Menonton Sepak Bola Lalu Ditangkap, Wanita Asal Iran Bakar Diri

Seorang perempuan penggemar sepak bola dilaporkan bunuh diri dengan cara bakar diri, setelah ditahan karena mencoba memasuki stadion

Editor: Samir Paturusi
Tribunnews
Ilustrasi penontons sepakbola 

TRIBUNKALTIM.CO-Seorang perempuan penggemar sepak bola dilaporkan bunuh diri dengan cara bakar diri, setelah ditahan karena mencoba memasuki stadion.

Kematian perempyan ini membuat Oritatas Iran memerintahkan pengadilan untuk melakukan penyelidikan. 

Bahkan perintah penyelidikan itu datang dari Wakil Presiden Urusan Perempuan dan Keluarga Masoumeh Ebtekar, melalui suratnya kepada kepala peradilan.

Dilansir dari Kompas.Com, diberitakan sebelumnya, seorang perempuan Iran dilaporkan tewas setelah melakukan aksi bakar diri usai ditangkap karena menonton pertandingan sepak bola.

Identitas perempuan berusia 30 tahun itu tidak diungkapkan pihak berwenang kepada publik. Namun media setempat mengidentifikasinya sebagai Sahar Khodayari.

Sahar ditangkap pada bulan Maret lalu setelah kedapatan mencoba memasuki stadion untuk menyaksikan pertandingan sepak bola.

Perempuan itu, yang dijuluki sebagai "Gadis Biru" karena warna tim favoritnya, Esteghal FC, nekat melakukan aksi bakar diri di luar gedung pengadilan pada pekan lalu, setelah dimungkinkan bakal dijatuhi hukuman penjara selama enam bulan.

Namun situs peradilan Mizan Online, mengatakan Selasa (10/9/2019), bahwa tidak ada hukuman yang dijatuhkan karena tidak ada persidangan dan hakim saat itu sedang berlibur, menurut AFP.

Kematian Sahar memicu kemarahan online, yang kemudian menyerukan kepada badan sepak bola dunia, FIFA, untuk melarang Iran dari kompetisi internasional.

Warganet juga mengajak para penggemar sepak bola Iran untuk memboikot setiap pertandingan yang digelar.

Salah satu ajakan boikot datang dari legenda sepak bola Iran, Ali Karimi, yang mengajak 4,5 juta pengikutnya di Instagram, untuk memboikot stadion sampai pemberitahuan lebih lanjut.

"Para wanita di tanah kami lebih baik daripada pria," tulis Karimi dalam unggahan yang memuat gambar sosok perempuan dengan bola sepak sebagai jantungnya dan nyala api di sekelilingnya.

Ucapan belasungkawa juga datang dari klub sepak bola Iran, Esteghlal FC, yang menyatakan kesedihan atas kematian salah seorang penggemar mereka.

"Kematian tragis salah satu anak kami yang tercinta, Nona Sahar Khodayari, telah menyebabkan banyak kesedihan dan penyesalan bagi Estghlal FC," tulis pernyataan klub itu.

Sementara situs peradilan Iran mengatakan bahwa jasad perempuan itu telah diserahkan kembali kepada keluarganya, yang tinggal di Qom, selatan ibu kota Iran.

Iran telah melarang perempuan untuk menonton sepak bola di stadion sejak 1981, dengan alasan melindungi perempuan dari atmosfer maskulin dan melihat pria yang berpakaian setengah tertutup.

Human Rights Watch mengatakan, larangan itu tidak tertulis dalam undang-undang atau peraturan, namun ditegakkan dengan tegas oleh otoritas negara itu.

Menurut laporan kantor berita Shafaghna, Sahar tewas pada Senin (9/9/2019). Presiden FIFA, Gianni Infantino, angkat bicara mengenai kebijakan itu.

Dia mendesak negara yang mengadopsi sistem republik Islam tersebut supaya mengizinkan wanita memasuki stadion, atau terancam menghadapi sanksi pada Juni lalu.

Perempuan Bakar Diri

Seorang wanita Iran dilaporkan tewas setelah melakukan aksi bakar diri setelah ditangkap karena menonton pertandingan sepak bola.

Identitas dari perempuan berusia 20 tahun itu memang tidak diungkapkan kepada publik. Namun oleh media setempat, dia dipanggil sebagai "Sahar".

Merujuk keterangan Human Rights Watch dilansir The Independent Selasa (10/9/2019), wanita itu ditangkap pada Maret setelah masuk ke stadion utama Teheran untuk menonton laga sepak bola.

Perempuan di Iran memang dilarang untuk masuk ke stadion demi menonton pertandingan sepak bola tim pria, meski oleh FIFA, kebijakan itu dianggap melanggar konstitusi mereka.

Adapun kompleks olahraga yang diduga menjadi tempat Sahar ditangkap adalah Stadion Azadi, yang dalam bahasa Persia berarti kebebasan atau kemerdekaan.

Setelah ditangkap, Sahar sempat dibebaskan setelah membayar jaminan. Kemudian pada 2 September, dia melakukan aksi bakar diri pasca-meninggalkan pengadilan Teheran.

Menurut laporan kantor berita Shafaghna, Sahar tewas pada Senin (9/9/2019). Presiden FIFA, Gianni Infantino, angkat bicara mengenai kebijakan itu.

Dia mendesak negara yang mengadopsi sistem republik Islam tersebut supaya mengizinkan wanita memasuki stadion, atau terancam menghadapi sanksi pada Juni lalu.

Di dunia maya, Sahar dikenal dengan julukan "gadis biru", merujuk kepada warna yang identik dengan kesebelasan yang begitu diidolakan oleh Sahar.

Kepada media lokal, saudara Sahar mengungkapkan bahwa dia menderita bipolar disorder, dengan waktu yang dihabiskan di penjara menurunkan kesehatan mental.

Kapten tim nasional Iran Masoud Shojaei memberikan penghormatan kepada Sahar di Instagram. Dia juga menuturkan sama seperti publik, terkejut dengan aksi tersebut.

"Generasi di masa mendatang bakal sangat kaget ketika mengetahui bahwa wanita dilarang memasuki arena olahraga di masa kami," katanya kepada Radio Farda.

VIDEO PILIHAN:

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved