Tepis Tendangan Penalti Eriksen, Samir Handanovic Bawa Inter Milan Menang Atas Tottenham

TRIBUNKALTIM.CO - Inter Milan berhasil meraih kemenangan lewat adu penalti atas tuan rumah Tottenham Hotspur pada laga lanjutan International Champions Cup 2019 (ICC 2019). 

Pada laga itu, Kiper Inter Milan, Samir Handanovic tampil gemilang di bawah mistar.

Kiper asal Slovenia, Samir Handanovic mampu menepis dua tendangan penalti Tottenham Hotspur.

Salah satu aksi gemilang Samir Handanovic terjadi saat menepis tendangan penalti Christian Eriksen yang merupakan raja bola mati Tottenham Hotspur.

Aksi gemilang Samir Handanovic itu sekaligus membuat Tottenham Hostpur menutup tur pramusim mereka dengan kekalahan dari Inter Milan pada ajang International Champions Cup 2019.

Tottenham Hotspur menjamu Inter Milan dalam pertandingan pramusim pamungkas mereka di Tottenham Hotspur Stadium, pada Minggu (4/8/2019).

Dalam pertandingan International Champions Cup 2019 itu, Tottenham harus mengakui keunggulan Inter Milan.

Spurs kalah dalam adu penalti setelah bermain imbang 1-1.

Tottenham Hotspur langsung tancap gas sejak menit-menit pertama pertandingan. Saat laga belum genap tiga menit, mereka sudah unggul 1-0.

Lucas Moura menjadi pemain pertama yang mencatatkan namanya di papan skor. Menerima umpan Erik Lamela, Moura sukses mengatasi adangan Milan Skriniar untuk melepaskan tembakan.

Tendangan keras Moura dari dalam kotak penalti tak dapat diantisipasi Samir Handanovic. Dengan mulus, bola mengujam jaring gawang Inter Milan.

Inter mencoba membalas. Menit ke-13, Sebastiano Esposito mengirim umpan silang ke arah Dalbert. Namun, sundulan Dalbert terlalu lemah sehingga dapat diamankan.

Menit ke-26, Nerazzuri kembali memberikan teror ke gawang Hugo Lloris lewat tendangan jarak jauh Marcelo Brozovic yang masih membentur tiang sebelah kanan.

Gol yang ditunggu Inter akhirnya tiba 10 menit berselang. Stefano Sensi dengan tenang memanfaatkan umpan terobosan untuk menaklukkan kiper The Lilywhites.

Dibandingkan dengan babak pertama, babak kedua berlangsung lebih monoton. Kedua kesebelasan sama-sama minim peluang yang membahayakan.