Idul Adha 2019
Hewan Qurban di Berau Mayoritas Berasal dari Luar Daerah, Distanak tak Mampu Memonitor
Meski demikian, pihaknya akan terus melakukan monitoring terhadap hewan Qurban yang diperdagangkan masyarakat.
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, melakukan pendataan jumlah hewan Qurban, yang dipersiapkan untuk hari raya Idul Adha 2019.
Hasil pendataan sementara yang dilakukan oleh Distanak Berau, total hewan Qurban yang sebanyak 610 ekor, siap dipakai buat Idul Adha 2019.
Dari 610 ekor sapi Qurban tersebut, lebih dari 80 persen merupakan pasokan dari luar daerah.
Yang terbanyak dari Sulawesi, sekitar 504 ekor sapi dari Sulawesi, sisanya 106 ekor dari peternak lokal.
Ada juga 250 ekor kambimg dan 2 ekor domba yang akan dikurbankan.
"Tapi data ini masih sementara, karena masih menunggu data dari teman-teman petugas peternakan di kecamatan," kata Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet, Distanak Berau, I Putu Setion, Senin (5/8/2019).
Jumlah ini, kata I Putu Setion, kemungkinan akan terus bertambah mendekati Idul Adha 2019.
Pihaknya mengaku tidak dapat memonitor langsung hewan Qurban yang datang ke Berau.
Dan hanya saling berkoordinasi dengan Balai Karantina Hewan, untuk mendatangi hewan Qurban yang harus menjalani pemeriksaan kesehatan.
Hal ini untuk memastikan, hewan Qurban tersebut aman dikonsumsi, tidak mengandung virus antrax maupun sirosis.
“Untuk lalu lintasnya (perdagangan sapi), berada di bawah pengawasan Balai Karantina Wilayah Kerja Tarakan,” ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya akan terus melakukan monitoring terhadap hewan Qurban yang diperdagangkan masyarakat.
Monitoring ini dilakukan agar semua hewan kurban yang diperdagangkan di Kabupaten Berau, terdata dan memastikan kondisinya sehat dan aman dikonsumsi.
Apalagi dalam proses pemotonga hewan kurabn, juga harus memenuhi ketentuan halal.
Karena itu, selain melakukan pengawasan untuk menjamin kesehatan hewan ternak yang dipotong, Distanak juga memberikan pembekalan kepada masyarakat yang akan melakukan pemotongan hewan Qurban.
Proses pemotongan wajib memenuhi syariat Islam.
Apalagi, pemotongan hewan Qurban tidak hanya dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang para penjagalnya telah bersertifikasi, ada juga pemotongan yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat.
Sehingga pelatihan pemotongan sesuai dengan syariat Islam ini perlu dilakukan.
Pelatihan ini diberikan kepada berbagai majelis taklim, masjid, musala hingga masyarakat umum, serta perusahaan dan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD).
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada petugas penyembelih hewan kurban agar sesuai dengan syariat Islam.
“Karena Idul Adha 2019 ini merupakan hari raya umat muslim, maka proses pemotongan hewan harus sesuai dengan syariat Islam. Sehingga tidak memunculkan kekhawatiran halal atau tidaknya hewan kurban,” jelasnya.
Tidak hanya dari segi proses pemotongan, pemilihan hewan kurban juga harus lebih selektif.
Warga dilarang memotong hewan yang buta atau cacat lainnya, terlalu kurus atau terserang penyakit.
“Jadi tidak hanya dari segi halal dan haramnya saja, tapi juga kondisi kesehatan hewan kurban harus diperhatikan. Oleh karena itu kami juga melakukan pemeriksaan ke lapangan,” ujarnya.
Termasuk tata cara pemotongan hewan harus diperhatikan, pisau yang akan digunakan untuk memotong hewan kurban harus tajam sehingga tidak membuat hewan kurban menderita.
Untuk memastikan pelaksanaan penyembelihan yang higienis, pada hewan potong Qurban, saat menjalankan ibadah di Hari Raya Idul Adha 2019 tahun ini dapat terjaga aman.
Berikut ada tips dan trik memilih hewan Qurban yang pas buat Idul Adha 2019 versi MUI Kaltim.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia atau MUI Kaltim, akan melakukan sosialisasi pada para petugas pemotong hewan Qurban.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kalimantan Timur atau MUI Kaltim, H. Sayid Alwi, mengatakan sosialisasi ini bertujuan agar para petugas pemotong hewan dalam melaksanakan tugasnya sesuai syariat Islam.
Hal itu dilakukan untuk menyempurnakan ibadah kurban, maka semua yang berkaitan dengan kurban termasuk tata cara menyembelih hewan qurban, harus mengikuti proses yang sesuai dengan hukum Islam.
Nah, MUI Kaltim menjalankan sosialisasi kepada setiap petugas pemotongan hewan Qurban.
Selain itu kita juga melakukan pengawasan ke calon hewan yang akan disembelih.
Tentu saja ini untuk memperhatikan kesehatan hewan Qurban tersebut.
"Itu demi menjamin hewan Qurban bebas penyakit zoonosis, serta proses penyembelihan hewan Qurban akan kami monitoring, agar lebih menjamin pemenuhan syariat Islam dan kesejahteraan hewan,” ujarnya kepada Tribunkaltim.co pada Minggu (4/8/2019).
Tujuan dari sosialisasi menjelang Hari Raya Idul Adha 2019 yaitu memberikan pengetahuan bagaimana cara memotong daging Qurban dengan hukum Islam dan mendapatkan daging yang Aman, Sehat, Utuh, Halal) SUH.
Proses awal penyembelihan ialah, diawali dengan menuntun hewan kurban ke tempat penyembelihan dengan baik tanpa menyakiti hewan tersebut.

Hal ini penting untuk diketahui, agar hewan yang disembelih nantinya benar-benar diketahui secara pasti kehalalannya.
"Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu‘alaihi Wa Salam.” tuturnya menjelaskan.
Dari proses sosialisasi ini, diharapkan petugas penyembelih dan juga masyarakat luas nantinya.
• Pemkot Belum Menjamin Kesehatan Hewan Qurban yang Dijual Pedagang Musiman di Balikpapan
Tidak hanya mendapat pengetahuan dan pemahaman yang sama khususnya tentang proses penyembelihan hewan qurban secara Islami.
Namun juga dapat menyebarluaskan apa yang telah dipaparkan. (*)