Breaking News

Darurat Kabut Asap

Kaltim Dikepung Kabut Asap, Penumpang Pesawat di Bandara SAMS Ini Pilih Opsi Jalur Darat Saja

Yang saya kecewakan kenapa kepastiannya memakan waktu lama, ya saya paham saja ini bencana tidak banyak yang bisa dilakukan.

Editor: Budi Susilo
Tribunkaltim.co/fachmi rachman
Pesawat terbang mengudara di langit Kota Balilkpapan yang diselimuti kabut asap pada Selasa (10/9/2019) pagi. Momen kabut asap selimuti Kota Balikpapan, Kalimantan Timur yang menurut BMKG Balikpapan kabut asap ini merupakan kiriman kabut asap dari Penajam Paser Utara. 

"Memang fakta di lapangan, melihat dari kacamata masyarakat, bahwa polusi udara sudah mengkhawatirkan. Jarak pandang berdasarkan data BMKG hanya 400 meter. Namun berdasarkan alat ACMS kami, kualitas udara masih 17 microgram/nano meter kubik. Artinya itu masih baik," sebut Obed Daniel kepada Tribunkaltim.co, Senin (16/9/2019).

Ia mengambahkan, ACMD DLH Kalimantan Utara punya server yang dipusatkan di kompleks Pasar Induk Bulungan.

Namun kualitas udara secara realtime sementara ini belum dapat ditampilkan pada alat yang dipasang di Kantor Gubernur lantaran sedang pemeliharaan.

"Alat kami servernya Pasar Induk dan display-nya yang ada di depan kantor gubernur. Memang kondisi display itu tidak menunjukkan data kualitas udara saat ini karena masih dalam proses maintenance. Namun server tetap mencatat per hari kualitas udara di Tanjung Selor," ujarnya.

Ia mengungkapkan, dengan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) 0-50 berarti masih dalam kategori baik. Selanjutnya kategori sedang yakni berindeks 51-100. Selanjutnya kategori Tidak Sehat berindeks 101-199 . Lalu kategori Sangat Tidak Sehat yakni 200-299, dan kategori Berbahaya dengan indeks 300-lebih.

Sebagai pembanding, DLH berkoordinasi dengan DLH Kota Tarakan untuk mengetahui kualitas udara di kota tersebut. Hasil visual ACMS DLH Kota Tarakan menunjukkan kualitas di kota itu juga masih baik.

"Tarakan punya alat sejenis juga dan hasilnya sama. Kurang lebih persis. Artinya di Tarakan itu menyatakan, kualitas udara di Tarakan itu masih kategori hijau, belum membahayakan kesehatan," ujarnya.

Walau demikian, DLH Kalimantan Utara tetap menghargai indeks kualitas udara dari sudut pandang OPD Pemprov lainnya seperti Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Kita punya OPD lintas sektor. Katakanlah Dinkes, BPBD. Mungkin kalau dari kacamata OPD tersebut sudah katakan berbahaya, silakan saja. Tetapi berdasarkan data kita bahwa masih belum mengkhawatirkan. Karena kita berbicara kan berdasarkan data," sebutnya.

Walau demikian DLH terus memberikan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menghindari kegiatan pengapian yang bisa meningkatkan intensitas kabut asap hingga menyebabkan kualitas udara berubah menjadi buruk.

"Bahkan kami pun melakukan aksi membagikan masker kepada anak sekolah dan masyarakat yang beraktifitas di luar ruangan," sebutnya.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kalimantan Utara Agus Suwandi sebelumnya punya pandangan berbeda. Ia menjelaskan, melihat kondisi kabut asap beberapa hari belakangan dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

 "Utamanya terhadap paru-paru. Jangka panjangnya bisa terjadi infeksi paru-paru, asma, saluran pernafasan, alergi, dan berbagai macam penyakit lainnya," kata Agus Suwandi kepada Tribunkaltim.co, Senin (16/9/2019) mewakili Kepapa Dinas Kesehatan, Usman.

Kemudian berdasarkan pengamatan Tribunkaltim.co di permodelan AirVisual, indeks kualitas udara makin tidak sehat, dengan nilai AQI mencapai 191.

Kabut Asap Disebut dari Provinsi Tetangga

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved