, Senin(29/7/2019).

Karena sejarah yang manis itulah diprediksi kemungkinan besar partai Gerindra akan masuk ke koalisi Jokowi-Maruf Amin.

"Ada indikasi kuat gabung bagi saya Megawati sulit menolak," kata Jerry.

Lalu bagaimana dengan jatah kursi di kabinet atau lembaga pemerintahan?

Jerry memandang kuota jatah kursi tersebut bisa diperoleh Gerindra, bisa juga tidak.

Gerindra bergabung dengan koalisi Jokowi-Maruf semata-mata hanya demi kepentingan pilpres tahun 2024 mendatang.

Bisa saja nanti Prabowo melirik kader PDI Perjuangan untuk pilpres 2024.

"Kalau kursi bisa ya bisa tidak tapi ini untuk interest atau kepentingan jangka panjang Gerindra khususnya Prabowo. Kuat ke arah koalisi capres 2024," ujar Jerry.

Lanjut Jerry hal yang wajar jika secara politis Prabowo mendekati sekutunya waktu lalu yakni Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Kendati akur lagi tak jadi persoalan," ujar Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies(P3ES) ini.

Lebih jauh Jerry menjelaskan adanya perceraian dan perkawinan politik merupakan hal yang lumrah.

"Jadi kalau ketua partai sowan ke salah satu pimpinan partai bukan big problem atau big trouble (masalah besar dan kesulitan yang besar)," kata Jerry.

Gerindra Sadar Koalisi Pemerintah Jokowi Terlalu Gemuk, Tapi Begini Riza Patria dan Hasto

Gerindra Tak Ingin Jadi Orang Ketiga yang Merusak Hubungan Jokowi dengan Partai Pendukungnya

Airlangga Hartarto Akhirnya Angkat Bicara soal Jatah Ketua MPR RI, Gerindra Percaya Diri

Arief Poyuono Sebut Prabowo, Jokowi, dan Megawati Bakal Bertemu Rabu (24/7/2019) Siang, Benarkah?
Arief Poyuono Sebut Prabowo, Jokowi, dan Megawati Bakal Bertemu Rabu (24/7/2019) Siang, Benarkah? (Kolase Tribunnews)

Sulit Kerjasama dengan Gerindra

Pertemuan Megawati dan Prabowo yang bertajuk diplomasi makan siang sukses mencuri perhatian publik dan masih menjadi perbicangan hangat.

Makan siang bersama dalam pertemuan Megawati dan Prabowo tersebut juga membuat publik menerka-nerka apa makna dibaliknya.

Para pengamat politik pun angkat suara soal pertemuan Megawati dan Prabowo tersebut.

Ada yang bilang tak ada makan siang gratis, ada pula yang menyebut pertemuan itu isyarat retaknya koalisi partai pendukung Jokowi-Maruf.

Peneliti dan pengamat politik dari CSIS, Arya Fernandes, berpendapat, pertemuan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Rabu (24/7/2019), adalah penjajakan menuju kerja sama politik.

Namun, presiden terpilih Joko Widodo diprediksi akan menemui kesulitan dalam proses menuju kerja sama politik dengan Gerindra.

"Baik Gerindra maupun PDI-P masih dalam tahap pembahasan kerja sama dan perundingan soal koalisi ke depan, apakah Gerindra akan diakomodasi dalam koalisi atau tidak, tentu negosiasinya tidak mudah bagi Jokowi. Soalnya, negosiasi itu akan menimbulkan reaksi dari partai-partai koalisi 01," ujar Arya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/7/2019).

Partai-partai politik yang dimaksud ialah :

- Golkar

- PKB

- Nasdem

- PPP.

Sebab, ketua umum empat partai politik tersebut sudah kompak menyatakan, menolak partai politik lain bergabung ke dalam koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.

Kekompakan empat parpol ini sendiri pun melahirkan koalisi di dalam koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.

Mereka menyisakan PDI Perjuangan bersama enam parpol lain yang berdasarkan perolehan suara tidak signifikan, yakni:

- Hanura

- PSI

- Perindo

- PKPI

- PBB. (*)

Partai Gerindra Miliki 6 Kursi di DPRD, Klaim Kader Didorong di Pilkada Balikpapan

Paparannya Terkesan Yakin Dapat Jatah Menteri, Ketua DPP Gerindra Langsung Klarifikasi ke Aiman

Kabar Politik Hari Ini, Ancaman Pembunuhan Tiga Tokoh, Hingga Ngototnya Gerindra Masuk ke Pemerintah



Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gerindra Gabung Koalisi Jokowi Bukan Incar Menteri Tapi Pilpres 2024, https://www.tribunnews.com/nasional/2019/07/29/gerindra-gabung-koalisi-jokowi-bukan-incar-menteri-tapi-pilpres-2024?page=all.


Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved