Berita Balikpapan Terkini

6 Bahasan Walikota Balikpapan & Wapres Jusuf Kalla, Ibu Kota Baru Kalimantan Sampai Nasib Kampus ITK

Walikota Balikpapan Rizal Effendi ke Jakarta bersua dengan Wakil Presiden atau Wapres Jusuf Kalla. Sampaikan soal ibu kota baru sampai Kampus ITK.

Penulis: Ilo | Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunkaltim.co/Budi Susilo
Progres pembangunan Kampus Institut Teknologi Kalimantan atau ITK di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat (26/7/2019) siang. 

Disebutkan oleh Walikota Balikpapan Rizal Effendi, nama-nama jalan nasional yang perlu dilakukan pemeliharannya adalah Jalan Sudirman yang memiliki panjang 8,07 kilometer.

Dan ada Jalan Iswahyudi yang berdasarkan data, panjangnya 4,06 kilometer, Jalan Syarifuddin Yoes yang panjangnya 5,69 kilometer.

Kemudian ada Jalan MT. Haryono dengan panjang 2,75 kilometer. Serta Jalan Soekarno Hatta yang panjangnya 25,09 kilometer.

3. Persiapan menjadi Ibu Kota Baru RI

Posisi Kota Balikpapan berdekatan dengan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara yang sejauh ini oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan menjadi ibu kota baru Republik Indonesia.

Penepatan Ibu Kota Indonesia di Kaltim pastinya akan membawa efek bagi Kota Balikpapan sendiri.

Posisi Kota Balikpapan sebagai penyangga dari ibu kota baru, tentu Kota Balikpapan sudah merasa siap terima konsekuensi dari fenomena Ibu Kota Indonesia di Kaltim.

Secara infrasktur, Kota Balikpapan sudah lengkap, tentu percaya diri, Kota Balikpapan mampu menjadi penyangga dari ibu kota baru.

"Secara khusus saya menyampaikan kepada Pak Jusuf Kalla mengenai Persiapan Kaltim menjadi ibu kota baru negara Indonesia," tulis Walikota Balikpapan Rizal Effendi.

Di Kota Balikpapan sudah tersedia jalan tol, bandara internasional dan pelabuhan laut internasional, juga beberapa properti yang bisa dibilang lengkap, dari apartemen sampai perumahan dan perkantoran telah terbangun.

4. Menaikan Dana Bagi Hasil Migas

Dalam hal ini Walikota Balikpapan Rizal Effendi Mendorong Dana Bagi Hasil atau DBH Migas dinaikkan.

Belum lama ini kepada Tribunkaltim.co, “Komposisi pembagiannya yang harus diperbaiki. Perlu kita ketahui bersama bahwa presentase pembagian DBH Migas itu antara Kalimantan dengan wilayah lainnya, Papua dan Aceh beda,” ungkap Walikota Balikpapan Rizal Effendi.

Menurut Walikota Balikpapan Rizal Effendi, pembagian DBH yang diperoleh kabupaten dan kota di Kalimantan Timur sangat minim, tidak sesuai harapan. Hal ini kontraproduktif dengan alam Kalimantan Timur yang subur memberikan pasokan migas bagi negara Indonesia.

Di tataran pembagian DBH, sebalikpanya Kalimantan Timur hanya kecipratan sedikit bila dibandingkan dengan Aceh dan Papua. Perbedaan yang diperoleh mencapai angka 50 persen, kan aneh, Kalimantan Timur sebagai pemasuk Migas terbanyak.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved