Pemkot Surabaya Anggap Cuitan Anggota TGUPP Anies Baswedan Menyerang Risma

Alasannya, cuitan di media sosial Twitter tersebut ikut menyeret nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma.

kompas.com
Walikota Surabaya Tri Rismaharini 

Kamis (1/8/2019), akun Twitter Humas Pemkot Surabaya @BanggaSurabaya merespons cuitan anggota TGUPP Anies Baswedan tersebut. Humas Pemkot Surabaya menyayangkan pernyataan Marco yang menyerang pribadi Risma.

"Terkait tweet yang disampaikan oleh @mkusumawijaya ini, kami menyesalkan hal tersebut karena menyerang secara personal Wali Kota Surabaya," tulis akun @BanggaSurabaya.

Menanggapi hal itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya Muhammad Fikser mengakui Pemkot Surabaya menyesalkan adanya cuitan tersebut. Sebab, menurut Fikser, Marco telah menyerang pribadi Risma.

"Yang jelas menyesalkan, apa yang di-tweet oleh Marco sudah menyerang personal itu, kita menyesalkan," kata Fikser, dihubungi Jumat (2/8/2019).

Namun, Fikser tidak ingin menambah panas situasi yang ada. Ia hanya mempersilakan publik untuk menilai sendiri.

"Saya kira publik yang menilailah. Kami tidak bisa menilai ke sana. Kami tidak ingin berbicara untuk memanasi situasi. Hanya kita menyesalkan apa yang disampaikan," ujar dia.

Sesalkan Twit Marco, dibawa ke ranah hukum

Ia menegaskan, sejak awal Risma tak pernah berniat mencampuri urusan permasalahan sampah di Jalarta.

Apa yang dilakukan Risma, menurut Fikser, hanya menjawab pertanyaan DPRD DKI yang melakukan studi banding pengelolaan sampah di Surabaya, Senin (29/7/2019).

"Jadi, dari awal itu Bu Risma tidak ada urusannya mencampuri urusan apa yang di Jakarta, mereka datang belajar dan Ibu hanya menjelaskan tentang program yang telah dilakukan di Surabaya," ujarnya. 

Meski demikian, Fikser mengatakan bahwa Pemkot Surabaya akan mempertimbangkan dengan serius untuk membawa cuitan Marco tersebut ke ranah hukum.

Ia menyampaikan, bidang hukum Pemkot Surabaya tengah mempelajari dan melakukan kajian hukum dari cuitan Marco itu.

"Terkait dengan twit itu, selain kami menyesalkan, kami sedang mendiskusikan hal ini dengan bagian hukum untuk kami lihat dari kajian hukumnya bagaimana nanti, kami lagi pelajari," kata dia.

Perang terbuka merugikan kedua pihak

Sementara itu, peneliti senior Surabaya Survei Center (SSC) yang juga Dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, menyampaikan, cara dan tindakan yang dilakukan Pemkot Surabaya dinilai konyol.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved