Pilkada Samarinda

WAWANCARA EKSKLUSIF Musisi Icha Jikustik Maju Pilkada, Bahas Ongkos Politik Sampai Dukungan Sultan

Nah, Icha Jikustik juga mencoba jalur solo karier, namun tak mengorbankan Jikustik. Kini berniat maju Pilkada Samarinda, di Pilkada 2020 serentak.

Editor: Budi Susilo
Tribunkaltim.co/Nevrianto HP
Icha Jukustik wawancara eksklusif dengan Tribunkaltim.co, soal majunya dalam gelangang Pilkada 2020 yakni akan ikut di Pilkada Samarinda, Kalimantan Timur 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Aji Mohammad Mirza Ferdinand Hakim yang lebih dikenal sebagai Icha Jikustik.

Pria ini lahir di Samarinda, Kalimantan Timur, 11 Oktober 1976; yang kini usia sudah menginjak 42 Tahun.

Sosok Icha Jikustik adalah mantan personil grup musik ternama di Indonesia, Jikustik.

Beristrikan Aji Firna Noor dan dianugerahi 3 orang anak.

Selain Pongki, Icha merupakan anggota yang paling aktif dalam menciptakan lagu di Jikustik band.

Tidak hanya untuk grup mereka sendiri, mereka juga menciptakan lagu untuk penyanyi lain dan banyak yang akhirnya menjadi hits.

Bahkan penyanyi Malaysia, Sheila Madjid, menyanyikan lagu Icha Jikustik berjudul "Cobalah Bertahan".

Nah, Icha Jikustik juga mencoba jalur solo karier, namun tak mengorbankan Jikustik.

Akhir 2005, Icha Jikustik merilis album solonya yang bertajuk "Jauh Di Sana".

Di bawah label Warner Music, Icha Jikustik tampil sebagai penyanyi dan produser untuk albumnya.

Penggarapan album tersebut juga melibatkan bannyak musisi, antara lain Pay BIP, Tohpati, Denny Chasmala, Tio Adrian, Carlo Jikustik, Rere ADA Band, dan Stefan Santoso.

Icha juga menggaet penyanyi Ajeng untuk berkolaborasi dalam single "Jika Tak Ada Hari Esok".

Icha memilih lagu 'Ku Bisa Saja' sebagai pembuka, untuk menandakan kehadiran albumnya di dunia musik.

Icha Jikustik lihat prosesi penabalan Sultan Kutai XXI.
Icha Jikustik lihat prosesi penabalan Sultan Kutai XXI. (TRIBUN KALTIM/RAHMAD TAUFIK)

Saat ditemui oleh Tribunkaltim.co di salah satu posko kemenangannya Icha Jikustik yang berniat untuk maju sebagai Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota dalam Pilkada Samarinda di Pilkada 2020 ini menjelaskan.

Beberapa hal yang Tribunkaltim.co tanyakan kepadanya, berikut wawancara eksklusif Icha Jikustik bersama Tribunkaltim.co :

Pertanyaan : 

- Anda dari musisi masuk ke dunia politik, bisa jelaskan kenapa? 

"Tadinya sih sebenernya tidak sengaja, jadi 2008 yang lalu saat setiap saya pulang ke Kalimantan Timur, teman-temanku selalu mendorong.

Saya agar mengikuti Pilkada Samarinda.

Dan 2008 itu saya diminta untuk ikut konstestasi Pilkada di Kukar, malahan, tapi waktu itu.

Alasan saya menolak untuk maju di dunia politik karena saya tidak punya pengalaman di politik.

Kedua saya bukan orang kaya.

Saya bilang begitu.

Dalam artian saya tidak bisa membiayai banyak hal untuk maju waktu itu.

- Apakah ingin seperti teman artis lainnya yang terjun ke politik?

Tidak ingin mencontoh teman seprofesi sebenernya.

Alasan saya sendiri karena setiap saya pulang ke Kota Kelahiran saya ini baik di Samarinda atau di Kukar, selalu saja saya ditawari.

Dan didorong untuk maju di Pileg dan Pilkada.

Malah sempat beberapa partai sempat menghubungi, tapi saya tetap menolak waktu itu.

Tapi lambat laun dorongan itu semakin marak dilakukan oleh teman-teman saya.

Akhirnya saya mencoba untuk maju.

Tapi dengan catatan bila saya maju.

Saya tidak mau ujuk-ujuk datang ke salah satu Parpol dan mendaftarkan diri.

Tapi saya mau ditawari secara langsung oleh Parpol.

Karena saya mengikuti ajaran nabi agar untuk tidak pernah meminta sebuah jabatan kepada siapapun.

Apalagi diharuskan membayar.

- Atau job di panggung yang sepi? Atau memang terpanggil dan cari tantangan baru?

Jadi waktu itu saya tidak sengaja mengikuti acara penjaringan di salah satu Yayasan Bunga Bangsa.

Tapi saat itu saya tetap tidak daftar.

Malah saya ke Jakarta karena ada Job musik.

Tapi saat mau menjelang penutupan pendaftaran.

Beberapa panitia menghubungi saya untuk mendaftarkan diri.

Saya bilang kemereka "daftar untuk apa"

Dan mereka terus membujuk saya untuk maju.

Pendek cerita akhirnya saya turuti.

Saya kirim biodata.

Saya lewat email ke mereka.

- Apakah ada restu dari keluarga sultan/ningrat di kukar? Atau keluarga, istri dan orang tua?

Saya sih bicara dengan istri.

Karena kan dia yang pegang kendali keuangan "hahaha"

Karena kan buat anak.

Yang penting keluarga tetap harus tahu lebih dulu.

Keluarga di Tenggarong, di kerabat Kesultanan juga sudah Izin.

Dari Sultan Parikesit juga mengungkapkan.

Kalau beliau akan mendukung cucunya (dukung ke saya). 

- Sejauh apa kesiapan anda ingin mencalonkan di Pilkada Samarinda dalam Pilkada 2020

Ada yang bertanya, apakah sudah memetakan masalah atau persoalan di Samarinda?

InsyaAllah saya siap.

Tapi saya tidak akan memaksakan diri.

Seperti yang saya ungkapkan diawal.

Yang pasti saya akan serius menjalankan peran saya nanti.

- Berapa ongkos politik Pilkada Samarinda yang disiapkan? 

Kalau cost politik sama saja sih jawabannya.

Saya belum mempersiapkan cost politik, belum siapkan ongkos politiknya.

Karena saya masih siap untuk maju sebagai calon Independent di Pilkada Samarinda.

Sudahkah menghitung siapa figur-figur berpotensi menjadi pesaing berat?

Saya belum sempat mengenal secara jauh siapa saja yang mencalonkan diri.

Tapi saya sempat melihat kemarin beberapa baliho besar.

Nah disitu sempet saya merasa ragu tuh.

Tapi kalau saya tiba-tiba mundur.

Nanti saya malah dibilang pengecut. 

Andi Harun, Zairin Zein, Barkati atau Meiliana dan Saefuddin Zuhri?

Saya mengetahui sosok tersebut.

Tapi belum sempat mengenal secara jauh tentang mereka.

Nanti kalau ada kesempatan.

Saya coba untuk bercengkrama.

Dengan beberapa calon tersebut. 

- Bila sandainya diusung partai, pilih berpasangan dengan siapa?

Belum ada target sih ya.

Karena sampai saat ini.

Saya memang masih berdiri independen.

- Kalau misalnya terpilih jadi walikota prioritas program apa yang akan dijalankan lebih dulu?

Ya selain mengenai masalah yang lagi heboh ya.

Seperti yang sempet saya sampaikan kemarin.

Sama teman-teman media yang lain itu.

Saya lebih mengutamakan masalah seni dan budayanya, karena apa.

Seperti yang saya lihat selama ini.

Samarinda selalu jadi wilayah yang menjadi Ibu Kota dari Provinsi Kalimantan Timur tapi kok cuman jadi tempat lewat saja.

Tempat singgah lah bahasanya.

Nah disitu saya yang merasa sedikit menyayangkan.

Kenapa Samarinda hanya menjadi lokasi singgah saja.

Padahal Samarinda banyak terdapat tempat wisatanya.

Tapi kok wisatawan malah banyak yang ke Bontang.

Ke Kutai Timur atau sebagainya.

Kan sangat disayangkan.

Maka dari itu saya coba untik memorioritaskan Samarinda nantinya.

- Kalau nanti resmi jadi kandidat calon, apakah mundur dari grup band jikustik?

Kan kalau untuk mundur, saya sudah mundur dari Jikustik sudah lama.

Sejak 2011 lalu yang disusul Pongki.

- Seberapa yakin, Anda dikenal masyarakat Samarinda?

Waah kalau itu saya tanya ke teman-teman seharusnya.

Seberapa besar teman-teman mengenal saya.

Kalau teman-teman saja mengenal saya.

Artinya secara tidak langsung.

Saya sudah dikenal oleh masyarakat Samarinda.

- Jika gagal di Pilkada Samarinda, apakah akan terus terjun ke dunia politik atau kembali ke dunia musik?

Saya diawal kan memang tidak ada niatan.

Tidak ada niatan untuk maju di politik.

Jadi bila nanti menang.

Atau pun kalah tidak pernah merasa malu.

Karena yang menjadi prioritas saya adalah berjalan menggunakan hati.

Biodata Singkat:

Mirza Hakim

Nama lahir : Aji Mohammad Mirza Ferdinand Hakim

Nama lain : Icha, Mirza Hakim

Lahir : 11 Oktober 1976 (umur 42) Samarinda, Indonesia .

Pekerjaan : Pemain musik sebagai Bassis dan Penyanyi

Hubungan Icha dengan sang istri Aji Firna Noor.

Dikaruniai 3 Anak yaitu : Aji Zaidan Hakim, Aji Ziyad Hakim, dan Aji Sakilla Hakim.

Orang tua : Drs. H. Syahfur Hakim

Biografi:

Sebelum bergabung dengan Jikustik, Icha sempat bermain dalam band Dizzy bersama Adhit Jikustik dan Eross Sheila on 7.

Kelompok musik mereka sering tampil di acara sekolah dan kampus.

Dizzy membawakan lagu rock n roll sampai top 40 dengan Icha sebagai vokalisnya.

Setelah gabung bersama Jikustik, Icha dipercaya sebagai pembetot bass.

(Tribunkaltim.co/Cahyo Sedak)

Tonton juga:

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved