Ibu Kota Baru
Doa Tahun 2015 dalam Kapsul Waktu, Ibu Kota Baru RI di Kalimantan Timur, Ini Kelemahan Kaltim
Presiden Joko Widodo di Jakarta, yang sebutkan, Ibu Kota Baru RI belum tentu ada di Kalimantan Timur.
Penulis: Ilo | Editor: Samir Paturusi
Pertama, Kalimantan Timur sebagai lokomotif ekonomis Asia Timur
Kedua, Kalimantan Timur sebagai paru-paru dunia.
Ketiga, Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Baru bagi Republik Indonesia.
Keempat, masyarakat Kalimantan Timur cerdas, profesional dan beradab
Kelima; infrastruktur Kalimantan Timur yang modern dan ramah lingkungan.
Keenam; sumber daya alam Kalimantan Timur untuk kesejahteraan rakyat
Ketujuh; masyarakat Kalimantan Timur yang agamis dan berbudaya.

INFORMASI mengenai Ibu Kota Baru RI di Kalimantan Timur belum dibeberkan oleh Presiden Joko Widodo, tentu hal ini membuat penasaran banyak pihak terutama mereka yang bertempat tinggal di Kalimantan Timur, dan masyarakat tetap yakin Kalimantan Timur dipilih jadi Ibu Kota Baru RI.
Satu di antaranya, Walikota Balikpapan Rizal Effendi, menyatakan, walau Bukit Soeharto telah dicoret dari daftar Ibu Kota Baru RI tentu saja rasa optimisme masih ada, keputusan pemindahan ibu kota dari Jakarta akan ke Kalimantan Timur. "Sekitaran Bukit Soeharto kan masih ada, potensi jadi lokasi. Kalimantan Timur akan masih tetap dipilih," tuturnya.
Mengutip dari kajian Bappenas Republik Indonesia, diuraikan mengenai kelebihan dan kekurangan dari Provinsi Kalimantan Timur ini menjadi Ibu Kota Baru bagi RI.
Disebutkan, kelebihan dari Kalimantan Timur ini adalah:
Pertama, Kalimantan Timur memiliki infrastruktur tol yang pertama kalinya di Pulau Kalimantan. Jalan tol ini mengubungkan Kota Samarinda dan Balikpapan, yang sudah menjadi kota besar.
Kedua, Kalimantan Timur telah dilengkapi dengan jaringan gas, kebutuhan akan energi tersedia dan air bersih pun juga.
Ketiga, Kalimantan Timur memiliki Pelabuhan Semayang Kota Balikpapan, yang sudah berstandar internasional.
Keempat, Kalimantan Timur punya dua bandar udara besar berkelas internasional, ada di Balikpapan yang disebut Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman dan di Kota Samarinda yang bernama Aji Pangeran Tumenggung Pranoto.