Kenalkan Nur Latifah, Wanita Muda yang Berprofesi sebagai Wasit Futsal, Sempat Down Karena Dicaci
Nur Latifah memilih menjadi wasit wanita, khususnya wasit futsal di Balikpapan. Kerap mendapat cacian saat memimpin pertandingan
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Menjalani profesi sebagai wasit tentu tidaklah mudah.
Apalagi wasit wanita sepak bola maupun futsal.
Olahraga yang banyak digeluti kaum adam itu dikenal dengan penuh tekanan.
Baik dari penonton, pemain, hingga wasit menjadi faktor yang tak terhindarkan dari hujatan.
Maka jarang menemui wasit wanita yang memimpin pertandingan.
Nah, di Balikpapan kini ada dua wasit wanita cabang olahraga futsal.
Dia adalah Nur Latifah yang sudah menggeluti profesi sebagai wasit futsal selama kurang lebih setahun.
Awalnya wanita yang disapa Titi ini merupakan pemain sepak bola tim amatir futsal di Balikpapan.
Lambat laun wanita yang juga guru Penjaskes di SD 009 Balikpapan Utara tertarik untuk beralih menjadi wasit.
"Awalnya saya bermain futsal juga.
Karena waktu itu ada ajakan pertandingan antar SD di Balikpapan, jadi tertarik kenapa tidak jadi wasit saja ya," katanya kepada Tribunkaltim.co, Sabtu (14/9/2019).
"Pengen tahu bagaimana rasanya memimpin pertandingan, karena selama ini kan wasit kadang jadi sorotan di pertandingan," ujarnya.

Titi pun merasakan apa yang dirasakan wasit selama ini.
Berbagai hinaan hingga cacian pun didapatkannya saat memimpin pertandingan.
Baik itu dari pelatih, penonton, ataupun orang tua pemain yang juga memberikan tekanan kepadanya.
Pertama kali mendapatkan cacian, Titi pun sempat down.
• Putaran Pertama Liga 1 2019, Pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts Soroti Performa Wasit
• Kabar Terbaru Pierluigi Collina, Wasit Berkepala Plontos yang Disegani Seluruh Pemain
• Wasit Diancam Pakai Pistol Pada Laga Liga 2 2019, Begini Penjelasan Pelatih PSMS Medan
Beruntung dia menjaga komunikasi dan mendapat suport dari wasit senior lainnya.
Kini Titi pun merasa cacian itu hanya hal biasa.
Mental perlu kuat agar tetap fokus memimpin pertandingan.
"Awalnya mendapatkan cacian begitu ya down sekali mental saya.
Tapi sekarang sudah biasa dan tak terlalu dipikirkan," kata alumnus Universitas Mulawarman tersebut.
"Yang terpenting itu kita harus fokus di lapangan memimpin pertandingan.
Karena kalau tidak fokus dan memikirkan cacian itu jadi banyak melakukan kesalahan nantinya di lapangan," tambahnya.
Wanita kelahiran Balikpapan ini pun sudah memiliki lisensi perwasitan.
Bermodalkan lisensi level 2 nasional, Titi sudah bisa memimpin pertandingan tingkat Provinsi Kaltim.
Dia pun ingin meningkatkan lagi lisensi agar bisa memimpin pertandingan se Asia.
"Ya tentunya ada keinginan untuk meningkatkan lisensi.
Karena saya juga berkeinginan bisa memimpin pertandingan tingkat AFC," ujar wanita 24 tahun. (*)