Digagas Sejak 2009, PLTA Sungai Kayan Kaltara Tak Kunjung Terwujud Butuh Dana Rp 33 Triliun

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kaltara sampai sekarang tak kunjung direalisasi

Penulis: Mir | Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
(HO/PUPR Perkim Kaltara)
Siteplan bendungan tahap I PLTA Besahan, Kabupaten Bulungan. 

TRIBUNKALTIM.COPembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) sampai sekarang tak kunjung direalisasikan.

Sesungguhnya pembangunan PLTA ini mulai digagas sejak tahun 2009 lalu saat itu Bupati Bulungan Budiman Arifin. Namun gagasan itu belum bisa diwujudkan sampai Budiman selesai menjabat tahun 2015.

Gagasan untuk membangun PLTA ini didukung Irianto Lambrie saat pertama kali dilantik menjadi Penjabat Gubernur Kaltara 22 Juli 2013 silam.

Waktu itu, ia menyampaikan bahwa akan dibangun pembangkit listrik yang mampu menyumplai listrik untuk provinsi termuda tersebut.

Setelah terpilih lagi menjadi Gubernur Kaltara tahun 2014 lalu, Irianto Lambrie terus berjuang untuk mewujudkan pembangunan pembangkit listrik ini. 

Bahkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko melalukan peletakan batu pertama pembangunan PLTA Sungai Kayan tersebut.

Gubernur Irianto menyebutkan, nilai investasi pembangunan PLTA ini cukup tinggi. Untuk tahap pertama (Kayan I) dengan kapasitas 900 megawatt diinformasikan, nilai kontraknya mencapai sekitar USD 2,2 miliar atau kurang lebih  Rp 33 triliun 

Tahun 2017 lalu, bertempat di Ruang Kerja Kepala Staf Presiden RI telah dilakukan perjanjian kontrak antara PT Kayan Hydro Energi (KHE) dengan Powerchina International Group Limited, perusahaan BUMN dari China.

Ilustrasi Taman Tepian Sungai Kayan di Tanjung Selor, ibu kota provinsi Kaltara, menjadi salah satu venue priadona masyarakat. Saat itu di hulu sungai tersebut sedang dibangun PLTA. Diharapkan bukan saja akan mengaliri listrik di kawasan itu, juga potensi ekonomi lainnya akan tergali. Salah satunya yang sedang ditangani adalah Pajak Air Permukaan (PAP).
Ilustrasi Taman Tepian Sungai Kayan di Tanjung Selor, ibu kota provinsi Kaltara, menjadi salah satu venue priadona masyarakat. Saat itu di hulu sungai tersebut sedang dibangun PLTA. Diharapkan bukan saja akan mengaliri listrik di kawasan itu, juga potensi ekonomi lainnya akan tergali. Salah satunya yang sedang ditangani adalah Pajak Air Permukaan (PAP). (HUMASPROV KALTARA)

Kerjasama kontrak antara PT KHE dan Powerchina dalam rangka pembangunan PLTA di Sungai Kayan, Kabupaten Bulungan. Penandatanganan disaksikan langsung Gubernur Kaltara Irianto Lambrie dan Kepala Staf Presiden RI, Jenderal TNI Purn Moeldoko mewakili pemerintah.

"Penandatanganan kontrak ini menjadi langkah awal, menandai dimulainya pembangunan fisik bendungan Kayan I untuk PLTA dengan kapasitas 900 megawatt," kata Irianto Lambrie usai penandatanganan kontrak tersebut.

Bahkan usai dilakukan penandatanganan kontrak saat itu, Irianto menyampaikan bahwa mobilisasi alat untuk pembangunan PLTA tahap pertama akan dimulai Februari 2019.

"Insya Allah, kalau tidak ada halangan nanti Bapak Presiden Jokowi akan hadir menyaksikan awal pembangunan konstruksi bendungan ini," kata Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie.

Selain pembangunan bendungan PLTA, Powerchina, sebagai salah satu perusahaan BUMN di China juga akan berinvestasi di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI).

"Sesuai bidangnya, mereka akan berinvestasi sektor listrik. Untuk pengalaman atau track record perusahaan ini, tidak diragukan.

Hampir seluruh PLTA di China merupakan hasil dari mereka. Termasuk Three Gorges yang merupakan bendungan terbesar di China. Bahkan juga telah dibangun beberapa bendungan di negara lain," ungkapnya.

Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Moeldoko ikut melakukan peletakan batu pertama pembangunan PLTA Sungai Kayan di Kecamatan Peso Kabupaten Bulungan (Kaltara) awal tahun 2014 lalu, bersama beberapa jajaran Pemprov Kaltim, Pemprov Kaltara dan Pemkab Bulungan.
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Moeldoko ikut melakukan peletakan batu pertama pembangunan PLTA Sungai Kayan di Kecamatan Peso Kabupaten Bulungan (Kaltara) awal tahun 2014 lalu, bersama beberapa jajaran Pemprov Kaltim, Pemprov Kaltara dan Pemkab Bulungan. (TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD ARFAN)

Disinggung mengenai perizinan, Irianto Lambrie mengatakan semua sudah clear.

Termasuk izin keamanan bendungan dari Komisi Keamanan Bendungan di bawah Kementerian PUPR.

"Tinggal melengkapi beberapa yang belum, namun bukan hal yang prinsip. Sehingga sudah bisa dimulai pembangunannya," kata Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie.

Dijelaskan, sesuai keterangan Mr Ji Xiaoyong, Executive Vice President Asia Fasific Powerchina International Group Limited, dalam pengerjaan bendungan nanti dilakukan melalui China Hydro-perusahaan di bawahnya.

Tak hanya itu, nantinya dimungkinkan juga bakal melibatkan beberapa perusahaan lokal, termasuk BUMN di Indonesia.

"Kita semua patut bersyukur. Karena keinginan kita bersama untuk membangun PLTA yang akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara ini, insya Allah akan segera terwujud," ujar Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie.

Ditegaskan Gubernur, pembangunan PLTA ini, pada dasarnya adalah untuk kepentingan masyarakat juga, untuk kesejahteraan masyarakat.

Jika nantinya selesai dibangun, yang akan menikmati adalah masyarakat.

"Kalau listrik sudah ada, investasi jalan. Otomatis tenaga kerja terserap, ekonomi masyarakat tumbuh, dan akhirnya kesejahteraan masyarakat yang didapat," ungkap Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie.

Di lokasi PLTA yang ditargetkan akan selesai pembangunannya dalam waktu 5 tahun ini, tambah Gubenur, nantinya akan dijadikan sebagai sebuah kota kecil baru.

Di kawasan ini, nantinya akan dilengkapi berbagai sarana, seperti pasar, hotel, rumah sakit dan sarana publik lainnya.

Disinggung mengenai isu tenaga kerja yang kadang sering menimbulkan polemik, Gubernur menegaskan, bahwa tenaga kerja yang digunakan tetap mengutamakan tenaga kerja lokal. Tentunya yang memiliki kemampuan dan telah tersertifikasi.

"Untuk penggunaan tenaga kerja asing, baik yang dari China maupun dari negara lain, saya sudah sampaikan, agar hanya khusus untuk tenaga-tenaga ahli yang memang di tempat kita belum ada," imbuhnya.

PT Kayan Hidro Energy menyiapkan miliaran Dollar Amerika dana segar untuk membiayai pembangunan bendungan tahap I Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Andrew, Direktur PT KHE mengungkapkan, perusahaannya menyiapkan kurang lebih 5 miliar dollar Amerika Serikat (AS) berdasarkan perhitungan yang dilakukan. Angka itu setara dengan Rp 6,6 triliun.

"Sebelumnya lebih kecil dari itu. Tetapi kami terus memperkuat konstruksi bendungan.

Secara keseluruhan, total dana yang disiapkan mencapai 17 miliar Dollar Amerika.

Bendungan tahap I lanjut Andrew, akan memerlukan waktu konstruksi selama 3 tahun. Bendungan ini mampu menghasilkan listrik sebanyak 900 Mega Watt.

Kegiatan konstruksi bendungan tahap I ini memerlukan lebih dari 2.000 tenaga kerja.

"Kebutuhan tenaga kerja saja cukup banyak," sebutnya.

Meski empat tahun rencana pembangunan PLTA Besahan belum juga terealisasi, namun Irianto Lambrie tetap optimistis. Hal ini dirasakan setelah ditandatanganinya head of egreement atau perjanjian kerja sama.

Antara investor PLTA Besahan yakni PT Kayan Hidro Energy (KHE) dengan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) .

Dilangsungkan di Kantor Staf Kepresidenan di Jakarta, 16 Agustus pekan kemarin.

“Ini membuktikan makin dekatnya realisasi PLTA ini,” ungkap Gubernur Kalatra Irianto Lambrie kepada Tribunkaltim.co pada Minggu (18/8/2019).

Ada dua kerja sama yang ditandatangani dalam kesempatan itu.

Pertama, kerja sama pembangunan PLTA antara Synohydro Corporation Limited dengan PT Adhi Karya (persero).

PT Hutama Karya, dan PT Brantas Abi Karya (Persero).

Kedua, perjanjian kerja pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.

Antara PT Pelabuhan Internasional Indonesia dengan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), terkait rencana kerja sama pengoperasian pelabuhan di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan.

Ini sebagai momen yang berharga, sekaligus bersejarah.

Diungkapkannya, rencana pembangunan PLTA sudah digagas sejak lama.

"Yaitu sekitar 2009 lalu atau kurang lebih 10 tahun,” ujarnya.

Menurutnya, jika dibanding PLTA yang pernah ia dikunjungi, realisasi pembangunan PLTA Besahan cenderung lebih cepat.

Dicontohkan bendungan Hoover di Colorado Amerika Serikat yang menghasilkan listrik sekitar 2.000 Megawatt (MW) lebih itu, dibangun dalam jangka waktu puluhan tahun.

Begitu pun dengan bendungan Three Gorges di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang digagas sejak 1930-an dan baru menghasilkan listrik pada 2012 lalu.

Wamen ESDM Susilo Siswoutomo melakukan peletakan batu pertama atas proyek PLTA di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan pada Januari 2014.
Wamen ESDM Susilo Siswoutomo melakukan peletakan batu pertama atas proyek PLTA di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan pada Januari 2014. (TRIBUN KALTIM/SYAIFUL SYAFAR)

Termasuk PLTA terdekat yaitu di Serawak, Malaysia yang juga memerlukan waktu berpuluh-puluh tahun,” ujarnya.

Nah, Gubernur Kaltara Irianto Lambrie mengemukakan, Pemprov Kalimantan Utara sejak awal berkomitmen untuk memfasilitasi percepatan realisasi PLTA Besahan.

Namun ada kewenangan perizinan yang juga harus dilengkapi di tingkat pusat.

“Tentunya tidak mudah, tidak bisa instan. Semua harus beproses berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.

Untuk diketahui, nilai investasi PLTA Besahan cukup besar.

Bendungan tahap I yang berkapasitas 900 MW, diinformasikan nilai kontraknya mencapai sekitar USD 2,2 miliar atau sekira Rp 33 triliun.

Total 5 bendungan yang akan dibangun akan menghasilkan total 9.000 MW listrik.

“Kita semua patut bersyukur. Karena keinginan kita bersama untuk membangun PLTA yang akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara ini.

InsyaAllah akan segera terwujud. Kita semakin optimis, dengan adanya kerja sama ini.

"Apalagi ada keterlibatan BUMN kita juga,” ujarnya. (tribunkaltim.co/samir paturusi)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved