Ibu Kota Baru
Bicara di ILC, Gubernur Kaltim Isran Noor Sebut Bukit Soeharto Mirip Seperti Canberra
Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor menilai kawasan Bukit Soeharto di Kabupaten Kutai Kartanegara akan mirip seperti Canberra jika dijadikan ibu kota
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
"Pasti siap karena kami punya motto Sami'na Wa Atho'na, mendengar dan taat," kata Isran Noor.
"Soal pindah dan tidak pindah, kami tidak urusi itu. Mungkin dalam pikiran pak presiden, ya ini sudah lama untuk (segera) direalisasikan," pungkas Isran Noor.
Lebih lanjut, mantan Bupati Kutai Timur itu menilai jika ibu kota pindah ke Kaltim, bukan hanya menggembirakan bagi masyarakat di Kaltim, melainkan juga sebagai kontribusi pemerintah pusat terhadap daerah tersebut.
Mengingat Kaltim selama ini merupakan daerah penyumbang hasil SDA terbesar ke pusat.
"Bagi kita soal uangnya dari mana, negara punya urusan. Tidak ada ceritanya negara cara berpikirnya kita tidak punya uang," kata Isran Noor.
Host ILC, Karni Ilyas sempat menyinggung dua daerah yang santer disebut sebagai kandidat ibu kota baru.
"Yang kami dengar ada dua daerah, PPU dan Kukar, mana yang paling siap?" tanya Karni.
Dengan tegas Isran Noor tegas menjawab, "Dua-duanya siap".
Selain Gubernur Kaltim Isran Noor, narasumber yang tampil di ILC di antaranya, politisi PSI Tsamara Amany, politisi PDIP Maruarar Sirait, penyanyi Rhoma Irama, pengamat politik Rocky Gerung, hingga Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.
Ketika Gubernur Kalteng Minta Maaf ke Isran Noor
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran meminta maaf secara langsung kepada Gubernur Kaltim Isran Noor, Selasa (20/8/2019).
Permintaan maaf itu disampaikan dalam Rapat Konsultasi Regional Pulau Kalimantan, di Hotel Novotel Balikpapan, Kalimantan Timur.

Di akhir penyampaian tanggapannya terhadap RPJMN Pemerintah Pusat, Sugianto Sabran menutupnya dengan berkelakar dengan Isran Noor, yang saat itu duduk berdampingan dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro.
"Masalah ibu kota pemerintah Indonesia, Kalimantan Tengah, mohon maaf abang saya Isran Noor. Kalimantan Tengah tidak meminta, tapi kami punya catatan sejarah historis yang baik tahun 1950," ujarnya, seraya disambut tepuk tangan peserta Konreg.
Untuk diketahui, pada 1950-an, presiden RI pertama Soekarno sempat melirik daerah di Kalimantan Tengah sebagai ibu kota negara.