AKHIRNYA Jokowi Ungkap Menteri Muda yang Bakal Duduk di Kabinet Kerja II, Ada di Bawah 30 Tahun
Teka-teki siapa calon menteri di Kabinet Kerja II pemerintahan Jokowi-Maruf Amin tampaknya mulai menemui titik terang
TRIBUNKALTIM.CO - Teka-teki siapa calon menteri di Kabinet Kerja II pemerintahan Jokowi - Maruf Amin tampaknya mulai menemui titik terang.
Jawaban terkait calon menteri Kabinet Kerja II itu diungkap sendiri oleh Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi bahkan terang-terangan menyebut usia calon menteri dari kalangan muda yang bakal duduk di Kabinet Kerja II.
Presiden Jokowi mengatakan, dirinya sudah memilih menteri berusia muda untuk masuk ke dalam Kabinet Kerja II pemerintahan Jokowi - Maruf Amin.
Calon menteri Kabinet Kerja II itu ada yang usianya di bawah 35 tahun, bahkan ada yang di bawah 30 tahun.
"Mereka berasal dari profesional, bukan partai. Punya pengalaman manajerial yang kuat," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (14/8/2019), dalam pertemuan dan makan siang bersama sejumlah pimpinan redaksi media massa, seperti dilansir Kompas.com.
Terkait dengan usia muda ini, ketika ditanya apakah mereka berasal dari start up, Jokowi hanya tersenyum.
Ia tidak mengiyakan, tidak juga menampiknya.
Jokowi pun menceritakan, ketika menyaring calon-calon menteri usia muda ini, banyak sekali nama yang masuk.
"Tetapi saya mempertimbangkan kemampuan manajerialnya. Ada yang sangat percaya diri, tapi lemah manajerialnya," ujarnya.

Jokowi melanjutkan, menteri usia muda ini akan duduk di kementerian yang lama, bukan yang baru.
"Makanya dibutuhkan manajerial yang kuat," katanya.
Jokowi sebelumnya juga telah mengungkapkan ingin ada anak- anak muda yang menjadi menteri di Kabinet Kerja II.
Menurut Jokowi, ia tak hanya akan mempertimbangkan anak-anak muda yang berasal dari kalangan profesional, tapi juga partai politik.
"Saya minta dari partai juga ada yang muda, ada dari profesional juga," kata Jokowi saat ditanya wartawan di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Jokowi mengaku sudah mempersilakan parpol untuk mengusulkan sebanyak-banyaknya nama calon menteri.
Ia berharap ada nama-nama politisi muda dari sejumlah nama yang diusulkan.
"Ya enggak apa-apa, mau minta 10, mau minta 11, mau minta 9, kan enggak apa-apa, wong minta saja," kata dia.
Di sisi lain, Jokowi juga akan mencari anak-anak muda dari kalangan profesional.
Ia juga menilai saat ini banyak anak muda yang hebat di berbagai bidang.
"Kalau enggak ada dari partai, kita cari sendiri dari profesional. Profesional muda kan banyak banget," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Adian Napitupulu Menghadap Jokowi
Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR Adian Napitupulu mendadak menyambangi Istana Kepresidenan Jakarta bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Selasa (13/8/2019).
Pertemuan Adian Napitupulu dengan Jokowi itu terjadi setelah santer namanya beredar masuk daftar menteri.
Kedatangan mantan aktivis 1998 itu tak terpantau awak media yang biasa bertugas meliput di Istana.
Kedatangan pria bernama lengkap Adian Yunus Yusak Napitupulu itu dibenarkan oleh salah satu staf-nya di DPR, Musyafaur Rahman.
"Iya benar, tadi Bang Adian ke Istana sekitar pukul 10.00 pagi," ujarnya, saat dikonfirmasi Wartakotalive via sambungan telepon, Selasa sore.
Adian Napitupulu, katanya, bertemu Jokowi setelah sebelumnya menerima kedatangan Ketua DPR Bambang Soesatyo.
Namun, Musyafaur Rahman tak tahu apa pembicaraan empat mata antara Adian Napitupulu dengan Presiden Jokowi.
"Belum ketemu juga (dengan Adian Napitupulu). Nanti kalau ketemu coba saya tanyakan," ucapnya.

Sebelumnya, nama Adian Napitupulu menggema dalam acara Halalbihalal Presiden Jokowi bersama aktivis 98, di Jakarta, Minggu (16/6/2019) lalu.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengatakan saat ini memang aktivis 98 sudah banyak yang menjadi kepala daerah atau wakil rakyat di parlemen.
Namun, Jokowi mengakui belum ada aktivis 98 yang menjadi menteri di pemerintahan.
Jokowi pun kemudian menyinggung nama Adian Napitupulu saat bicara soal kursi menteri.
"Berkaitan dengan aktivis 98, ini adalah pelaku sejarah, memang sebagian besar sudah ada yang menjabat bupati, DPR, wali kota atau jabatan lain, tapi saya juga mendengar ada yang belum."
"Saya lihat menteri belum," kata Jokowi.
Setelah pernyataan Jokowi itu, para aktivis 98 yang hadir lantas meneriakkan nama Adian Napitupulu sebagai bentuk dukungan kepada politikus PDIP itu untuk masuk dalam pemerintahan mendatang.
"Adian, Adian, Adian," seru para aktivis 98.
"Bisa saja, kenapa tidak? dengan kemampuan yang ada bisa saja," timpal Jokowi.
Beredar di Medsos, Daftar Nama-nama Menteri
Teka-teki nama-nama menteri yang bakal dipilih Presiden Jokowi masuk dalam kabinetnya, memang dinanti-nanti banyak pihak.
Daftar nama-nama menteri Kabinet Kerja Jilid II pun beberapa kali beredar di grup WhatsApp.
Nama-nama itu diklaim diputuskan Presiden Jokowi di Istana Bogor pada Minggu (4/8/2019) lalu.
Foto yang beredar di media sosial menunjukkan selembar kertas dan terdapat stempel berwarna merah dengan tulisan RAHASIA.

Dalam selembar kertas tersebut, tertulis "Risalah Rapat Pengangkatan Menteri Pembantu Presiden Dalam Kabinet Kerja Jilid ll Periode 2019-2024".
Tertulis juga, rapat dipimpin Presiden Jokowi dengan Sekretaris Rapat Pramono Anung di Ruang Garuda Istana Bogor, Minggu (4/8/2019).
Adapun yang hadir ditulis Wapres terpilih Ma’ruf Amin, ketua umum partai koalisi, dan sekretaris jenderal partai koalisi.
Di antara nama-nama yang beredar itu, ada pula nama Adian Napitupulu sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang.
Berikut susunan kabinet Jokowi-Maruf Amin yang beredar di medsos tersebut:
Presiden: Joko Widodo
Wakil Presiden: Maruf Amin
Menteri Kabinet
Menteri Sekretaris Negara: Pramono Anung Wibowo
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional: Hendrawan Supratikno
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman: Susi Pudjiastuti
Menteri Perhubungan: Rusdi Kirana
Menteri Kelautan dan Perikanan: Agus Suherman
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Faisal Basri
Menteri Pariwisata: Triawan Munaf
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan: Ryamizard Ryacudu
Menteri Dalam Negeri: Ganjar Pranowo
Menteri Luar Negeri: Dino Patti Djalal
Menteri Pertahanan: Andi Widjajanto
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Mahfud MD
Menteri Komunikasi dan Informatika: Semuel Abrijani Pangerapan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Heru Budi Hartono
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Rini Soemarno
Menteri Keuangan: Muhammad Chatib Basri
Menteri BUMN: Ririel Ardiansyah
Menteri Koperasi dan UKM: Eva Kusuma Sundari
Menteri Perindustrian: Bahlil Lahadalia
Menteri Perdagangan: Fadli Zon
Menteri Pertanian: Spudnik Sujono Kamino
Menteri Ketenagakerjaan: Muhammad Hanif Dhakiri
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadi Muljono
Menteri Lingkungan Hidup dan Perikanan: Tsamara Amany Alatas
Menteri Agraria dan Tata Ruang: Adian Napitupulu
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Yudi Latief
Menteri Agama: Komaruddin Hidayat
Menteri Kesehatan: Daeng M Faqih
Menteri Sosial: Agus Harimurti Yudhoyono
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Najwa Shihab
Menteri Pendidikan Nasional: Syawal Gultom
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi: Kadarsah Suryadi
Menteri Pemuda Dan Olahraga: Erick Thohir
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Budiman Sudjatmiko
Pejabat Setingkat Menteri
Jaksa Agung: Todung Mulya Lubis
Panglima TNI: Jenderal Andika Perkasa
Kapolri: Jenderal Mohammad Tito Karnavian
Sekretaris Kabinet: Johan Budi SP
Kepala Negara Pemerintah Non Kementerian
Kepala Badan Intelijen Negara: Budi Gunawan
Kepala Badan Penanaman Modal: Thomas Trikasih Lembong
Kepala Badan Ekonomi Kreatif: Addie Muljadi Sumaatmadja
Kepala Lembaga Non Struktural
Kepala Staf Kepresidenan: Diaz Hendropriyono.
Megawati minta jatah menteri paling banyak
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri secara resmi menutup Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, pada Sabtu (10/8/2019).
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri, secara blak-blakan meminta kepada Presiden Jokowi agar partainya diberi jatah kursi menteri yang paling besar di antara kelompok politik lainnya.
Hal itu secara terbuka disampaikan Megawati di dalam pidatonya di pembukaan kongres V PDIP di Grand Inna Bali Beach Hotel, Kamis (8/8/2019).

Acara itu turut dihadiri Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla dan Wapres terpilih periode berikutnya Maruf Amin, dan para ketua umum parpol koalisi plus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Awalnya Megawati bercerita bagaimana dirinya menjaga partainya untuk selalu konsisten dengan perjuangan.
Selama 10 tahun memerintah, Presiden SBY selalu menawari dirinya agar bergabung ke pemerintahan.
Caranya adalah dengan tawaran kursi menteri. Setiap kali juga Megawati selalu menolak.
Megawati mengaku anak-anaknya di partai menggerutu kepadanya saat melakukan penolakan itu.
Sebab sudah susah berjuang agar menjadi pemenang pilpres, namun tak pernah mendapat apa pun.
"Saya omong, kalau elo kepengen jadi menteri (dengan cara seperti itu, red), keluar dari PDIP. Ora patekhen (bahasa Jawa: saya takkan kehilangan, red)," kata Megawati.
Namun, Megawati berpaling ke Jokowi.
Menurutnya, Jokowi mesti memberikan jatah kursi menteri kepada kader PDIP.
Sebab partainya sudah dua kali menjadikan Jokowi sebagai pemenang.
"Orang kita pemenang dua kali. Betul tidak? Saksikan ya. Iya dong. Jangan nanti, (Jokowi bilang, red) 'Ibu Mega, saya kira karena PDIP sudah banyak kemenangan, sudah ada di DPR, nanti saya kasih cuma 4 ya'. Endak mau. Tidak mau. Tidak mau. Tidak mau," kata Megawati yang disambut riuh teriakan para kader PDIP.
"Iya dong. Orang yang tak dapat kemenangan saja minta. Horeeeeeee," teriak Megawati sambil mengepalkan kedua tangannya di hadapan dada.
"Ini dalam kongres partai ya Pak Presiden, saya meminta dengan hormat, bahwa PDIP masuk ke kabinet dengan jumlah menteri yang terbanyak," kata Megawati yang disambut teriakan gemuruh dari kader.
Respon Jokowi
Presiden terpilih Joko Widodo menegaskan, PDI Perjuangan akan mendapatkan jatah kursi menteri paling banyak dalam Kabinet Kerja Jilid II periode 2019-2024.
"Yang jelas (kursi menteri untuk PDIP) pasti yang terbanyak. Itu jaminan saya," kata Jokowi ketika berpidato di acara Kongres ke-V PDIP di Hotel Grand Inna Bali Beach, Kamis (8/8/2019).
Pernyataan Jokowi disambut sorak sorai dan tepuk tangan peserta kongres.
Jokowi tidak merinci berapa jumlah kursi menteri yang akan ia percayakan pada kader partai berlambang banteng hitam moncong putih tersebut.
Namun, Jokowi berseloroh bahwa yang dimaksud mendapatkan kursi menteri terbanyak itu juga bisa didasarkan pada jatah kursi menteri kepada partai politik pengusungnya yang lain.

Artinya, apabila parpol pengusungnya yang lain mendapatkan jatah dua, maka jatah untuk PDIP bisa jadi hanya empat.
"Tadi Bu Mega kan menyampaikan ya, jangan empat (orang menteri) dong. Tapi kalau (partai) yang lain dua dan PDIP empat, kan sudah dua kali (lipat) juga," ujar Jokowi sembari tertawa.
Peserta kongres ikut tertawa sambil bertepuk tangan mendengar kelakar Jokowi itu.
(*)