Kemarau, Dinkes Balikpapan Ingatkan Warga untuk Tetap Waspadai DBDdan Diare, Ini Penjelasannya
Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty meminta warga mewaspadai DBD atau demam berdarah dan diare saat kemarau
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUN KALTIM.CO, BALIKPAPAN - Musim kemarau saat ini tidak hanya dihadapi dengan kekeringan maupun kabut asap saja.
Dinas Kesehatan Kota atau DKK Balikpapan juga turut mewaspadai beberapa penyakit yang dapat terjadi saat musim kemarau.
Penyakit tersebut antara lain demam berdarah atau DBD, maupun diare.
Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarti, Rabu (18/9/2019) mengatakan kedua penyakit tersebut bisa saja terjadi karena gaya hidup masyarakat.
Salah satunya adalah kebiasaan masyarakat menyimpan air saat musim kemarau.
Air yang ditampung di bak-bak penampungan yang tidak ditutup berpotensi menjadi sarang telur bagi nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan nyamuk penyebar demam berdarah.
"Meningkatnya DBD bisa karena masyarakat punya kecenderungan menampung air," kata Andi Sri Juliarti.
Selain itu penyakit diare juga disebabkan karena masyarakat berhemat air saat mencuci peralatan makan mereka.
Dengan kondisi air yang digunakan untuk mencuci makanan berkali-kali otomatis menyebabkan bakteri yang tak baik untuk perut bisa mencemari peralatan makanan.
Sehingga saat dipakai, makanan akan terkontaminasi bakteri yang menempel di piring tersebut.
Meskipun hal tersebut sangat berpotensi terjadi di musim kemarau, wanita yang disapa Dio ini mengatakan tren kedua penyakit tersebut masih rendah saat musim kemarau.
"Tidak sebanyak musim penghujan malah," ucapnya.

Kasus DBD Meningkat
Dinas Kesehatan Kota atau DKK Balikpapan mencatat kasus demam berdarah dengue atau DBD hingga minggu ke-27 di tahun 2019 mencapai 1.575 kasus.
Hal tersebut diungkapkan Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty kepada Tribunkaltim.co, Selasa (16/7/2019).