Spekulasi Rizal Ramli Soal Listrik Padam di DKI Jakarta, Bukan Sabotase Siber Terorisme, Tapi Sepele

Rizal Ramli menuturkan analisanya soal listri padam di DKI Jakarta dan sekitarnya, bukan karena iber terorisme, tapi hanya sepele

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ekonom Rizal Ramli berbincang dengan awak Tribunnews.com terkait perkembangan ekonomi Indonesia terbaru di Kantor Redaksi Tribun Network, di Palmerah, Jakarta, Rabu (6/2/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO - Spekulasi Rizal Ramli Soal Listrik Padam di DKI Jakarta, Bukan Karena Sabotase Siber Terorisme, Tapi.

Rizal Ramli menuturkan analisanya soal listri padam di DKI Jakarta dan sekitarnya, bukan karena iber terorisme, tapi hanya sepele.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menduga padamnya aliran listrik di Jabodetabek, sebagian wilayah Jawa, dan Bali itu terjadi karena penghematan.

Hal ini disampaikan Rizal saat hadir sebagai narasumber di acara "Sapa Indonesia Malam" yang tayang di Kompas TV pada Senin (5/8/2019) malam.

"Sebenarnya untuk Jakarta dan Jawa Barat itu banyak pusat listrik yang dari liquefied natural gas (LNG), gas.

Sebetulnya cukup untuk DKI dan sekitarnya.

Tapi mungkin karena penghematan, itu kan hampir dua kali batu bara," ujar Rizal, Senin.

Dilansir dari Kompas.com, Rizal menyebutkan, padamnya listrik yang terjadi mulai Minggu (4/8/2019) tersebut tak ada kaitannya dengan masalah kurangnya kapasitas tenaga listrik seperti yang disampaikan pihak PLN.

Menurut dia, kapasitas listrik di Jawa 30 persen lebih banyak daripada wilayah lain.

Sehingga, Rizal menilai tak masuk akal jika listrik mengalami pemadaman secara total.

"Nah persoalannya yang di Muara Karang dan lain-lainnya di sekitar Jakarta harusnya itu enggak mati total.

Harusnya itu istilahnya di-spinning, lah.

Tetap nyala walaupun kecil energinya, kalau dibutuhkan langsung bisa diangkat begitu," kata Rizal.

"Nah yang terjadi adalah mungkin dalam upaya penghematan, ini betul-betul dimatikan, dialirkan dari Jawa Timur," ucap dia.

Telah diberitakan sebelumnya, listrik di kawasan Jabodetabek, sebagian wilayah di Jawa dan Bali padam pada Minggu (4/8/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.

Namun, hingga Senin (5/8/2019) suplai listrik di sejumlah wilayah di Jabodetabek belum kembali normal.

Presiden Jokowi kemudian mendatangi kantor pusat PT PLN pagi tadi.

Di kantor pusat PLN itu, Presiden mendengar penjelasan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani.

Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani lalu menjelaskan mengenai penyebab padamnya listrik di sebagian besar Pulau Jawa.

Sripeni menjelaskan panjang lebar mengenai masalah teknis yang menyebabkan listrik padam, yakni terkait gangguan transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV.

Penjelasan tersebut berlangsung sekitar 10 menit.

Seusai mendengarkan penjelasan yang berlangsung selama 10 menit, Jokowi menunjukkan kekesalannya.

Dengan dioperasikannya Gardu Induk Muara Komam ini, sistem interkoneksi ketenagalistrikan dari Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan, yaitu dari Kuaro hingga Tanjung akan semakin andal.
Dengan dioperasikannya Gardu Induk Muara Komam ini, sistem interkoneksi ketenagalistrikan dari Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan, yaitu dari Kuaro hingga Tanjung akan semakin andal. (HO - PLN UIP Kalbagtim)

Beda Pendapat PLN dan Polri

PLN dan Polri berbeda pendapat seputar penyebab terjadinya pemadaman listrik, Minggu (4/8/2019).

Direktur Bisnis Regional PLN Jawa Bagian Barat Haryanto WS tidak memberi jawaban rinci ketika ditanya mengenai penyebab pemadaman listrik di hampir seluruh pulau Jawa dan Bali sejak Minggu (4/8/2019) siang.

Berdasarkan keterangan Polri sebelumnya, penyebab pemadaman tersebut adalah pohon yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan flash atau lompatan listrik.

Haryanto hanya menjelaskan bahwa terjadi gangguan pada jaringan penyalur listrik murah dari timur ke barat.

Dari total 4 sirkuit, satu sirkuit sedang dalam tahap pemeliharaan, sementara dua sirkuit lainnya terkena gangguan tersebut.

Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut apakah gangguan yang dimaksud itu adalah pohon atau bukan.

"Kemudian terjadi gangguan di dua titik secara bersamaan antara Ungaran-Pemalang dan itu kemudian itu menjadikan tinggal 1 sirkuit, sehingga aliran listrik dari timur ke barat ini terhenti," ungkap Haryanto di kantor PLN Pusat, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).

Ketika ditanyakan kembali perihal penyebab pasti dari pemadaman tersebut, Haryanto memberi jawaban serupa.

Ia hanya menambahkan bahwa gangguan tersebut sudah normal kembali.

"Listrik mengalami terputus dari Ungaran ke Pemalang, kemudian itu menyebabkan dua sirkuit mengalami gangguan dan itu alhamdullilah sudah bisa kita perbaiki dan kemudian normal kembali," tutur dia.

Pewarta kemudian menanyakan lagi perihal penyebab pasti pemadaman listrik.

Menurut dia, jaringan listrik tersebut membentang panjang dan melewati gunung hingga perumahan.

Maka dari itu, Haryanto menilai faktor alam memang memungkinkan menganggu jaringan.

"Jadi memang jaringan kita itu kan panjang, melalui gunung, hutan, dan lokasi masyarakat, perumahan, dan itu memang bisa saja terjadi gangguan-gangguan dari sekitar, alam, dan sebagainya, dan itu bisa terjadi," kata dia.

Seusai konferensi pers, ketika ditanyakan kembali untuk mempertegas apakah memang pohon yang menjadi penyebab pemadaman, Haryanto tidak menjawab.

Diberitakakn sebelumnya, Polda Jawa Tengah sudah mengecek tower transmisi di daerah Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah, sebagai tempat kejadian perkara (TKP) terkait padamnya listrik di hampir seluruh pulau Jawa dan Bali sejak Minggu siang.

Hasilnya, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, ada pohon yang diduga melebihi batas ketinggian yang seharusnya.

"Kerusakan, diduga sementara adanya pohon yang ketinggiannya melebihi batas ROW (right of way) sehingga mengakibatkan flash atau lompatan listrik," ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin.

Baca juga :

Listrik Masih Padam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Ingatkan Warganya Tak Konsumsi Makanan Basi

Ada Serangan Siber Terorisme Terkait Padamnya Listrik Jakarta, Ini Ulasan Analis Keamanan

Oleh karena itu, dugaan sementara polisi adalah pemadaman listrik diduga diakibatkan faktor alam dan teknis.

Dengan demikian, polisi hingga saat ini menilai bukan faktor kesalahan manusia maupun dugaan sabotase yang menyebabkan padamnya listrik.

Kendati demikian, tim dari Bareskrim Polri dan PLN tetap akan turun ke lapangan untuk memastikan temuan tersebut.

DPR minta PLN jujur

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR) RI Fahri Hamzah mengimbau, PT PLN (Persero) menjelaskan dengan jujur penyebab pemadaman listrik massal yang terjadi di wilayah Jabodetabek, Banten, sebagian Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah, Minggu (4/8/2019).

“Termasuk menjawab tentang kerugian yang dihadapi konsumen.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) harus menjelaskan bagaimana antisipasi apabila hal ini masih terjadi.

Supaya ada ketenangan bagi masyarakat, dan konsumen,” terang Fahri.

Tak hanya itu, menurut dia, saat seperti ini merupakan waktu tepat untuk mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan yang dimiliki sistem kelistrikan Indonesia.

“Pada saat seperti ini diperlukan satu keberanian untuk korektif kalau desain kelistrikan kita ada masalah. Ini saatnya untuk kita memperbaikinya," tegasnya, Senin (5/8/2019).

Selain itu, dalam menganalisa kerusakan pembangkit, Fahri menyarankan, PLN melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga kebencanaan, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah peristiwa padamnya aliran listrik massal berkaitan dengan bencana alam atau tidak.

"Itu dulu yang harus ditegaskan. Sebab, apabila memang itu hubungannya dengan bencana alam, ada unsur yang memang tidak bisa direncanakan," ucap Fahri.

Pasalnya, menurut Fahri, tidak ada bencana alam yang bisa benar-benar diketahui kapan akan terjadi.

Baca juga :

Belum Normal, Beredar Info Listrik di Jakarta Bakal Padam Per 3 Jam Sekali, Daftar Daerah Terdampak

Akibat Pemadaman Listrik di Jakarta, Mulai Korban Meninggal, Hingga Berkurangnya Polusi Udara

Bila bencana alam menjadi penyebab pemadaman itu, imbuh dia, PLN harus membuat langkah antisipasinya sehingga tidak merugikan banyak orang.

Dia pun menyarankan agar PLN merancang distribusi listrik yang lebih otonom ke berbagai wilayah di Indonesia.

Tujuannya, agar tidak terjadi lagi pemadaman listrik secara massal.

“Sebab, kalau blackout terjadi secara masif, karena sistemnya tidak otonom berbahaya sekali. Seharusnya, pada titik bencana tertentu dia (pemadaman listrik) tidak menyebar sebagai sebab kematian listrik secara menyeluruh," pungkasnya.(kompas.com)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved