Berita Balikpapan Terkini

Alat Pendeteksi Kualitas Udara Balikpapan Tak Berfungsi, Begini Reaksi Dinas Lingkungan Hidup

Alat Pendeteksi Kualitas Udara Balikpapan Tak Berfungsi, Begini Reaksi Dinas Lingkungan Hidup, melalui Kepala DLH Balikpapan, Suryanto

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Tribunkaltim.co/ Jino Prayudi
Kondisi Alat Pendeteksi Udara di Jalan Jenderal Sudirman depan Plaza Balikpapan, Sabtu (15/9/2019) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Sejak dilanda bencana kabut asap dalam beberapa waktu belakangan ini, Pemerintah Kota Balikpapan belum bisa menentukan tingkat keamanan kualitas udara.

Hal tersebut terlihat dari alat pendeteksi kualitas udara yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Balikpapan tidak berfungsi.

Sehingga pemerintah kota belum memiliki data terkait tingkat keamanan kualitas udara.

"Alat deteksi udaranya rusak jadi kami belum bisa mengeluarkan data terkait keamanan kualitas udara," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan Suryanto beberapa waktu lalu.

Kondisi udara di Kota Balikpapan dalam selama sepekan ini dilanda kabut asap yang menutupi sebagian kawasan udara di Kota Balikpapan.

Kabut asap yang ada merupakan dampak kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah wilayah di kalimantan, yang terbawa angin hingga ke kawasan udara Kota Balikpapan.

Kondisi ini dikhawatirkan akan menyebabkan gangguan kesehatan kepada masyarakat.

Hingga saat ini, DLH Kota Balikpapan belum bisa membuat keterangan terkait kualitas udara di Kota Balikpapan karena alat pendeteksi kualitas udara yang dimiliki rusak.

Suryanto menjelaskan pihaknya saat ini memiliki sedikitnya 3 alat pendeteksi kualitas udara.

Ketiga alat tersebut ditempatkan di tiga lokasi yakni di pertigaan Balikpapan Trade Center, perempatan Muara Rapak dan perempatan Balikpapan Baru.

Ketiga alat itu telah diadakan sejak tahun 2003, dengan anggaran mencapai Rp1,8 miliar per unit.

Namun sejak tahun 2017 lalu tidak ada pemeliharaan, karena keterbatasan ketersedian anggaran yang dimiliki oleh Pemkot Balikpapan.

Selain itu alat pendeteksi kualitas udara tersebut didatangkan langsung dari Italia.

Sehingga untuk suku cadangnya sendiri mengalami kesulitan dan tentu biaya suku cadang alat deteksi udara lebih mahal.

"Untuk perbaikan tidak gampang karena alatnya buatan Italia, bukan berarti tidak bisa dipakai, kadang-kadang membacanya ada istilah yang harus diturunkan ke angka, nah ini yang agak lambat," ungkapnya.

Suryanto Kepala DLH Balikpapan
Suryanto Kepala DLH Balikpapan (Tribunkaltim.co/ Siti Zubaidah)

Tahun depan, diusulkan pengadaan 5 alat baru.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved