Pelabuhan Speedboat PPU Pasca Kebakaran Sudah Fungsional Seperti Biasa
Ekstra hati-hati dalam melangkah, dan tidak buru-buru atau bergerombol. Khawatirnya kayu di bawah tidak bisa menahan beban kalau yang jalan gerombolan
Penulis: Heriani AM | Editor: Mathias Masan Ola
lihat foto
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Lalu lintas Pelabuhan speedboat pasca terbakar, Minggu (11/8/2019) pagi hari kemarin, telah berjalan normal, Senin (12/8/2019). Pantauan tribunkaltim.co, transportasi keberangkatan maupun kedatangan terpantau lancar.
Tim gabungan, antara lain BPBD PPU, Dishub, DPKP, Polres PPU, Kodim 0913/PPU serta instansi terkait lain, sebelumnya, telah melakukan pemulihan sementara dengan memasang papan penyangga yang bisa dilewati penumpang speedboad.
"Pasca kebakaran, tim gabungan melakukan pembersihan material sisa-sisa kebakaran untuk pemulihan sementara agar fungsional, mengingat kebutuhan penggunaan pelabuhan yang merupakan fasilitas umum," kata Kasubid Logistik dan Peralatan BPBD PPU Hj Nurlaila.
Sementara itu, Nuri (23) warga Desa Girimukti mengaku tidak ada kendala ataupun keluhan dari kebakaran yang terjadi sebelumnya, karena jembatan sudah bisa digunakan meskipun kewaspadaan tetap diutamakan. Menurutnya penumpang harus bisa memaklumi kondisi yang ada.
"Ekstra hati-hati dalam melangkah, dan tidak buru-buru atau bergerombol. Khawatirnya kayu di bawah tidak bisa menahan beban kalau yang jalan gerombolan. Selain itu sih aman aja," katanya pada tribunkaltim.co.
Selain itu, Agus (43) mengharapkan pemulihan jembatan yang terbakar segera ditanggulangi. Ia khawatir jika terlalu lama dibiarkan, kayu penyangga ataupun atap yang sudah menghitam tersebut, sewaktu-waktu bisa rubuh.
"Kelihatannya sih kokoh aja, dan pemerintah juga pasti sudah mempertimbangkan akses sementara ini. Agak takut aja sih, karena kayu sebagian sudah hitam," tuturnya.
Tukang Ojek Harapkan Bantuan Pemerintah
Salah satu pihak yang terdampak kebakaran adalah tukang ojek Pelabuhan Speedboat. Pangkalan mereka mengalami kerusakan 100 persen karena diruntuhkan untuk menghalau api agar tidak menjalar lebih jauh.
Seorang tukang ojek yang menolak namanya dikorankan, mengatakan, sebanyak 35 orang menggantungkan hidupnya dengan menarik ojek. Rusaknya pangkalan berdampak besar bagi mereka.
"Kami nunggu penumpang di sini (pangkalan). Pelabuhan Kelotok dan Feri punya pangkalan mereka masing-masing," tuturnya.
Ia mengisahkan, pangkalan ojek tersebut dibangun oleh pemerintah, 8 hingga 9 tahun lalu. Dan berharap pemerintah, eksekutif maupun legislatif bisa melihat kondisi mereka.
"Kami harapnya, bisa dibantu cepat untuk dibangunkan kembali dari pemerintah, DPRD maupun orang-orang dermawan," katanya.
"Kalau hanya mengandalkan satu pohon untuk berlindung, kasihan juga kami. Bagaimana kalau panas betul? Bagaimana kalau hujan? Harapannya agar kami tidak kepanasan atau kehujanan," pungkasnya. (*)
Baca Juga;
Gubernur Kalimantan Selatan Klaim Kalsel Berada di Tengah-tengah, Layak jadi Ibu Kota Baru Indonesia
Diduga Ada Pencemaran, Dinas Lingkungan Hidup Ambil Sampel Air di Aliran Pembuangan Pertamina
Wacana Ibu Kota Indonesia di Kaltim dan Kalteng, Mulai Marak Tawaran Tanah Kavlingan dan Apartemen
