Gubernur Kaltara Irianto Lambrie Berjanji, 2 Rumah Sakit Krayan Sebuku Segera Beroperasi Tahun Ini

Dua rumah sakit ini ada di daerah Krayan dan Sebuku. Dan kabarnya lagi, ungkap Gubernur Kaltara Irianto Lambrie, ada lagi.

Editor: Budi Susilo
Tribunkaltim.co/HO Penrem091ASN
SURVEY OBP - ADirektur Topografi Angkatan Darat Brigadir Jendral TNI Ir. Asep Edi Rosidin, MDA beserta jajaran serta Jabatan Ukur dan Pemetaan Malaysia (JUPEM) beserta jajaran. Kegiatan Survey OBP (Outsanding Borrdery Problem) di Desa Aji Kuning, Sebatik, Provinsi Kalimantan Utara, Kamis (5/9/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, SEBATIK - Kali ini Kalimantan Utara sebentar lagi akan ada rumah sakit di daerah perbatasan yang segera akan beroperasional.

Lantaran akan dilengkapi beragam alat kesehatan dan ketersediaan tenaga medis yang andal. 

Tidak hanya satu rumah sakit, rencannya akan ada dua rumah sakit di kawasan perbatasan, Kalimantan Utara

Demikian disampaikan oleh Gubernur Kaltara Irianto Lambrie melalui media sosial miliknya, Instagram @irianto_lambrie yang diposting pada Jumat (20/9/2019) pagi.

Kali ini Gubernur Kaltara Irianto Lambrie bakal memastikan dua rumah sakit di daerah Nunukan, Kalimantan Utara bisa dipakai oleh masyarakat setempat. 

Dua rumah sakit ini ada di daerah Krayan dan Sebuku. Dan kabarnya lagi, ungkap Gubernur Kaltara Irianto Lambrie, juga akan ada rumah sakit beroperasi di Sebatik, Kalimantan Utara

Demikian selengkapnya, informasi yang disampaikan oleh Gubernur Kaltara Irianto Lambrie.

Alhamdulillah, usaha kita untuk bisa mengoperasikan dua rumah sakit pratama yang dibangun di wilayah perbatasan dan pedalaman akan segera terealisasi.

Insya Allah tahun depan sudah bisa digunakan.

Hal ini menyusul telah disetujuinya usulan kita untuk pengadaan alat kesehatan (Alkes) di dua rumah sakit pratama (RS) ini.

Yakni RS Pratama Krayan dan Sebuku di Kabupaten Nunukan.

Melalui APBN 2020, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 15 miliar untuk pengadaan alat kesehatan di dua RS Pratama tersebut.

Seperti yang dilaporkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Utara, saat ini,

Dinkes provinsi dan kabupaten terus berkoordinasi dengan Kemenkes sembari menunggu pemanggilan untuk memenuhi kelengkapan administrasi yang dibutuhkan serta memaparkan kondisi RS Pratama.

Apabila anggaran pengadaan alkes telah tersedia, Kemenkes berharap dapat segera dilakukan pengadaan.

Utamanya, pengadaan alkes yang benar-benar dapat dioperasikan.

Seperti radiologi, USG, alat operasi, anastesi, peralatan laboratorium dan lainnya.

Setelah alkes terpenuhi, nantinya untuk kebutuhan RS pratama akan dilanjutkan dengan pemenuhan tenaga kesehatan. Utamanya, dokter spesialis dan dokter internship.

Selain RS Pratama Krayan dan Sebuku, ada satu lagi RS Pratama yang dibangun di Kalimantan Utara.

Yakni RS Pratama Sebatik.

Untuk saat ini, RS Pratama Sebatik paling siap untuk dioperasikan karena Alkes dan tenaga kesehatannya sudah tersedia. Pengoperasiannya menanti kepastian dari pemerintah daerah setempat.

Sisi lainnya, Pemprov Kalimantan Utara rencanakan jalur kereta api nasional sepanjang 305 Kilometer, bisa perkuat keamanan perbatasan.

Pemprov Kalimantan Utara rencanakan jalur kereta api nasional sepanjang 305 Kilometer lintas provinsi Kaltim-Kaltara.

Tujuan utamanya jelas membangun konektivitas antarwilayah di Kalimantan Utara dan juga bisa memperkuat pengamanan di daerah perbatasan.

Rencana ini sudah tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kalimantan Utara Tahun 2017-2037. Dalam RTRW Kaltara tahun 2017-2037 jaringan jalur kereta api umum meliputi dua bagian.

Pertama, jaringan jalur kereta api nasional yang meliputi Tanjung Redeb (Kalimantan Timur)-Tanjung Selor-Tana Tidung-Malinau-Seimanggaris.

Kedua, jaringan jalur kereta api provinsi yang kewenangannya pembangunannya ada di tangan Pemprov Kalimantan Utara. Sedikitnya ada 10 jalur kereta api provinsi yang tercatat dalam RTRW Kalimantan Utara.

Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Utara, Taupan Majid menjelaskan, salah satu di antaranya tengah dalam tahap pembuatan dokumen perencanaan. Jalur tersebut yakni jalur kereta api Tanjung Selor-Mangkupadi di Kabupaten Bulungan.

"Kita sudah lakukan perencanaan. Bahkan sudah dibicarakan sampai di tingkat kementerian," sebut Taupan Majid, Rabu (18/9/2019).

Jalur kereta api Tanjung Selor-Mangupadi dirancang sepanjang 75 kilometer. Jalur kereta api ini diarahkan menjadi simpul Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.

"Kita ketahui bersama, bahwa kawasan industri di Tanah Kuning-Mangkupadi itu sudah menjadi proyek strategis nasional.

Dan kita harus menyiapkan simpul transportasinya sejak dari sekarang untuk kelancaran arus distribusi dari dan ke kawasan industri tersebut," ujarnya.

Berdasarkan dokumen perencanaan yang disusun Dinas Perhubungan bekerjasama dengan STTD Bekasi, koridor Tanjung Selor-Mangkupadi akan dilengkapi 6 (enam) stasiun.

Masing-masing di Tanjung Selor, Apung, Sajau Hilir, Binai, Tanah Kuning dan Mangkupadi.

Taupan Majid mengungkapkan, perencanaan pembangunan jaringan jalur kereta api memang harus dimulai sejak sekarang agar Kalimantan Utara lebih siap.

Seperti halnya jaringan kereta api Makassar - Pare-pare yang saat ini sudah berprogres fisik.

"Karena memang untuk merealisasikan rel kereta api itu relatif agak lama. Jadi kalau tidak sekarang, kita akan ketinggalan," ujarnya.

Secara pembiayaan, sebutnya, Pemprov Kalimantan Utara tidak mungkin bisa membiayai pembangunan rel kereta api Tanjung Selor - Mangkupadi dengan APBD yang relatif masih kecil.

Untuk itu sebutnya, diperlukan dukungan APBN dan atau investor.

"Tentunya kita berharap dengan kesiapan perencanaan yang kita lakukan, ada investor yang tertarik. Jadi apabila pemeintah masih terbatas anggaran, kita pancing dengan investor. Mudah-mudahan ada itu," ujarnya.

Berdasarkan kajian yang disusun Dinas Perhubungan Kalimantan Utara pembangunan rel kereta api Tanjung Selor-Mangkupadi sepanjang 75 kilometer membutuhkan dana kurang lebih Rp 6,1 triliun.

Dana sebanyak itu diperlukan untuk pembebasan lahan dan land clearing, passing track, pengadan bahan, pekerjaan jalur kerta api, pekerjaan 6 jembatan, bentang rel, fly over/underpass, pekerjaan sinyal dan telekomunikasi, pembangunan stasiun, dan pendirian Balai Yasa dan Depo.

(Tribunkaltim.co/BudiSusilo)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved