Darurat Kabut Asap
Dandim 0904/Tng Usulkan Penggunaan Dana Reboisasi untuk Pengadaan Peralatan Pemadam Karhutla
Posko kecamatan, lanjut Widya, berkantor di Kantor Kecamatan masing-masing, sedangkan Ibukota Kabupaten Paser menjadi pusat komando darurat karhutla.
Saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/9/2019), Channe bercerita jika dirinya kini tinggal di Kalimantan tengah, tepatnya di Kabupaten Barito Utara. Meski jauh dari titik api, Channe mengatakan dampak asap juga dirasakannya di Kalimantan tengah.
"Jarak pandang disini sekitar 154 meter dengan asap yang tebal tetapi semua ini merupakan asap kiriman dari daerah Palangkaraya atau Sampit karena wilayah saya tinggal hampir tidak ada gambut," ucapnya.
Kiriman asap tersebut, menurut pengakuan Channe, telah menganggu aktivitas warga sekitar dan mengakibatkan berbagai penyakit, terutama saluran pernapasan.
"Kiriman asap ini jelas menganggu aktivitas warga. Banyak yang sesak nafas, rumah tidak bisa dibuka, anak-anak tidak boleh keluar rumah. Sangat menganggu. Kita jadi susah nafas," ucapnya.
Channe juga mengatakan, bencana karhutla tak hanya menganggu warga setempat tetapi juga satwa-satwa yang tinggal di hutan.
"Sama seperti manusia, satwa-satwa ini juga berada di ujung tombak seperti manusia yang juga terkena dampak dari karhutla ini," ucapnya.
Menurutnya, jumlah satwa yang terkena dampak karhutla ini jumlahnya lebih besar daripada yang diberitakan media.
"Yang banyak diberitakan media kan hanya orang hutan. Padahal, banyak satwa-satwa liar yang kehilangan habitatnya dan mati terbakar karena karhutla ini," tambanhnya.
Penanganan karhutla Channe juga menyayangkan tidak adanya pihak yang membahas larangan api di lahan gambut.
Menurutnya, negara-negara di dunia yang memiliki masalah serupa memberlakukan larangan api di wilayah yang rentan kebakaran.
"Di negara lain barbeku pun enggak boleh kalau area tersebut rentan kebakaran, tetapi di Indonesia tidak ada pihak yang membahas hal itu," ujar Dia.
Untuk mengatasi terjadinya karhutla, Channe menyarankan agar ada pemetaan lahan gambut dan memberlakukan larangan penggunaan api di lahan gambut, terutama saat musim kemarau.
Dengan demikian, asap sekecil apapun lebih mudah dideteksi dan langsung ditangani.
Menurutnya, satu-satunya cara untuk menangani karhutla adalah saat api masih dalam skala kecil. Maka dari itu, Channe menyarankan adanya pelarangan api.
"Kalau sekarang pemadam kebakaran diturunkan saat api sudah besar atau menunggu laporan tentang titik api dari satelit. Itu sudah terlambat. Kalau gambutnya terbakar dalam skala besar itu sudah tidak ada harapn," ucapnya.