Setelah Ahok BTP, Kini Kepala KSOP Gresik Diberi Nama Kehormatan oleh Warga Suku Dayak Kaltim
R Totok M mendapatkan nama Kirip Paren Lung yang artinya penguasa muara yang dihormati.
Penulis: Christoper Desmawangga |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Suku Dayak Kenyah kembali memberikan gelar maupun nama khas Dayak ketokoh yang danggap memiliki jasa, serta berperan aktif dalam pembangunan.
Setelah sebelumnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok, kali ini Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Gresik, Raden Totok Mukarto yang mendapatan kehormatan menerima nama dari pemuka adat suku Dayak Kenyah.
Upacara pemberian nama itu dilakukan di kampung adat Pampang, Kecamatan Samarinda Utara, Sabtu (3/8/2019) siang tadi.
Selain R Totok M, istri dan anaknya juga mendapatkan nama khas Dayak.
Sebelum diberikannya nama khas Dayak tersebut, terlebih dahulu dilakukan sejumlah tradisi penyambutan, serta tarian yang disuguhkan untuk semua tamu undangan yang hadir.
Sebelum bertugas di KSOP Kelas II Gresik, selama 1 tahun 8 bulan tahun dirinya bertugas di KSOP Kelas II Samarinda.
R Totok M mendapatkan nama Kirip Paren Lung yang artinya penguasa muara yang dihormati, dengan harapan kawasan perairan yang dipimpinnya dapat aman, serta diberkahi Tuhan YME.
Sedangkan istrinya, Ratna Sari Dewi diberi nama Idang Mening, artinya cahaya yang bersih, dengan harapan selama R Totok menjalankan tugas, senantiasa diberikan keberhasilan.
Dan anaknya, RR Catherine Puteri Zafira mendapatkan nama Ulau Tau yang artinya sinar matahari, dengan harapan kelak dapat menjadi orang yang besar (sukses/berhasil), serta menjadi anak yang berbakti.
Ketiganya pun resmi menjadi bagian dari keluarga masyarakat kampung adat Pampang.
"Hal ini cukup mengejutkan. Tapi, ini jadi suatu kehormatan bagi saya dan keluarga mendapatkan nama dari suku dayak kenyah," ucapnya, Sabtu (3/8/2019).
Dengan disematkannya nama khas dayak tersebut, membuat dirinya semakin termotivasi untuk senantiasa memberikan dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
"Jadi motivasi bagi saya untuk semaksimal mungkin memberikan layanan kepada masyarakat. Dan, Samarinda memiliki potensi sebagai kota yang maju, disegala sektor," ucap pria kelahiran Malang tersebut.
"Saya juga berharap kepada pemuda Dayak Kenyah agar dapat berpartisipasi pada pembangunan, terutama di sektor maritim," sambungnya.
Sementara itu, Ketua adat Dayak Kenyah Pampang, Esron Palan menjelaskan, salah satu sebab R Totok M diberikan nama Dayak, karena jasa-jasanya selama bertugas di Samarinda.

Dirinya menilai, R Totok M sebagai sosok pemimpin yang tegas dan bijak dalam menyelesaikan permasalahan, serta menciptakan ketertiban di pelabuhan.
"Kami orang Dayak sangat hargai jasa Pak Totok, beliau tegas, serta bijak dalam menyelesaikan masalah. Selama beliau bertugas, kami merasa aman," ungkapnya.

"Pemberian nama itu sebagai penghormatan terhadap beliau, penguasa muara yang memiliki kuasa di wilayah perairan, sungai maupun laut, karena beliau yang punya hak mengambil sikap dan keputusan," tutupnya.
Nama Kehormatan Ahok BTP
Kala itu, Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur pada Sabtu (13/7/2019) ramai, jadi terasa spesial sebab kedatangan tokoh politisi ternama, Ahok.
Sosok Ahok yang dulu pernah menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Jokowi, sambangi sempatkan waktu datang ke Samarinda, Kalimantan Timur. Kontan beberapa warga Samarinda pun antusias untuk lihat langsung si Ahok yang datang ke Samarinda bersama istrinya, Puput Nastiti.
Kedatangan Ahok ke Samarinda bukan dalam rangka agenda politik apalagi terkiat hal rencana mendorong Kalimantan Timur jadi Ibu Kota Baru Indonesia. Ahok datang ke Samarinda bukan kaitannya dengan usaha pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur.
Lalu dalam rangka apa, Ahok pria kelahiran Bangka Belitung datang ke Samarinda, Kalimantan Timur? Kabar kedatangan Ahok atau BTP di Samarinda ini jelas menjadi berita terpopuler di Tribunkaltim.co
Yups, mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau BTP alias Ahok ini ke Samarinda didampingi sang istri, Puput Nastiti Devi berkunjung ke ibukota Kalimantan Timur, Samarinda, mulai Jumat sampai Sabtu tanggal 12 sampai 13 Juli 2019.
Agenda Ahok dan Puput Nastiti dalam dua hari kunjungannya adalah dalam rangkaian Dialog Masyarakat Adat Dayak Kalimantan Timur yang sengaja mengundang Basuki Tjahaja Purnama atau BTP ini.
Puput Nastiti tampak menemani Ahok selama kunjungan, ia juga menerima nama kehormatan Dayak bersama Ahok, begini gaya Puput Nastiti dalam balutan baju adat Dayak.
Sosok Puput Nastiti juga ikut menjadi perhatian masyarakat, Puput Nastiti juga ‘buruan’ warga yang ingin mengobrol atau berfoto bersama.
Pasangan Ahok dan Puput Nastiti tiba di gedung pertemuan Hotel Mesra, Samarinda menggunakan mobil Alphard putih bernomor polisi L 15xx J.
Setelan pakaian yang dipakai ke-duanya pun tergolong kasual.
Ahok mengenakan kemeja putih berkerah dipadu celana kain dan sepatu hitam.
Sementara, Puput Nastiti mengenakanan gaun terusan panjang berwarna biru ungu bermotif bunga-bunga.

Puput Nastiti menambahkan selendang dengan warna senada yang dikalungkan di leher.
Untuk urusan make up, Puput Nastiti terlihat minimalis.
Puput Nastiti yang mantan polwan ini hanya memakai pensil alis untuk menebalkan alis.
Puput Nastiti membubuhkan pemulas bibir warna senada kulitnya yang kuning langsat.
Istri Ahok ini membiarkan rambut lurusnya terurai tanpa diikat.
Untuk aksesoris lainnya pun tergolong minimalis.
Di jemari tengah terlihat cincin berwarna emas, ditemani jam tangan digital di pergelangan kiri.
Ke-duanya pun, nampak menebar senyum saat dipanggil naik di atas podium mengikuti prosesi pemberian nama gelar warga kehormatan warga adat Dayak Kaltim.
Puput Nastiti sarungkan rok hitam bermotif Dayak berbahan dasar manik serupa dengan setelan atas berbentuk rompi.
Tak ketinggalan ada topi manik dengan dua bulu Burung Enggang di atas kepala.
Ahok mendapat nama kehormatan Asang Lalung sementara Puput Nastiti mendapat nama kehormatan Idang Bulan.
BACA JUGA:
BTP Menjawab Batal Tayang, Ahok Enggan Beri Penjelasan, Begini Jawaban Singkatnya
Ahok BTP dan Puput Nastiti, Ini Ramalan Denny Darko: Come Back ke Politik dan Jenis Kelamin Bayi
"Asang Lalung itu berarti seorang pemimpin yang berani, jujur, dan bisa mengayomi rakyatnya," kata Edy Gunawan.
Sementara arti dari Idang Bulan, lanjut Edy diambil dari nama tengah dan akhir sang suami yang berarti cahaya bulan purnama.
"Menjadi penerangan, penolong dalam kegelapan, dan menjadi penguat dalam doa," katanya.
Diceritakan Edy, sebelum memutuskan nama gelar kehormatan yang akan diberikan, para ketua adat berkumpul mendiskusikan dan menyepakati nama apa yang cocok bagi yang bersangkutan.
BACA JUGA:
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) dan Puput Dianugerahi Nama Kehormatan oleh Warga Dayak Kaltim
AKHIRNYA Nicholas Sean Blak-blakan tentang Pernikahan Ahok BTP dan Puput Nastiti Devi
Pemberian nama disesuaikan dengan karakter dan harapan yang diinginkan pada orang tadi.
Setelah nama diputuskan, barulah kepala adat menunggu petunjuk lewat mimpi soal nama apa yang cocok.
"Gelar bukan sembarang kita kasih, kita minta perintah dari leluhur kita harus bagaimana, apa nama yang cocok.
Dan itu nama kehormatan warga Dayak," tuturnya.

(*)