Kerugian Materi akibat Gempa 7,2 SR di Maluku Diperkirakan Rp300Miliar, Terbesar di Dua Bangunan Ini
Kerugian materi atas gempa bumi magnitudo 7,2 yang mengguncang Maluku pada 14 Juli 2019 lalu, diperkirakan mencapai lebih dari Rp 300 miliar.
TRIBUNKALTIM.CO - Kerugian materi atas gempa bumi magnitudo 7,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara pada 14 Juli 2019 lalu, diperkirakan mencapai lebih dari Rp 300 miliar.
Sekretaris Daerah Kabupaten Halmahera Selatan Helmi Botutihe mengatakan, kerugian materi paling besar yakni rumah penduduk, kemudian gedung sekolah sebanyak 27 unit.
Selain itu, kerusakan jalan, jembatan, dermaga maupun fasilitas umum lainnya seperti masjid dan gereja.
“Kerugiannya sekitar lebih dari Rp 300 miliar, mulai dari rumah, infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, dermaga, maupun fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, masjid dan gereja,” kata Helmi ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (28/7/2019).
Kerusakan rumah, infrastruktur maupun fasilitas umum terbanyak berada di Kecamatan Bacan Timur Tengah, Bacan Timur Selatan, Gane Barat, dan Gane Barat Selatan.
Kemudian, di Gane Timur Selatan, serta Kecamatan Kepulauan Joronga.
Pasca masa tanggap darurat yang berakhir hari ini, Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan akan mengusulkan pembangunan infrastruktur melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Tentunya kami segera lakukan pengusulan, karena ada jalan nasional maupun provinsi yang mengalami kerusakan,” kata Helmi.
Berdasarkan data dampak gempa bumi hingga 25 Juli 2019, jumlah rumah rusak berat mencapai 1.214 unit.
Sedangkan, rusak ringan 1.565 unit.
Kemudian, fasilitas umum yang mengalami kerusakan berat sebanyak 42 unit dan rusak ringan 44 unit.
Untuk rumah warga yang mengalami kerusakan berat, kata Helmi, pemerintah daerah akan mengusulkan untuk pembangunan rumah hunian sementara.
Sedangkan, yang mengalami kerusakan ringan akan diperbaiki.
Salah satu yang menjadi prioritas adalah pembangunan 27 sekolah yang mengalami rusak berat.
“Walaupun proses belajar tetap berjalan sambil menunggu dibangun, mungkin untuk sementara bertahan dulu di sekolah darurat atau di tenda besar, ataupun tempat lain yang memungkinkan anak bisa belajar,” kata Helmi.
Baca juga :
BMKG: Gempa Besar Guncang Banten, Dirasakan II-III MMI di 5 Wilayah, Termasuk di Pelabuhan Ratu
Tsunami 20 Meter Ancam 584 Desa, BMKG Sebut Ada Generator Gempa Kuat di Pantai Selatan Jawa
Masa tanggap darurat berakhir
Masa tanggap darurat gempa bumi di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, berakhir Minggu (28/07/2019).
Tanggap darurat atas gempa bumi bermagnitudo 7,2 yang mengguncang Maluku Utara pada 14 Juli 2019 itu berlangsung selama 14 hari.
“Iya, untuk tanggap darurat berakhir hari ini,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Halmahera Selatan Helmi Botutihe ketika dihubungi Kompas.com, Minggu.
Meski demikian, penyaluran bantuan logistik masih akan terus dilakukan.
Saat ini, warga yang terkena dampak gempa bumi yang masih tinggal di tenda pengungsian berjumlah 26.051 jiwa.
Warga yang masih bertahan di lokasi pengungsian, rata-rata warga yang rumahnya mengalami rusak berat. Sementara, warga yang rumahnya tidak mengalami kerusakan, ataupun rusak ringan diimbau untuk kembali ke rumah.
“Penyaluran logistik khususnya warga yang rumahnya rusak berat. Sedangkan, bagi yang rumahnya tidak rusak, sudah kembali ke rumah masing-masing, meskipun gempa susulan masih ada tapi berangsur angsur sudah kecil,” kata Helmi.
Setelah masa tanggap darurat ini berakhir, tindak lanjut berikutnya dilakukan dalam masa transisi, yakni rehabilitasi dan rekonstruksi.
Menurut Helmi, Pemda Halmahera Selatan mengusulkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk pembangunan rumah hunian sementara bagi warga yang rumahnya rusak berat akibat gempa.
Rumah hunian sementara yang akan dibangun yaitu 1.101 unit yang tersebar di 38 titik (sebelumnya 41 desa).
Baca juga :
TERPOPULER Gempa dan Tsunami Setinggi 20 Meter Berpotensi Landa Selatan Jawa, Begini Kata BMKG
ACT Berikan Bantuan ke Ratusan Kepala Keluarga Korban Gempa Maluku Utara
“Hunian sementara kami perkirakan 20 sampai 30 hari ke depan, dan selesai sekitar dua hingga tiga bulan ke depan,” kata Helmi.
Selain pembangunan rumah hunian sementara, pemerintah daerah juga akan mengupayakan untuk pemberian biaya untuk meringankan hidup mereka.
Namun, hal ini masih akan dibahas kembali termasuk besarannya jika disetujui.
“Kami upayakan berikan jaminan hidup bagi mereka yang besarannya masih kami bicarakan,” kata Helmi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerugian Materi akibat Gempa Bumi di Maluku Diperkirakan Rp 300 Miliar" dan "Masa Tanggap Darurat Gempa Maluku Utara Berakhir"