Darurat Kabut Asap

Andai Gagal Tangkap Pelaku Karhutla, Kapolri: Mau Kapolda, Kapolres, Kapolsek, Out!

Andai gagal tangkap pelaku karhutla, Kapolri Jenderal Tito Karnavian siap mencopot Kapolda, Kapolres, maupun Kapolsek.

Editor: Syaiful Syafar
Tribunnews/Jeprima
Kapolri Jenderal Tito Karnavian - Andai Gagal Tangkap Pelaku Karhutla, Kapolri: Mau Kapolda, Kapolres, Kapolsek, Out! 

TRIBUNKALTIM.CO - Andai gagal tangkap pelaku karhutla, Kapolri Jenderal Tito Karnavian siap mencopot Kapolda, Kapolres, maupun Kapolsek.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan lahan yang terbakar yang menyebabkan kabut asap adalah hutan atau semak, bukan kebun sawit maupun Hutan Tanaman Industri (HTI).

Pernyataan tersebut berdasarkan pantauan dari udara yang dilakukan Kapolri bersama Panglima TNI dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Artinya, ini ada indikasi kuat terjadinya pembakaran, kesengajaan. Sebagian sudah ditangkap, itu juga membuktikan bahwa peristiwa itu ada," kata Tito dalam keterangan pers usai mengikuti rapat terbatas tentang Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan, di Hotel Novotel, Pekanbaru, Riau, Senin (16/9/2019) malam.

Kompas.com melansir setkab.go.id, Kapolri menegaskan akan melakukan penegakan hukun terkait pembakaran hutan.

Tito Karnavian mengaku sudah melaksanakan video conference dengan seluruh kapolda serta kapolres seluruh Indonesia untuk penangan kasus pembakaran hutan.

Namun ia memprioritaskan pada enam wilayah Polda yakni:

1. Polda Riau

2. Polda Jambi

3. Polda Sumatera Selatan

4. Polda Kalimantan Barat

5. Polda Kalimantan Selatan

6. Polda Kalimantan Tengah.

Tapi ada daerah di level tier duanya, yakni Sumatera Utara, kemudian Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, termasuk Jawa dan NTT.

Polri juga telah membentuk tim dari Mabes Polri, Irwasum, dan jajaran Irwasum dan Propam.

Tim tersebut akan turun dan mengecek semua wilayah dengan target Polres, Polsek dan Polda.

"Jadi kalau seandainya di polda itu penilaian kita ada yang tidak terkendali dan tidak ada upaya maksimal, apalagi penangkapan enggak ada, out. Mau Kapolda, mau Kapolres, Kapolsek out," tegas Kapolri.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian seusai melakukan pantauan udara dengan menggunakan Helikopter milik TNI saat meninjau kebakaran hutan di Komplek Ladang Minyak Pertamina Hulu Energi Kampar, Kec. Kerumutan, Kab. Pelelawan, Provinsi Riau, Minggu (15/9/2019).
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian seusai melakukan pantauan udara dengan menggunakan Helikopter milik TNI saat meninjau kebakaran hutan di Komplek Ladang Minyak Pertamina Hulu Energi Kampar, Kec. Kerumutan, Kab. Pelelawan, Provinsi Riau, Minggu (15/9/2019). (Puspen TNI)

Jika ada anggotanya yang berhasil menangkap pembakar hutan dan lahan, Tito Karnavian berjanji akan memberikan reward.

"Mau sekolah, promosi, termasuk KPLB, itu akan kita berikan," ujarnya.

Untuk tim dari Mabes Polri yakni Bareskrim, menurut Tito akan fokus ke masalah korporasi bukan perorangan.

"Jadi kalau ada korporasi melakukan, kerjakan dan kemudian koordinasi tentunya kalau korporasi dengan stakeholder terkait termasuk Kementerian KLH," tegasnya.

7 Pelaku Ditangkap di Kalimantan Timur

Kebakaran hutan dan lahan masih terus berlangsung hingga Selasa (17/9/2019) di Kecamatan Tabalar, sekitar dua jam perjalanan dari Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Kebakaran hutan ini sangat luas, dan sulit dikendalikan, bahkan kebakaran di kecamatan ini sudah berlangsung selama tiga hari.

Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo mendatangi langsung lokasi kebakaran untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi oleh anggota satgas kebakaran hutan dan lahan sehingga api tidak kunjung padam.

Dari hasil pengamatannya di lapangan dan juga laporan anggota satgas serta masyarakat yang ikut membantu upaya pemadaman, diketahui lokasi kebakaran sangat sulit diakses.

Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo meninjau lokasi kebakaran, untuk mengetahui kendala yang dihadapi petugas di lapangan
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo meninjau lokasi kebakaran, untuk mengetahui kendala yang dihadapi petugas di lapangan (TribunKaltim.co/Geafry Necolsen)

Tidak diketahui secara pasti, berapa luasan area hutan yang terbakar.

Namun, jika melihat lokasi kebakaran, seluas mata memandang area ini sudah menjadi abu, bahkan seperti lahan perkebunan yang siap ditanami sawit.

Agus Tantomo mengatakan, aparat kepolisian telah mengamankan tujuh pelaku pembakaran lahan.

"Pelaku sudah ditangkap tujuh orang. Sekarang sudah ditahan di polres," ungkap Agus Tantomo.

Pemkab Berau menyerahkan proses hukum terhadap para pelaku ke aparat penegak hukum.

"Sekarang kita fokus pada upaya pemadaman kebakaran hutan ini," ujarnya.

Upaya pemadaman saat ini dilakukan secara gotong royong bersama aparat kepolisian, TNI, BPBD, Manggala Agni, dan masyarakat sekitar.

"Ada 50 warga memadamkan api menggunakan alat semprot tanaman. Mereka gunakan alat seadanya. Saya berterimakasih kepada warga yang sudah membantu. Nanti dalam rapat akan kami bahas jika memungkinkan ada dana operasional mereka. Mereka sudah berhari-hari memadamkan api tanpa bantuan," kata Agus.

Pemadaman api juga menggunakan mobil-mobil pemadam kebakaran. Namun kendaraan-kendaraan ini tidak bisa mendekat titik api karena tidak ada akses jalan.

"Jadi kami manfaatkan alat berat yang kebetulan ada di sini supaya mobil pemadam bisa lewat," jelasnya.

Kendala lain adalah panjang selang pemadam api.

Menurut petugas di lapangan, akses menuju titik api sangat jauh dari truk pemadam. Minimal memerlukan selang pemadam sepanjang 1 kilometer.

"Kita tidak punya selang sepanjang itu," katanya.

Agus Tantomo juga menginstruksikan agar sejumlah alat berat terdekat untuk dimobilisasi ke area kebakaran hutan di Tabalar ini.

"Agar api tidak meluas, maka kami datangkan alat berat dari Semurut, dalam perjalanan ke sini untuk membuat sekat api," tandasnya. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved