Mengenang AC Parma Raksasa Asal Italia, Klub Bertabur Bintang yang Bangkrut karena Penggelapan Uang
Pecinta sepak bola tahun 90an hingga awal tahun 2000 mengenal nama AC Parma sebagai salah satu klub raksasa asal Italia.
Penulis: Januar Alamijaya |
TRIBUNKALTIM.CO - Pecinta sepak bola tahun 90an hingga awal tahun 2000 mengenal nama AC Parma sebagai salah satu klub raksasa asal Italia.
Klub asal kota Parma tersebut sukses mencuri perhatian banyak bola mania dengan sederet prestasi yang ditorehkan.
//
Satu Piala Winners, satu Piala UEFA serta 2 gelar Coppa Italia merupakan prestasi yang pernah didapatkan klub dengan seragam khas berwarna kuning biru tersebut.
AC Parma juga sukses mencuri perhatian, walaupun belum pernah meraih scudetto, namun klub ini selalu berada di jajaran papan atas Liga Italia dari musim ke musim.
Sejumlah legenda sepak bola juga ditelurkan oleh klub yang diskong oleh pesuahan Parmalat ini.
Di posisi penjaga gawang misalnya, ada beberapa nama yang cukup populer.
Gianluigi Buffon menjadi yang paling terdepan.
Sebelum sukes bersama Juventus dan timnas Italia, Gianluigi Buffon lebih dulu meniti kariernya di AC Parma.
Sejak usia 18 tahun, Buffon sudah menjadi kiper utama di Parma.
Kepercayaan sang pelatih dibayarnya dengan berbagai prestasi bagi klub seperti Piala UEfA, Piala Winners serta Copa Italia.

Tak hanya Buffon, AC Parma juga melahirkan bek-bek tangguh.
Kapten Timnas Italia saat meraih Piala Dunia 2006, Fabio Cannavaro juga merupakan salah satu punggawa AC Parma di masa kejayaannya.
Fabio Cannavaro membela AC Parma tahun 2002 sebelum akhirnya pindah ke Inter Milan.
Selain Fabio Cannavaro, AC Parma juga punya bek tangguh lainnya dalam diri Lilian Thuram.
Sebelum hijrah ke Juventus dan menyabet banyak gelar, Thuram adalah salah satu benteng pertahanan tangguh yang lama bermain di AC Parma.

Sementara di lini tengah, saat masa jayanya AC Parma diisi oleh gelandang-gelandang berkarakter.
Siapa yang tak mengenal nama Juan Veron di dekade 90an.
Meski hanya semusim bersama AC Parma, namun Veron mampu menyumbangkan gelar bagi klub tersebut.
Selain Veron, AC Parma juga diisi oleh gelandang jenius Italia, Dino Baggio.
Pemain dengan ciri khas rambut gondrong ini perannya tak tergantikan di lini tengah AC Parma sebagai penyeimbang lapangan tengah.
Untuk posisi lini depan AC Parma juga dihuni oleh pemain-pemain jempolan kelas wahid.
Striker asal Argentina, Hernan Crespo pernah menjadi salah satu penyerang subur yang dimiliki oleh AC Parma.
Hernan Crespo juga menjadi pencetak gol kemenangan bagi AC Parma di Final Piala UEFA.
Peran Parmalat
Melansir Kompas.com, Kehebatan Parma pada era 1990-an tak bisa lepas dari Calisto Tanzi.
Pengusaha asal Italia itu memutuskan membeli Parma yang baru saja kehilangan Presiden Ernesto Ceresini karena meninggal dunia.
Tanzi merupakan CEO Parmalat, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang makanan serta minuman. Parmalat adalah salah satu penguasa pasar makanan di Italia pada 1980 hingga 1990-an.
Tak ayal, Parmalat mampu menjamin masa depan Parma dengan kekuatan uang dimiliki.
Keseriusan Tanzi memimpin Parma langsung dibuktikan dengan kebebasan pelatih Nevio Scala membeli para pemain baru.
Mendapat kepercayaan tersebut, Scala perlahan membangun Parma dengan mendatangkan pemain-pemain seperti Asprilla, Antonio Benarrivo, Gianfranco Zola, Dino Baggio, dan Fernando Couto.
Tak hanya membeli pemain baru, Parmalat juga menyokong fasilitas latihan klub dengan baik. Gelontoran dana untuk membangun akademi sepak bola Parma lebih maju mampu melahirkan pesepak bola potensial seperti Buffon. Masa emas
Masa Suram Parma
Melansir Kompas.com, Keberhasilan menjadi juara Coppa Italia pada 2001-02 menjadi prestasi terbaik terakhir Parma.
Pada akhir 2003, terungkap bahwa Parmalat, sebagai pemilik Parma mengalami krisis keuangan.
Parmalat diklaim tidak bisa melunasi masalah pajak sebesar 150 juta euro.
Usut punya usut, ternyata Tanzi bersama sejumlah pemimpin perusahaan Parmalat diketahui terlibat penggelapan dan pencucian uang.
Parmalat memiliki utang pinjaman kepada Bank of America sebesar lebih dari 14 miliar euro.
Masalah yang dialami Parmalat berimbas kepada operasional klub.
Parma dinyatakan memiliki utang mencapai 77 juta euro.
Berbagai upaya dilakukan pihak klub untuk menutupi utang tersebut, seperti mencoba mencari pengusaha yang mau membeli klub.
Akan tetapi, mencari investor asal Italia tidaklah mudah.
Sementara itu, opsi menutup utang dengan menjual para pemain andalan sudah dilakukan beberapa tahun sebelumnya.
Secara beruntun setahun sekali sejak 1999, Parma menjual Juan Sebastian Veron, Crespo, Buffon, Thuram, dan Cannavaro dengan harga yang tinggi.
Meski sudah mendapat dana segar dari hasil menjual para pemain terbaiknya, awan kelabu tetap menghinggapi Parma soal krisis keuangan.
(*)
• Kepincut Mario Balotelli, Parma Sodorkan Kontrak yang Tak Boleh Ditawar
• Kedatangan Gianluigi Buffon, Ancam Posisi Kiper Kedua Juventus Mattia Perin Angkat Kaki ke AC Milan
• Terlilit Masalah, AC Milan Ingin Tukar Donnarumma dengan Cadangan Buffon
• Prediksi Eks Pelatih Inter Milan, Juventus Masih Terkuat di Liga Italia, AC Milan Jadi Kejutan
• Jadwal Liga Italia Serie A, Derby Della Capitale di Pekan ke-2, Lebih Panas dari Juventus vs Napoli