Pusat Pabrik Minyak Saudi Aramco Terbakar Diserang Drone, Kelompok Pemberontak Akui Lakukan Serangan
Kelompok pemberontak Yaman, Houthi, mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone yang terjadi di pabrik minyak Arab Saudi, Aramco.
TRIBUNKALTIM.CO - Pusat Pabrik Minyak Saudi Aramco Terbakar Diserang Drone, Kelompok Pemberontak Akui Lakukan Serangan
Kelompok pemberontak Yaman, Houthi, mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone yang terjadi di pabrik minyak Arab Saudi, Aramco.
Berdasarkan pemberitaan di televisi yang mereka kelola Al Masirah dikutip AFP Sabtu (14/9/2019), Houthi mengaku melakukan serangan dalam skala besar.
Öperasi itu melibatkan 10 drone yang melibatkan sebuah kilang minyak yang berlokasi di Abqaiq Khurais di sebelah timur Saudi," demikian laporan Al Masirah.
Pemerintah Saudi melalui kementerian dalam negeri menuturkan, serangan yang terjadi pada pukul 04.00 waktu setempat menyebabkan kebakaran.
Serangan yang semakin meningkat menunjukkan semakin canggihnya senjata yang dipunyai Houthi, dari rudal balistik hingga pesawat nirawak.
Kecanggihan senjata itu menjadi ancaman serius bagi negara kuat seperti Saudi, apalagi serangan itu kerap menargetkan pabrik minyak mereka.
Fasilitas Abqaiq, sekitar 60 km dari markas Aramco di Dhahran, merupakan rumah bagi fasilitas penyulingan terbesar dan pernah diincar di masa lalu.
Dalam serangan yang diklaim Al Qaeda Februari 2006, pelaku menggunakan kendaraan dan rompi bom bunuh diri meledak saat mendekati fasilitas dan membunuh dua penjaga keamanan.
BACA JUGA
Pangeran Abdulaziz Anggota Keluarga Kerajaan Pertama Jabat Menteri Energi Arab Saudi
Tak Gunakan Visa Haji, 181 Warga Negara Indonesia Diamankan Otoritas di Arab Saudi
Ponsel Huawei P30 Pro Berlapis Emas Dipasarkan Khusus di UEA dan Arab Saudi
Pada saat itu, pemerintah menuturkan bahwa dua pelaku serangan lainnya juga tewas sebelum mendekati mereka fasilitas Abqaiq tersebut.
Kemudian pada 2014, pengadilan Saudi menjatuhkan hukuman mati kepada seorang pria atas perannya dalam serangan 2006.
Dua terdakwa lain yang berasal dari Saudi dipenjara 33 dan 27 tahun. Adapun Khurais yang berlokasi sekitar 250 km dari Dhahran adalah ladang minyak utama yang dipunyai oleh Aramco.

Pabrik Minyak Terbesar Arab Saudi Aramco Meledak Diserang Drone, Milisi Houthi Klaim Kirim 10 Drone
Pabrik Minyak Terbesar Arab Saudi Aramco Meledak Diserang Drone, Milisi Houthi Klaim Kirim 10 Drone
Kebakaran dilaporkan terjadi di pabrik minyak milik Arab Saudi, Aramco, setelah sebelumnya diserang drone Sabtu dini hari (14/9/2019).
Kelompok militan Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan di dua fasilitas utama Aramco di Abqaiq dan Khurais, kawasan timur Saudi, itu.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi dalam keterangan resmi menuturkan, serangan di pabrik minyak Aramco terjadi pada pukul 04.00 waktu setempat.
"Dua kebakaran itu bisa diatasi dengan baik," demikian keterangan dari kementerian dalam negeri sebagaimana dikutip kantor berita SPA via AFP.
Dalam pernyataan itu, kementerian menyatakan bahwa pemerintah tengah menggelar penyelidikan di wilayah yang masuk Provinsi Timur itu. Tidak dijelaskan dari mana drone itu berasal, atau apakah ada korban jiwa, serta apakah proses produksi dari dua kilang itu terpengaruh akibat serangan.
Penjelasan mengenai kerugian yang diderita Aramco akibat serangan itu tidak dipaparkan, dengan jurnalis dilarang mendekat ke lokasi kejadian.
Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok pemberontak asal Yaman Houthi melakukan lintas wilayah yang menargetkan pangkalan udara atau fasilitas penting lain.
Agustus lalu, Houthi menyerang fasilitas pencairan gas alam Aramco yang dekat dengan perbatasan Uni Emirat Arab dan memicu kebakaran.
Drone kelompok pemberontak itu juga diterbangkan untuk menghantam dua kilang minyak yang berlokasi pada Mei dan memaksa tempat itu tutup selama beberapa hari.
Dilansir dari Viva.co.id, juru bicara Houthi Yaman, Yahya Saree menyebutkan, kilang minyak itu diledakkan dengan mengerahkan 10 drone.
Ancaman Pemberontak yang Meningkat
Serangan yang semakin meningkat menunjukkan semakin canggihnya senjata yang dipunyai Houthi, dari rudal balistik hingga pesawat nirawak.
Kecanggihan senjata itu menjadi ancaman serius bagi negara kuat seperti Saudi, apalagi serangan itu kerap menargetkan pabrik minyak mereka.
Fasilitas Abqaiq, sekitar 60 km dari markas Aramco di Dhahran, merupakan rumah bagi fasilitas penyulingan terbesar dan pernah diincar di masa lalu.
Dalam serangan yang diklaim Al Qaeda 2006, pelaku menggunakan kendaraan dan rompi bom bunuh diri meledak saat mendekati fasilitas dan membunuh dua penjaga keamanan.
Pada saat itu, pemerintah menuturkan bahwa dua pelaku serangan lainnya juga tewas sebelum mendekati mereka fasilitas Abqaiq tersebut.
Kemudian pada 2014, pengadilan Saudi menjatuhkan hukuman mati kepada seorang pria atas perannya dalam serangan 2006.
Dua terdakwa lain yang berasal dari Saudi dipenjara 33 dan 27 tahun. Adapun Khurais yang berlokasi sekitar 250 km dari Dhahran adalah ladang minyak utama yang dipunyai oleh Aramco.