Lingkungan Hidup

Kalimantan Barat Terbanyak Hotspot Kebakaran Hutan, Efeknya Sempat ke Perbatasan Sampai Malaysia

"Jumlah hotspot yang banyak di wilayah Kalimantan Barat, menunjukkan kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan asap sampai ke perbatasan di Malaysia.

Editor: Budi Susilo
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/WSJ
Foto udara Kota Palangka Raya yang diselimuti kabut asap di Kalimantan Tengah, Jumat (26/7/2019). Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Palangka Raya menyebabkan kabut asap yang cukup tebal disertai dengan bau asap yang sangat menyengat. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBN) mengungkapkan, hotspot yang berada di Kalimantan Barat efek asapnya hingga mencapai ke garis perbatasan. 

Disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Masyarakat BNPB, Agus Wibowo kepada Kompas.com yang dikutip Tribunkaltim.co menyatakan, titip api terbanyak ada di Kalimantan Barat

Kata dia, titik api tercatat di wilayah Kalimantan Barat sebanyak 660 titik, Kalimantan Tengah 482 titik, dan Kalimantan Selatan 46 titik.

"Jumlah hotspot yang banyak di wilayah Kalimantan Barat, menunjukkan kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan asap sampai ke perbatasan wilayah Kalimantan Barat dan Serawak, Malaysia," ujar Agus. 

Kabut asap juga memperpendek jarak pandang sehingga menyebabkan penerbangan beberapa pesawata di Bandara Kallimanta Tengah terganggu.

"Sementara ini, BNPB dan Pemerintah Daerah setempat masih berusaha memadamkan karhutla yang masih terjadi di beberapa temoat di Indonesia," kata Agus.

Asap kebakaran hutan dan lahan di Indonesia tidak mencapai Singapura dan Semenanjung Malaysia.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (8/9/2019), Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyatakan.

Asap lintas batas atau transboundary haze tidak mencapai kedua wilayah tersebut.

Meski demikian, menurut pantauan Badan Meteorologi, Kilmatologi dan Geofisika (BMKG) serta ASEAN Specialized Meteorological Centre (ASMC) pada 7 September 2019 ada sampai ke Malaysia.

Data menunjukkan transboundary haze secara fluktuatif terdeteksi di wilayah perbatasan antara Kalimantan Barat dan wilayah Serawak, Malaysia.

Sementara, data BMKG menunjukkan, pada pukul 10.00 WIB terdeteksi ada transboundary haze.

Namun, berdasarkan data pukul 11.00-15.00 WIB tidak terdeteksi lagi.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Masyarakat BNPB, Agus Wibowo mengatakan, sepanjang waktu itu, terlihat pula titik api di wilayah perbatasan Kalimantan Barat maupun di wilayah Serawak, Malaysia.

"Sehingga transboundary haze tersebut kemungkinan besar merupakan gabungan dari asap karhutla (kebakaran hutan dan lahan) di kedua wilayah tersebut," ujar Agus.

Ia menyebutkan, berdasarkan pantauan yang dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), pada 8 September 2019 terdapat beberapa titik api di beberapa wilayah.

Titik api itu terlihat antara lain di Riau 85 titik, Jambi 127 titik, Sumatera Selatan 52 titik, Kalimantan Barat sebanyak 782 titik.

Dan Kalimantan Tengah 544 titik, dan Kalimantan Selatan sejumlah 66 titik.

"Hotspot yang masih banyak di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah hari ini juga dapat menyebabkan kabut asap yang mengganggu penduduk dan penerbangan di Kalimantan" kata Agus.

Sebelumnya disebutkan, terdapat titik api kategori sedang dan tinggi pada 7 September 2019 pukul 07.00 di enam provinsi prioritas.

Keenam provinsi itu antara lain Riau sejumlah 201 titik, Jambi 84 titik, dan Sumatera Selatan 126 titik.

Di tempat terpisah, Minggu (8/9/2019) pagi, seakan tak habis, BPBD Penajam kembali menerima laporan kebakaran hutan dan lahan pukul 09.30 Wita. 

Kali ini di Kelurahan Pamulang SLB area sekitar RT 08 Kelurahan Gunung Seteleng, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. 

"Tim sedang bersiap menuju ke lokasi," ungkapnya kepada Tribunkaltim.co

Dalam sehari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menangani 10 kasus kebakaran hutan dan lahan.

Bersama tim gabungan yakni Polres PPU, Kodim 0913/PPU, DPKP PPU, Distan PPU, Polsek Penajam, Satpol PP, Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta pemangku wilayah setempat, berusaha menghalau dan memadamkan api.

Kejadian kebakaran hutan dan lahan pada hari Jumat (6/9/2019) pertama terjadi di di RT 01 Kelurahan Kampung Baru sekira pukul 11.00 Wita dan selesai selesai dipadamkan sejam setelahnya. Luas areal lahan berjenis gambut yang terbakar lebih kurang 1 hektare.

Selesai penanganan di daerah tersebut, tidak jauh dari lokasi sebelumnya, masih di RT 01 Kampung Baru, Kecamatan Penajam, lahan terbakar berhasil dipadamkan dengan luas 1,5 hektare.

Namun, tim nampaknya belum bernafas lega, karena tak lama kemudian, laporan karhutla kembali masuk di area Kantor Perusda PPU RT 08 Kelurahan Sungai Parit, Kecamatan Penajam.

Selesai dipadamkan dengan luas lahan yang terbakar lebih kurang 3 hektare.

Belum selesai penanganan karhutla sebelumnya, lokasi karhutla keempat kembali masuk.

Kali ini di RT 07 Perum Korpri Kelurahan Sungai Parit, yang secara bersamaan terjadi pula kasus karhutla kelima di RT 05 Kelurahan Sungai Parit. Masing-masing luas lahan yang terbakar yakni 6 hektare dan 5 hektare.

Amukan si jago merah ternyata tidak sampai disana, sekira pukul 17.47 Wita, kebakaran lahan kembali masuk. Lokasi karhutla keenam di RT 06 Kelurahan Gunung Steleng, Kecamatan Penajam (Jalur masuk PT. Eskal Buluminung.

Penanganan selesai dilakukan pukul 23.00 Wita dengan luas lahan terbakar lebih kurang 5 hektare.

Saat penanganan karhutla ke-enam di Kelurahan Gunung Seteleng, disaat bersama lagi.

"Lokasi karhutla ketujuh di pondok belanda RT 08 Kelurahan Sungai Parit selesai dipadamkan dengan luas lahan yang terbakar 1 hektare.

"Hari Jumat kemarin, tim selesai melakukan penanganan pukul 24.00 Wita," jelasnya, Minggu (8/9/2019).

Musim kemarau sepertinya menjadi sahabat baik si jago merah di Benuo Taka. Esoknya, Sabtu (7/9/2019), tiga kasus karhutla kembali terjadi dilokasi berbeda.

Laporan karhutla kembali diterima oleh BPBD PPU, dengan cepat, tim gabungan segera menuju lokasi.

Sekitar pukul 16.22 Wita, terjadi kebakaran lahan gambut di RT 02 Longpon Kelurahan Waru.

Hanya berselang 4 menit, laporan lagi-lagi masuk, lokasinya sama seperti sehari sebelumnya, yakni RT 07 Kelurahan Sungai Parit. Masing-masing luas area yang terbakar adalah 1,4 dan 3 hektare.

"Penyebab karhutla di RT 02 Longpon Kelurahan Waru, yakni pemilik lahan yang sedang membakar sampah dibelakang rumah, pada saat ditinggal, api tiba-tiba membesar merambat ke semak belukar dibelakang rumah. Api tidak dapat dikendalikan," jelasnya.

Sedangkan karhutla di RT 07 Kelurahan Sungai Parit, ditengarai oleh sisa-sisa kebakaran sehari sebelumnya yang sudah melebar, dan kemungkinan menyisakan bara-bara api pada batang pohon bekas terbakar.

Luasan area pada kebakaran hutan dan lahan atau karthutla di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Luasan area pada kebakaran hutan dan lahan atau karthutla di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Tribunkaltim.co/HO BPBD Penajam)

Penanganan dilokasi tersebut, dikomandoi langsung oleh Ex Officio BPBD PPU yang juga merupakan Sekretaris Daerah Kabupaten PPU, Tohar. Tohar turun langsung membantu menghalau api hingga proses selesai.

Penanganan di RT 07 memakan waktu cukup lama, pendinginan selesai dilakukan pukul 23.30 Wita.

Tapi sebelum itu, dilokasi berbeda yakni RT 04 Kelurahan Lawe-Lawe juga terjadi karhutla sekira pukul 17.52 Wita.

Api bisa dipadamkan dalam satu jam setelah laporan masuk," tambahnya.

Karhutla yang terjadi di musim tanpa hujan di Kabupaten PPU semakin banyak saja.

Tahun 2018 lalu, saat musim kemarau melanda, lebih kurang 82 hektare lahan yang hangus akibat amukan api.

Sebelumnya, Tohar sudah mewanti-wanti masyarakat agar tidak mengelola lahan dengan media pembakaran, karena selain menimbulkan bahaya yang lebih besar, oknum yang membakar lahan juga bisa terjerat hukum.

Untuk musim kemarau ini, dimohon kepada warga dalam mengelola lahannya, untuk meninggalkan metode pembakaran.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BNPB: Asap kebakaran hutan Tidak Sampai Singapura dan Semenanjung Malaysia."

(Tribunkaltim.co)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved