Berita Balikpapan Terkini
Bukit Batuah Balikpapan Tertutup Kabut Asap, BMKG Sebut Kiriman Kebakaran Hutan dari 4 Wilayah Ini
Berikut ini titik panas atau hot spot yang terekam oleh BMKG Balikpapan per hari ini, Sabtu (14/9/2019). Ada 4 wilauah yang ada di Kalimantan Timur.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pagi ini suasana kabut asap masih saja nampak.
Atmosfir kabut asap dari kebakaran hutan masih dirasakan dampaknya hingga ke Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Pengamatan Tribunkaltim.co di daerah Bukit Batuah Balikpapan, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur nampak nuansa kabut asap selimuti bumi Balikpapan pada Sabtu (14/9/2019) sekitar pukul 08.00 Wita.
Tentu saja kabut asap tersebut dampak dari kebakaran hutan yang melanda di berbagai wilayah sekitaran Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Saat dikonfirmasi, BMKG Balikpapan sebutkan, kabut asap yang selimuti Kota Balikpapan merupakan kabut asap kiriman dari daerah lain seperti dari Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser dan Samarinda serta Kota Bontang.
Prakirawan BMKG Balikpapan, Diyan Novrida, menyatakan kepada Tribunkaltim.co, pantauan terakhir dari BMKG Balikpapan terpantau 241 titik panas atau hotspot yang tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Apalagi Kota Balikpapan sangat berdekatan juga, seberangnya adalah kawasan Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser.
“Titik-titik hotspot ini memiliki tingkat kepercayaanya, diantara 241 titik hotspot itu memiliki tingkat kepercayaan yang bervariasi, dan titik hotspot dengan tingkat kepercayaan diatas 80 persen yang diprioritaskan” terang Diyan.
Dari pantauan terakhir BMKG Balikpapan, tidak terdeteksi titik hotspot di Kota Balikpapan, dari pemaparan diyan titik hotspot berasal dari daerah sekita kota Balikpapan.
“Memang ada beberapa titik panas hotspot dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen di daerah seperti Penajam, Paser, dan Samboja” ujar Diyan, BMKG Balikpapan.
Terkait kabut asap kiriman Diyan membenarkan bahwa arah angin yang menuju kota Balikpapan kebanyakan berasal dari tenggara, selatan, dan barat daya.
Kejadian itu beberapa kebakaran lahan di Kabupaten Penajam Paser Utara yang kemungkinan besar kabut asapnya terbawa hingga ke Kota Balikpapan.
“Melihat dari titik hotspot dan arah angin kemungkinan besar memang berasal dari sana (PPU), karena untuk bulan-bulan ini variasi arah angin dari tenggara, selatan dan barat daya dan jika melihat posisi itu memang mengarah ke Balikpapan,” kata Diyan.
Terkait apakah kabut asap berpotensi akan mengganggu penerbangan atau tidak.
Sejauh ini Diyan memaparkan batas minimum jarak pandangnya masih aman untuk dilewati oleh pesawat terlebih untuk pesawat besar.
Di luar itu Diyan menjelaskan terkait titik panas tidak selalu merupakan titik yang terindikasi merupakan sebuah kebakaran,.
Dan cara untuk mengkonfirmasi apakah hotspot atau titik api tersebut.
Merupakan kebakaran sejaih ini yang paling efektif yaitu menggunakan pengamatan visual.
“Orang bakar sampah juga bisa terindikasi hotspot, untuk melihat apakah benar terjadi kebakaran itu teman-teman dari BPBD yang lebih tau” ucap Diyan.
Berikut ini titik panas atau hot spot yang terekam oleh BMKG Balikpapan per hari ini, Sabtu (14/9/2019).
Sumber kabut asap berasal dari 4 daerah berikut ini:
- Kabupaten Paser Tanah Kecamatan Grogot
- Kabupaten Paser Tanjung Kecamatan Harapan
- Kabupaten Penajam Paser Utara Kecamatan Babulu
- Kota Bontang dari Kecamatan Bontang Selatan
- Kota Samarinda Kecamatan Palaran.

Transportasi Udara Terhambat
Sehari sebelumnya, dampak kabut asap kiriman dari Kalimantan Tengah (Kalteng) dan beberapa daerah lainnya di Kalimantan, mengganggu jadwal penerbangan di Bandara APT Pranoto Samarinda.
Salah satunya, penerbangan tujuan Samarinda-Berau.
Seluruh penumpang ke Berau mengalami penundaan, sampai waktu yang belum ditentukan.
“Saya mulai pagi sudah ada di bandara untuk tujuan Berau.
Tapi, sampai sekarang penerbangan belum dilakukan oleh maskapai,” ujar salah satu penumpang pesawat Wings Air tujuan Samarinda-Berau Mudiyat saat diwawancara awak Tribunkaltim.co, pada Jumat (13/9/2019), pukul 14.00 WITA, di Bandara APT Pranoto Samarinda.
“Jadwal penerbangan saya, sesuai di boarding past terbang pukul 08.00 Wita.
Namun, sampai sekarang belum ada tanda-tanda kita akan diberangkatkan.
Dari maskapai pun, belum ada pemberitahuan lebih lanjut kapan kita akan diterbangkan menuju Berau,” lanjutnya menjelaskan.
Ditanya apakah ada pemberitahuan oleh maskapai tentang alasan keterlambatan penerbangan tersebut, Mudiyat mengungkapkan, sampai saat ini ia belum diinfokan mengapa keterlambatan penerbangan berjam-jam dilakukan oleh maskapai penerbangan.
Namun, ia mengetahui, keterlambatan penerbangan dikarenakan adanya kabut asap.
“Belum ada kami diinfokan oleh maskapai soal keterlambatan penerbangan ini.
Tapi, info yang beredar dikalangan penumpang bahwa keterlambatan penerbangan ini dikarenakan kabut asap.
Semoga saja, kabut asap ini tidak berdampak pada tidak terbangnya kami ke Berau,” pungkasnya.
Menyikapi persoalan ini, Mudiyat mengharapkan, kepada pemerintah agar segera bertindak.
Sebab, selain persoalan keterlambatan penerbangan banyak dampak lainnya ditimbulkan okeh kabut asap.
Salah satunya, dikatakan olehnya, persoalan kesehatan dan berbahayanya bagi pengguna jalan ketika jarak pandang terbatas.
“Saya melihat, beberapa daerah di Indonesia sudah menerapkan tindakan tegas kepada seseorang maupun kelompok yang kedalatan melakukan pembakaran lahan.
Nah, di Kaltim harus juga seperti itu. Itu yang saya harapkan.
Agar, para pembakar lahan ini bisa jera. Jadi, tidak ada lagi persoalan kabut asap seperti jni kedepannya,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, penumpang pesawat tujuan Berau masih belum diberangkatkan.
(Tribunkaltim.co)