Kecelakaan Tol Cipularang
Identitas Lengkap 36 Korban Kecelakaan Tol Cipularang, Ada 4 Anak dan 2 di Antaranya Masih Balita
Dalam insiden kecelakaan di tol Cipularang tersebut, 8 orang dinyatakan meninggal dunia dan 3 orang mengalami luka berat dan 25 orang luka ringan.
TRIBUNKALTIM.CO - Kecelakaan maut di tol Cipularang kilometer 91 Senin (2/9/2019) melibatkan 20 kendaraan.
Dalam insiden kecelakaan tersebut, 8 orang dinyatakan meninggal dunia dan 3 orang mengalami luka berat dan 25 orang luka ringan.
Dilaporkan TribunJabar, sebanyak total 36 korban ditangani di tiga rumah sakit yakni RS MH Thamrin, RS Siloam, dan RS Bayu Asih.
Dari delapan korban meninggal dunia, baru empat korban yang berhasil diidentifikasi lantaran keempat korban lainnya kondisinya hangus terbakar.
Pihak kepolisian akan melakukan pengambilan sampel DNA guna mengetahui identitas korban yang terbakar.
"Empat (korban meninggal dunia) lagi, diadakan pengambilan sampel DNA. Diambil DNA karena korban dalam kondisi terbakar dan cukup sulit," kata Kapolres Purwakarta, AKBP Matrius.
• Kronologi Lengkap, Korban hingga Keanehan di Kecelakaan Tol Cipularang, 1 Kendaraan Tampak Utuh
• Mobilnya Terbang 5 Meter saat Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Pria Ini Hanya Alami Lecet
• Kendaraan Lain Rusak dan Terbakar, Ajaib Bus Ini Cuma Lecet saat Kecelakaan Maut di Tol Cipularang
Sementara itu, Kabid Pelayanan Medis RS MH Thamrin Purwakarta, Dr. Jamal Abdul Naser mengatakan korban yang luka-luka rata-rata karena terbentur benda keras
"Ya korban luka berat mengalami luka bakar, cedera kepala berat dan patah tulang. Yang lainnya luka ringan dan luka sedang ada yang patah tulang bahu, atau cedera ringan di kepala," ucap dia saat ditemui di depan ruang IGD RS MH Thamrin, Bungursari, Purwakarta.
Untuk mengetahui penyebab secara pasti kejadian kecelakaan tersebut, polisi akan menganalis menggunakan metode Traffic Accident Analysis (TAA).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan pihak kepolisian tak mau terburu-buru dan akan memastikan penyebabnya melalui hasil TAA.
"Penyebabnya nanti dilihat dari hasil analisa TAA-nya dulu. Kita enggak boleh buru-buru karena dari TAA, kita gunakan analisis dan secara ilmiah baru diketahui, apakah penyebab tunggal atau ada penyebab lainnya," ungkap Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.
Berikut data-data korban luka ringan yang Tribunnews.com himpun dari Tribun Jabar.