80 Hektare Lahan Gambut di Calon Ibu Kota Baru Terbakar, Ini yang Dilakukan BPBD Penajam Paser Utara

Peristiwa karhutla di Penajam Paser Utara masih terjadi, api membakar lahan gambut di lokasi ibu kota baru

Penulis: Heriani AM | Editor: Rafan Arif Dwinanto
(HO/BPBD PPU)
Kondisi terkini karhutla di Kelurahan Petung dan Giripurwa. Sementara lahan yang terbakar seluas 80 hektare. 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - 80 Hektare Lahan Gambut di Calon Ibu Kota Baru Terbakar, Ini yang Dilakukan BPBD Penajam Paser Utara.

Tim gabungan yang dikomandoi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Penajam Paser Utara (PPU), masih berjibaku menangani kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

Diketahui, karhutla di Penajam Paser Utara terjadi di lahan gambut di Kelurahan Petung hingga Desa Giripurwa.

Jumlah personel yang turun dilapangan berjumlah lebih kurang 60 orang.

Tim gabungan ini terdiri dari yang terdiri dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP), Manggala Agni Daops Paser, Distan Hutbun PPU, Satpol PP, Polres PPU, Kodim 0913/PPU dan semua unsur terkait.

Kebakaran sudah terjadi sejak Minggu, (8/9/2019) lalu sekira pukul 19.03 Wita.

Kasubbid Logistik dan Peralatan BPBD Penajam Paser Utara, Nurlaila yang ditemui awak media di lokasi karhutla menyebutkan, kebakaran lahan gambut di dua wilayah terjadi saat petugas masih berusaha memadamkan api di beberapa lokasi lain.

Pada hari Minggu lalu, terjadi lebih dari 5 kasus karhutla, termasuk di Petung dan Giripurwa yang masih sementara ditangani.

"Lahan gambut yang terbakar, sementara seluas 80 hektare," jelas Nurlaila, Selasa (10/9/2019).

Armada yang digunakan untuk penanganan karhutla yakni 2 unit mobil lapangan dan 2 unit flexible tank manggala agni, 3 unit Alkon portabel 1 unit flexible tank BPBD PPU, masing-masing 1 unit Alkon portabel dan mobil tangki Distan Hutbun, 2 unit mobil pemadam DPKP untuk suplai air, 1 Unit Alkon milik masyarakat dan 3 unit Alkon portabel PT KMS.

Jumlah 80 hektar tersebut, yakni RT 11 dan 12 Kelurahan Petung dan RT 03 Giripurwa.

"Kami msih berusaha berkoordinasi dengan pihak terkait seperti UPT untuk melakukan sekat atau blocking area sesuai dengan kebutuhan teknis lapangan," tambahnya.

Nurlaila menyebutkan, selain faktor alam dengan musim panas dan angin kencang.

Sebagaian besar karhutla dengan material gambut dan semak belukar di area perkebunan terjadi karena faktor kelalaian manusia.

"Kenapa saya bilang kelalaian, karena sebagian besar kebakaran hutan yang kami tangani, karena bakar sampah kemudian ditinggal.

Bersih-bersih lahan dan membakar sedikit areanya, namun karena tidak memperhatikan kondisi sekarang akhirnya melebar dan tidak bisa ditanggulangi sendiri," terangnya

"Sedangkan penyebab yang sekarang ditangani, masih dalam penyelidikan pihak berwajib," imbuhnya.

Asia Tenggara Rutin Diselimuti Kabut Asap Akibat Karhutla, Malaysia Rencanakan Hujan Buatan

Karhutla di Kabupaten Calon Ibu Kota Negara Mulai Ganggu Jarak Pandang Bandara SAMS Balikpapan

Karhutla Sudah Dimulai di Kalsel, BPBD Kerahkan 5 Heli Water Bombing, Bandara Mulai Terganggu

Penanganan yang dilakukan oleh tim gabungan, kata Nurlaila tidak bisa diketahui sampai kapan baru berakhir.

Tim gabungan akan terus melakukan penanganan maksimal dan seoptimal mungkin.

Anggaran operasional untuk memaksimalkan penanggulangan pun, masih sementara diupayakan.

"Kita akan menyampaikan laporan kepada pimpinan daerah dan melakukan koordinasi," pungkasnya.

Kondisi terkini karhutla di Kelurahan Petung dan Giripurwa. Sementara lahan yang terbakar seluas 80 hektare.
Kondisi terkini karhutla di Kelurahan Petung dan Giripurwa. Sementara lahan yang terbakar seluas 80 hektare. ((HO/BPBD PPU))

Ganggu Jarak Pandang

Peristiwa karhutla masih terjadi di Penajam Paser Utara, kawasan calon ibu kota baru.

Bahkan sudah mengganggu jarak pandang di Bandara SAMS Balikpapan

Masyarakat Penajam Paser Utara masih ada yang gemar membuka ladang dengan cara dibakar.

Hal ini membuat Pemkab Penajam Paser Utara meminta pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), camat, lurah dan kepala desa, maupun kepala RT dan tokoh adat untuk tegas dan intens menyosialisasikan dampak dan kerugian yang ditimbulkan akibat membuka lahan dengan cara membakar, kepada masyarakat.

Hal tersebut seiring dengan signifikannya peristiwa kebakatan hutan dan lahan atau karhutla sejak memasuki bulan September 2019.

Data sementara Badan Penggunaan Bencana Daerah atau BPBD PPU, sedikitnya 30 kasus karhutla yang ditangani.

Bulan September mencatat kasus terbanyak, yang pada awal bulan ini sementara, hingga berita ini turun, Minggu (8/9/2019) sudah 19 kasus.

"Seiring dengan musim kemarau dan intensitas kebakaran yang makin tinggi belakangan ini, diminta untuk menyosialisasikan kepada komponen masyarakat agar tidak melakukan pembakaran untuk tujuan berladang atau berkebun.

Bahkan untuk tujuan bersih-bersih lingkungan tanpa pengawasan dan pengendalian yang memadai," tegas Ex Officio BPBD PPU, Tohar.

Sekretaris Daerah Kabupaten PPU itu meminta dengan tegas, agar hasil rapat koordinasi penanganan karhutla yang digelar Rabu (4/9/2019) lalu ditindaklanjuti dengan seksama.

"Camat, lurah, dan kepala desa dibantu dengan unsur muspika, babinsa dan babinkamtibmas agar segera bergerak dan bertindak secara cepat dan memadai," tambahnya.

Sementara terpisah, Kasubid Logistik dan Peralatan BPBD PPU, Nurlaila menyebutkan, hari ini sudah ada 4 kasus karhutla yang masuk serta sedang dan sudah ditangani.

Pertama terjadi di RT 10 Kelurahan Gunung Steleng sekira pukul 08.30 Wita dan berhasil dipadamkan pukul 12.30 Wita.

Kejadian kedua, di belakang MTS Waru, Kelurahan Waru pada sekira pukul 09.45 Wita, dan sudah dilakukan pendinginan namun masih terdapat titik asap.

Kejadian ketiga, pada pukul 12.29, laporan karhutla kembali masuk.

Yakni dilokasi karhutla sebelumnya, RT 02 Longpon Kecamatan Waru, belum selesai penanganan di sana, laporan karhutla keempat masuk, sekira pukul 13.35 Wita, terjadi di Kelurahan Pondok Belanda, Kelurahan Sungai Parit, Kecamatan Penajam.

Penaganan karhutla dilakukan tim gabungan terdiri dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) PPU, Dinas Pertanian (Distan) bidang Kehutanan, TNI/Polri, Satpol PP, Dinas Kesehatan juga perusahaan.

Sementara, armada yang digunakan adalah PMK Pos Petung, PMK Pos Penajam, PMK Pos Waru, AWC Polres PPU, mobil pemadam PT ESKAL, pemadam Distan, juga mobil ops BPBD PPU.

Selain itu, 1 tim Manggala Agni Daops Paser hari ini akan di geser ke Kabupaten PPU untuk membantu pemadaman dan penanggulangan karhutla.

"Menurut info, visibility Bandara Sepinggan Balikpapan beberapa kali terpantau cukup rendah, karena terpapar asap.

Olehnya itu Manggala Agni Daops Paser akan membantu penanganan," terang Nurlaila.

Rencananya tim Manggala Agni akan bergerak ke PPU malam nanti, mengingatkan. (*)

TONTON JUGA:
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved