Rutan Kelas II A Balikpapan Dapati Empat Warga Binaan Alami Penyimpangan
Tak ingin kecolongan, Rutan Kelas II A Balikpapan pun gerak cepat melakukan identifikasi kepada seluruh penghuninya.
Penulis: Aris Joni |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) tengah serius menyoroti para penghuni Lapas dan Rutan yang terindikasi mengalami penyimpangan orientasi seksual.
Seluruh Lapas dan Rutan di Indonesia diinstruksikan melakukan pengecekan terhadap seluruh warga binaannya.
Alhasil, baru-baru ini di Bandung, Jawa Barat ditemukan adanya penghuni rutan dan lapas ynag terindikasi mengalami penyimpangan orientasi seksual.
Tak ingin kecolongan, Rutan Kelas II A Balikpapan pun gerak cepat melakukan identifikasi kepada seluruh penghuninya.
Tak disangka, usai pengecekkan, ternyata di rutan kelas II A Balikpapan terdapat empat warga binaan yang terindikasi mengalami penyimpangan orientasi seksual.
Keempat orang itu pun dipisahkan dari warga binaan lainnya agar tidak mempengaruhi yang lain.
"Ada kita temukan empat orang warga binaan pria yang bergaya seperti perempuan. Tapi kami sudah pisahkan mereka jadi satu kamar," ujar Kepala Rutan Klas II A Balikpapan, Febie Dwi Hartanto.
Dikatakan Febie, kasus penyimpangan seksual yang dialami penghuni rutan dan lapas ini memang menjadi atensi khusus dan diduga akibat kapasitas penghuni yang telah melebihi batas wajar.
Menurutnya, sebelum kejadian tersebut meningkat, perlu adanya langkah pencegahan dengan melakukan identifikasi kepada seluruh warga binaan.
Ia menjelaskan, fenomena tersebut disinyalir hampir terjadi di seluruh daerah.
Namun pihaknya tetap melakukan langkah-langkah untuk mencegah hal tersebut, seperti melakukan identifikasi kepada seluruh warga binaan siapa saja yang memiliki kecenderungan seks menyimpang, misalnya lesbian, gay, atau biseksual.
"Kami lihat mereka seperti apa terus identifikasi kemudian kami lakukan penempatan terpisah dari orang-orang lain," jelas Febie.
Setelah dipisahkan selnya ucap Febie, pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap keempat orang tersebut sembari terus melakukan pengamatan terhadap warga binaan lainnya baik yang wanita maupun pria.
"Kita lakukan pengawasan secara terus menerus ,walau tidak bisa mengawasi 24 jam penuh," ungkapnya.
Saat ditanyakan apakah keempat orang tersebut akan diberikan bimbingan konseling, Febie menegaskan bahwa saat ini kegiatan tersebut belum dilakukan.