Setelah Erupsi, Gunung Tangkuban Perahu Dibuka Lagi untuk Wisata, Simak Syarat dari Ridwan Kamil
Gunung Tangkuban Perahu yang jadi objek wisata andalan bakal kembali dibuka, setelah mengalami erupsi. Ini syarat dari Ridwan Kamil
Soal papan jalur evakuasi, Putra mengatakan papan pengumuman sudah terpasang di rute evakuasi.
Putra menyebut, semua persyaratan sejatinya telah terpenuhi.
"Tanda-tanda (papan) itu juga sudah ada semua.
Sehingga kesimpulannya hari Kamis harus sudah dibersihkan semua.
Besok saya bawa ke sini foto-fotonya.
Jadi, SOP di Tangkuban Parahu jelas, SOP mitigasi jelas, jadi kami tidak berani sedikitpun main-main," ujar dia.

Dampak ke Sesar Lembang
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menjelaskan dampak erupsi freatik Gunung Tangkuban Perahu, terhadap aktivitas Sesar Lembang.
Diketahui, Gunung Tangkuban Perahu meletus pada Jumat (26/7/2019).
"Gempa tektonik lazimnya disebabkan oleh interaksi antarlempeng tektonik atau aktivitas sesar aktif.
Bukan karena erupsi freatik gunung api," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Sabtu (28/7/2019), seperti dikutip kompas.com.
Hal tersebut menjawab banyak pertanyaan dari masyarakat dan awak media kepada BMKG apakah meletusnya Gunung Tangkuban Parahu dapat memicu gempa tektonik Sesar Lembang.
Daryono menjelaskan, letusan freatik adalah letusan yang tekanannya berasal dari pemanasan air tanah di bawah dasar kawah.
Pemanasan yang konstan berlangsung di dasar kawah akan meningkatkan terbentuknya tekanan uap air yang kemudian meletup ke permukaan.
Letusan freatik adalah fenomena lokal, sementara jarak antara Gunung Tangkuban Parahu dengan Sesar Lembang sejauh 6,96 kilometer sehingga letusan itu tidak akan memengaruhi kondisi tektonik Sesar Lembang.