Hanya Pulau Maratua yang Bebas Kebakaran Hutan dan Lahan

Kami hanya menurunkan satu unit mobil pemadam kebakaran. Karena awalnya kami mengira kebakaran kecil.

Editor: Mathias Masan Ola
Tribunkaltim.co, Geafry Necolsen
Sejak awal bulan Januari 2019, sedikitnya ada 50 hektare hutan dan lahan yang terbakar. Menurut BPBD Berau, kebakaran lahan mayoritas dipicu oleh pembukaan ladang berpindah dengan cara dibakar. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Musim kemarau tahun ini ditandai dengan kebakaran lahan di Kampung Tumbit Sari, Kecamatan Teluk Bayur, Senin (5/8/2019) malam. Kejadian ini dibenarkan oleh Darno Kepala Seksi Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau.

Darno Kasi Kedaruratan BPBD Berau mengungkapkan, lahan seluas 4 hektare tersebut terbakar selepas magrib dan baru berhasil dipadamkan pada pukul 3.00 wita, Selasa (6/8/2019) dini hari tadi.

"Kami hanya menurunkan satu unit mobil pemadam kebakaran. Karena awalnya kami mengira kebakaran kecil. Sedangkan mau meminta bantuan lagi, radio komunikasi dan telepon seluler di luar jangkaun. Sehingga api baru berhasil dipadamkan pukul 03.00 pagi," ungkap Darno Kasi Kedaruratan BPBD Berau.

Beruntung, BPBD Berau dibantu oleh masyarakat sekitar. Karena lokasi kejadian memang tidak jauh dari perkampungan.

Darno Kasi Kedaruratan BPBD Berau menyakini, kebakaran lahan ini disebabkan oleh oknum warga yang hendak membuka lahan untuk bercocok tanam.

"Lahan spertinya dibakar, biasalah orang menanam. Mereka sengaja (membakar), bagi kami dilematis, mereka ingin juga ingin mencari makan," imbuh Darno Kasi Kedaruratan BPBD Berau.

Sekadar diketahui, mayoritas petani di Kabupaten Berau merupakan petani atau peladang berpindah (nomaden). Lahan yang letaknya di tengah hutan, sulit dijangkau alat berat untuk membuka lahan, ditambah lagi biaya yang cukup besar untuk menyewa alat berat.

Petani juga kesulitan untuk merintos lahan dengan cara membabat lahan, karena di wilayah ini tidak banyak buruh tani. Kekurangan tenaga dan modal untuk menyewa alat berat, membakar lahan menjadi solusi yang paling mudah.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan membakar lahan.

"Tapi sulit juga bagi kami untuk melakukan pengawasan, karena baru ketahuan saat kebakaran sudah terjadi," ujar Darno Kasi Kedaruratan BPBD Berau.

Darno Kasi Kedaruratan BPBD Berau menambahkan, sejak awal bulan Januari 2019, ada sekitar 50 hektare lahan yang terbakar.

"Tahun ini cukup banyak lahan yang terbakar, sekitar 50 hektare. Apalagi hujan tidak menentu. Kebakaran lahan sudah terjadi sejak bulan Januari 2019. Lahan yang terbakar tersebar di 12 kecamatan. Hanya Pulau Maratua saja yang tidak ada kebakaran hutan dan lahan," tandas Darno Kasi Kedaruratan BPBD Berau. (*)

Baca Juga;

Aksi Pasutri Bunuh Anak Mereka yang Baru Lahir Terungkap Karena Istri Alami Pendarahan, Ini Motifnya

80 Persen Capim KPK Ternyata Miliarder, Ada yang Hartanya Capai Rp 1 Triliun, Ini Penjelasan Febri

Ramalan Zodiak Selasa 6 Agustus 2019: Scorpio Berjalan Menyenangkan Hari Ini, Pisces Mudah Lelah

Pelaku Perusakan Rumah Menteri Susi Mengaku Kerasukan Roh, dan Membisikkan Sesuatu

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved