Pilkada Balikpapan
Hanya 6 Kursi di Parlemen, Gerindra Pede Usung Kader Sendiri di Pilkada 2020 Balikpapan
Gerindra sudah pleno awal mendorong kader kita sendiri, dari beberapa nama yang mungkin kita rekomendasikan adalah Pak Sabaruddin
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Partai politik (parpol) di Balikpapan seakan tak mau kalah berakselerasi jelang tahapan Pilkada 2020 dimulai. Medio Agustus 2019, parpol sudah percaya diri alias pede mengumumkan nama Bacalon Walikota ke publik.
Partai Golkar dengan Rahmad Mas'ud yang juga Ketua DPD Partai Golkar Balikpapan. PDIP digadang mengusung Ketua DPD Kaltim, Irjen Pol (purn) Safaruddin yang saat ini anggota DPR RI perwakilan Kaltim.
Nasdem dengan kader terbaiknya Ahmad Basir yang digadang sebagai salah satu suksesor Walikota Balikapapan, Rizal Effendi.
Kini giliran Partai Gerindra yang belakangan diketahui yakin bisa menaikkan salah satu kadernya di bursa bacalon kepala daerah Kota Balikpapan. Hal itu dibenarkan Muhammad Taqwa, Ketua DPD Gerindra Balikapapan saat dikonfirmasi Tribunkaltim.co.
"Dari teman-teman Gerindra sudah pleno awal mendorong kader kita sendiri, dari beberapa nama yang mungkin kita rekomendasikan adalah Pak Sabaruddin, Wakil ketua DPRD Balikpapan," ujarnya.
Bahkan kata Taqwa, keputusan tersebut sudah tertuang dalam hasil pleno partai yang digelar Juli 2019 lalu. Mengingat Gerindra di parlemen hanya meraih 6 kursi, praktis bila hendak mengusung calonnya mereka harus menambah minimal 3 kursi tambahan dari parpol lain. Mencari koalisi merupakan skema politik menjadi satu-satunya jalan.
"Komunikasi politik sudah dilakukan dan masih dinamis. Waktu nanti menjawab. Partai lain juga belum bisa melakukan viksasi. Strategi pertama, ya, komunikasi politik, kalau ada yang satu visi kita bisa kerjasama," katanya.
Disinggung Partai Golkar yang saat ini sedang mempersiapkan 'sayembara' mencari pendamping Rahmad Mas'ud, pihaknya enggan berkomentar terlalu banyak.
"Politik dinamis. Kita semua bisa dengan siapa saja. Beliau juga bisa dengan siapa saja," ucapnya.
Ongkos Politik Cukup Mahal
Sementara itu, popularitas dan elektabilitas tak cukup bagi calon kepala daerah yang hendak bertarung di Pilkada. Ongkos politik jadi kekuatan penting penyangga keberhasilan calon untuk memenangkan kontestasi politik tersebut.
Koordinator Pemenangan Pemilu Partai Golkar Balikpapan, Andi Arif Agung tak menampik bahwa finansial jadi salah satu kekuatan yang menentukan. Biaya atau ongkos politik sudah jadi rahasia umum yang mesti disiapkan calon yang hendak maju Pilkada.
Untuk menggerakkan seluruh upaya pemenangan, logistik politik juga harus terpenuhi dan memadai. Pemenuhan tersebut tak bisa didapatkan dari jualan 'tampang' saja, tapi dengan uang.
Partai Golkar Balikpapan saat ini tengah mencari sosok yang cocok mendampingi Rahmad Mas'ud, bakal calon kepala daerah yang bakal diusung partai Golkar pada Pilkada 2020.
Empat kategori sosok sudah dibeberkan, mulai dari segmen birokrat, tokoh masyarakat, tokoh politik (koaliasi parpol) dan internal partai berlambang beringin itu sendiri.
"Saya pikir ongkos politik harus didiskusikan. Apapun ceritanya, bicara ongkos politik, bakal calon Wawali bisa sama-sama sinergi memenangkan 6 Dapil di Kota Balikpapan. Tinggal mengatur saja," katanya.
Lebih lanjut, anggota komisi III DPRD Balikpapan ini meminta siapa pun sosok yang hendak berpasangan dengan bacalon yang diusung partai Golkar, setidaknya menyiapkan ongkos politik mengarungi kontestasi Pilkada 2020 di Balikpapan.
"Harus menyiapkan. Otomatis dong, apapun ceritanya Golkar punya kendaraan sendiri. Kita juga membuka peluang koalisi, paling tidak ongkos politik harus dishare jangan kita semuanya," ungkapnya. (*)
• Rahmad Masud Diusung di Pilkada Balikpapan, Bulan Depan Partai Golkar Bahas Bakal Calon Pendamping
• PKB Berharap Teruskan Kolaborasi dengan PDIP di Pilkada Balikpapan 2020
• Jelang Pilkada Balikpapan 2020, Tohari Aziz Tunggu Instruksi Pimpinan PDIP
• Hadapi Pilkada Balikpapan 2020, Gerindra Utamakan Kader Partai