Gubernur Kaltim Ungkap Ada Kapal Besar Protes Tinggi Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara
Gubernur Kaltim Isran Noor mengupdate informasi terbaru soal Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara, bukan karena ibu kota baru
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Perencanaan pembangunan Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara terus disempurnakan.
Terlebih, soal tinggi Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara dari permukaan laut.
Awalnya, direncanakan setinggi 50 meter diatas permukaan laut (MDPL).
Namun, belakangan protes disampaikan oleh pemilik kapal berukuran besar agar tinggi jembatan dapat diubah.
Gubernur Kaltim, Isran Noor mengungkapkan, telah mengetahui akan hal tersebut.
Sesuai informasi pula, disampaikan Isran Noor, persoalan tinggi Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara masih dalam pembahasan di tingkat pemerintah pusat.
Diperkirakan, dibeberkan olehnya, perencanaan akan selesai pada tahun 2020 mendatang.
"Tinggi jembatan, 50 MDPL.
Dibangun setinggi itu supaya, kapal-kapal berukuran besar dapat melewati bawah jembatan," ujarnya saat diwawancara soal perkembangan rencana pembangunan Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara, Selasa (10/9/2019), siang, di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda.
"Tapi, ada protes juga dari pemilik kapal yang lebih besar lagi soal ketinggian jembatan itu.
Mereka mengusulkan, agar jembatan tersebut dapat dibangun setinggi 62 MDPL.
Sebab, dengan ketinggian tersebutlah kapal-kapal mereka bisa melalui bawah jembatan nantinya.
Tapi ini semua masih dibahas di pemerintah pusat," lanjutnya menjelaskan.
Proyek yang diperkirakan akan menelan anggaran sebesar Rp 15,53 triun ini, dibeberkan Isran, diprakarsai oleh pihak swasta.
Namun demikian, Isran menyatakan, Pemprov Kaltim, Kota Balikpapan dan Kabupaten Panajam Paser Utara juga akan terlibat dalam proses pendanaan pembangunan Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara tersebut.

"Diprakarsai oleh PT Waskita Toll Road.
Pembiayaan terbesar dari swasta.
Tapi, kita juga terlibat dalam share dana.
Tapi ya tidak banyak, hanya sedikit saja.
Selain tinggi jembatan, panjang jembatan ini juga kurang lebih 7,35 kilometer.
Dan untuk Detail Engeneering Design (DED) tahun 2020 sudah akan diselesaikan," paparnya.
Dikaitkan dengan pemindahan ibu kota, Isran menegaskan, perencanaan pembangunan Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara ini jauh sebelum pengumuman ibu kota baru ditetapkan di Kaltim.
• Update Jembatan Tol Laut, Pematokan Trase Penghubung Jalan Tol Teluk Balikpapan Sisi Penajam Rampung
• Kandidat Calon Ibu Kota Baru RI, Sotek Bisa Diakses Melalui Jembatan Pulau Balang dan Jembatan Tol
• Kapal Klotok dan Speedboat Jadi Andalan Transporasi, Berharap Jembatan Tol Segera Terwujud
Akan tetapi, Isran menyatakan, tentu saja dengan dibangunnya jembatan ini akan semakin mendukung infrastruktur ibu kota baru di Kaltim kedepan.
"Pembangunan jembatan itu bukan karena ibu kota baru.
Tidak ada kaitannya sebenarnya.
Tapi, kalau dilihat sekarang ya bisa saja dikaitkan.
Sebab, perencanaan pembangunan jembatan ini jauh sebelum ibu kota baru ditetapkan di Kaltim oleh Pak Presiden Jokowi," tandasnya.
Dan pembangunan Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara ini, ditegaskan Isran, memang sangat penting.
Pasalnya, selain untuk menghubungkan daerah di wilayah Kaltim.
Jembatan ini juga, dibeberkan olehnya, akan menghubungkan Kaltim dengan provinsi lainnya di Kalimantan, yakni Kalsel, Kalteng dan Kalbar.
Ditanyakan soal progres rencana pembangunan jembatan, dijelaskan Isran, saat ini pelaksanaan tender sedang dilakukan.
Tinggal, dikatakan olehnya, menunggu pengumuman pemenang.
Nantinya, Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara ini, dituturkan Isran, akan menghubungkan coastol road dan jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam).
"Sudah dilakukan tender dan tinggal menunggu pengumumannya saja," lanjutnya singkat. (*)